Special Jung Jeyun

2.7K 293 29
                                    

Jeyun mengerutkan dahinya tak senang begitu sang umma merecokinya yang tengah menikmati tayangan kartun siangnya, namun Jeyun juga tidak bisa menghentikan pergerakan Jaejoong yang tengah mengganti busananya.

"Sebentar dulu, Jeyunnie!" ujar Jaejoong pada akhirnya yang merasa kewalahan oleh berontakan Jeyun. Mereka sudah diburu waktu penerbangan menuju Korea Selatan untuk merayakan Chuseok bersama kedua orang tuanya, namun sang putra belum sempat Jaejoong rapikan.

Memasangkan celana pendek dengan kaos tipis, mengingat cuaca yang cukup panas, tak lupa sebuah jaket agar Jeyun tidak kedinginan di atas udara nanti. Jaejoong benar-benar tidak bisa berlama-lama merapikan si kecil, lebih-lebih waktu mereka hanya tinggal dua jam.

"Jja~ Ayo kita segera pergi," Jaejoong sigap menggendong Jeyun menuju lift. Meski harus menghadapi kemarahan sang putra namun Jaejoong tidak memiliki pilihan lain.

Memasuki salah satu mobilnya, dan kembali mendengus tak percaya ketika dirinya melupakan baby seat car milik Jeyun. Terpaksa Jaejoong membiarkan Jeyun tanpa kursi khusus.

Jeyun hanya mencebil tak senang karena seatbelt yang terlalu besar itu benar-benar menghalangi pergerakannya, namun sebotol susu yang memenuhi mulutnya membuat Jeyun tidak dapat melayangkan banyak protes kepada sang umma.

"Maafkan umme, eoh?" guman Jaejoong yang mulai membawa kendaraannya keluar gedung. Menyempatkan diri untuk memasangkan Jeyun kacamata hitam begitu terik mentari menyinari keduanya, kemudian memfokuskan diri sepenuhnya pada lalu lintas yang padat.

Jika perhitungannya tidak salah, mereka akan tiba di bandara sekitar satu jam lebih lima belas menit. Berharap jika lalu lintas tidak mengalami masalah dan menghambat keduanya. Meski Jaejoong sendiri cukup sangsi.

Sesekali tatapannya terarah pada Jeyun yang terpaksa berada di samping kemudi, dimana tubuh mungil itu tenggelam diantara jok mobil dan sedikit sulit menikmati pemandangan luar jendela. Melihat Jeyun yang sama sekali terbungkam, tentu saja Jaejoong dapat memahami kekesalan si kecil yang dirasa berkali lipat daripada sebelumnya "Jeyunnie akan bertemu dengan para nuna dan Gunnie~ Apakah Jeyunnie senang?" hibur Jaejoong seraya mengenakan kacamata hitam miliknya.

"Nda."

Dan sahutan bernada datar milik Jeyun tentu saja melenyapkan senyum lebar Jaejoong, kemudian mencebil lirih "Dia benar-benar marah ternyata." guman Jaejoong tak berdaya, dimana matanya sigap mengedar ke arah pertokoan. Berusaha mencari sesuatu untuk meredakan kejengkelan sang putra.

Mengingat mereka akan melakukan penerbangan yang cukup menghabiskan waktu, yang mana bisa saja keadaan menjemukan kabin membuat emosi seorang balita kian tak terkendali dan berakhir mengalami tantrum sekaligus mengganggu penumpang lain.

Namun, sepertinya harapan Jaejoong pupus begitu melihat waktu yang terus berlalu. Terkadang Jaejoong ikut merasa stres jika keadaan Jeyun sudah buruk sejak awal. Mungkin untuk pekerjaan, Jaejoong masih dapat mengendalikannya dengan mudah namun tidak untuk situasi yang terjadi seperti saat ini.

"Jeyunnie ingin apa? Biar nanti umma meminta appa untuk mencarikannya, heum?"

Namun kebungkaman Jeyun sekaligus raut yang yang kian ditekuk milik sang putra membuat Jaejoong amat resah. Kini Jaejoong mendapat cukup banyak tekanan, baik dari situasi yang tengah berlangsung serta keadaan Jeyun.

"Baiklah, jika begitu umma ikut diam saja."

Kalimat Jaejoong benar-benar mengejutkan Jeyun, biasanya sang umma bersikeras membujuknya hingga keduanya berbagi pelukan hangat dan ciuman manis namun kenapa perkiraan Jeyun meleset? Tapi tetap saja Jeyun merasa kesal, seolah menyetujui kebungkaman mereka yang pada akhirnya menciptakan keheningan selama perjalanan selain alunan lagu anak-anak yang terus bersenandung.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang