"Pelan-pelan, Jeyunnie!"
Drap
Drap
Drap
Srett...
Bruk!
"Oh, astaga..." Jaejoong hanya mendesah lelah pada posisi merangkak di sisi tangga, dilihatnya Jeyun yang membeku pada duduknya dengan pandangan terkejut ke arah pria rupawan itu "Umma tidak apa-apa~" sahutnya refleks diikuti dahi yang mengercit begitu mendapati salah satu kakinya terluka, sepertinya tergesek sesuatu ketika dirinya terjatuh barusan.
"H-hiks- Huaaaa!"
Jaejoong sigap beranjak dari posisinya begitu melihat sepasang manik musang mungil itu berkaca-kaca, dan membawa sang bayi ke dalam rengkuhannya "Ah~ Tidak perlu menangis, Yunnie-ah... apakah kau terluka?" menampilkan raut cemas begitu tangis Jeyun kian terdengar keras.
"Ppa! Ppa!" bibir mungil itu terus saja mengulang kata yang sama tanpa bisa Jaejoong mengerti. (Apayo/sakit! Umma apayo!)
Anehnya, Jaejoong merasa terenyuh. Apakah putranya menangis karena terkejut oleh tingkah cerobohnya atau Jeyun menangis karena merasa khawatir akan keadaannya? Sejenak Jaejoong tidak lagi memikirkan lukanya yang sempat terasa perih, dimana fokusnya kini sepenuhnya pada sang putra "Sungguh, umma baik-baik saja, Yunnie-ah. Lihat~ umma kuat, bukan?"
Berharap jika ucapannya dapat menenangkan si kecil, dimana sepasang mata yang telah dipenuhi air mata itu telah menatapnya dengan lekat "Ppa! Ppa?" jemari pendek dan mungil itu menunjuk kaki terbuka Jaejoong yang terluka. (Apayo! Umma, apayo?)
"Gwenchana~" sergah Jaejoong dengan raut pasti begitu mengetahui maksud Jeyun kecil, kemudian meminta Mina yang kebetulan melintas untuk mengambilkan kotak obat, membubuhkan alkohol kemudian menutupinya dengan kapas untuk menghalangi pandangan sepasang manik musang mungil itu "Lihat... umma sudah sembuh~"
Jeyun kecil membuka bibirnya terlihat kagum kemudian matanya menyipit menggemaskan dengan tawa amat riang, tak lupa kedua tangan yang bertepuk tangan antusias begitu mengetahui Jaejoong sudah menutupi lukanya "Hua~!"
"Kau sangat menggemaskan!" Jaejoong mengangkat Jeyun mungil ke dalam rengkuhannya kemudian menggoda si kecil hingga jeritannya memenuhi seluruh ruangan.
...
Jaejoong terburu-buru memasuki sebuah mobil yang telah terparkir, menghalau pandangan tiap pasang mata yang terus saja memperhatikan. Desahan lega mengalun begitu dirinya telah duduk nyaman, kemudian memperhatikan Jeyun yang terlelap di sisinya dengan nyaman pada baby seat car.
"Tidak terbagun?" Jaejoong melepaskan kacamata hitam serta maskernya dan mengusap sayang si kecil "Pipinya terasa dingin," guman Jaejoong memperhatikan pergerakan bibir mungil Jeyun yang terhalang kompeng.
Yuko yang berada pada kursi paling belakang hanya dapat memperhatikan keduanya dalam diam, hatinya selalu saja terasa hangat setiap kali melihat Jaejoong yang sangat memperhatikan Jeyun. Sepertinya Yunho adalah sosok beruntung karena dapat memiliki keduanya.
"Apakah kau sudah menghubungi Yunho jika kita akan langsung ke Gwangju?"
"Sudah, Jejung-san. Dan Yunho-san berkata akan menyusul begitu tugas beliau usai."
Jaejoong mengangguk paham, tangannya terasa gatal untuk membawa Jeyun ke dalam rengkuhan. Menimang bayi yang akan memasuki usia satu tahun itu dengan lembut sesekali mengecup pipi tembamJeyun.
.
"Apakah ini sudah bagus?"
Jaejoong memperhatikan penampilan Jihye dengan seksama, sesekali membenarkan posisi Jeyun kecil dalam gendongan ketika sesuatu menarik perhatian sepasang manik mungil itu "Kau sengaja memintanya menjadi shoulder-off?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides
FanfictionDirinya memang dikenal sebagai seorang idol senior yang berperilaku baik dan sopan serta kepekaan sosial yang tinggi. Bahkan grup yang dipimpinnya selalu dielu-elukan penggemar dan dihormati para juniornya. Banyak penghargaan dari berbagai acara tel...