Manik musang itu berpendar begitu memasuki kediamannya, tidak didapati keramaian seperti yang biasa terjadi ketika dirinya kembali. Suara tangis si kecil serta seruan riang sang pasangan ketika tengah bermain bersama putra mereka.
Pun begitu, hari ini terasa amat berbeda. Jauh lebih sepi dan sangat hening, tentu saja membuahkan rasa khawatir dalam dirinya. Melangkah lebih jauh untuk memeriksa beberapa ruangan yang biasa digunakan, pun tidak seorang pun terlihat di sana. Hingga sebuah langkah kaki terdengar dari lorong.
"Kau sudah kembali?"
Pertanyaan itu sempat membuatnya terkejut, lebih-lebih merasa canggung dalam sekejap. Ketika sosok rupawan yang begitu dirindukannya hanya melenggang tanpa sapaan intim seperti biasa. Ada apa sebenarnya?
Memutuskan untuk mengikuti sosok rupawan yang mengarah pada dapur dan memperhatikan pergerakan sosok itu, meraih sebuah botol dari dalam lemari pendingin kemudian langsung menggenggak air dari sana.
Sempat Yunho dibuat tak percaya oleh tingkah Jaejoong, belum lagi penampilan sang pasangan yang kini dilihatnya. Jaejoong adalah sosok yang sangat memperhatikan penampilannya, terlebih ketika hendak menyambut kedatangannya. Meski kini Jaejoong masih terlihat begitu menawan dengan sebuah kaos serta training sebagai bawahan, hanya saja terlihat ada yang salah dari raut wajah Jaejoong. Belum lagi surai yang sedikit berantakan, seolah baru saja terserang badai kecil.
"Kau ingin makan sesuatu?"
Benar, Jaejoong juga terlihat mengabaikannya. Dengar! Mengabaikannya!
"Kau baik-baik saja?"
Dan helaan napas panjang itu mengalun begitu lelah diantara bibir ranum semerah mawar milik Jaejoong. Apa yang terjadi dengan pasangan rupawannya itu sebenarnya?
"Ingin aku buatkan sesuatu?"
Lihat, Jaejoong benar-benar mengelak akan pertanyaannya. Tiba-tiba saja kini posisinya telah berada di belakang Jaejoong, merengkuh tubuh yang masih terasa berisi itu dan menghentikan pergerakan Jaejoong.
"Kau terlihat berbeda?"
Manik bulat itu terpejam, tidak menolak kecupan ringan yang menyapa lekuk hingga pipinya. Kemudian membiarkan Yunho memutar tubuhnya untuk saling berhadapan.
"Aku tidak merasakan apapun," balas Jaejoong ketika Yunho membawanya untuk menduduki salah satu kursi dekat pantry usai mematikan kompor yang sempat dinyalakannya.
"Jaejoongie, aku tahu sesuatu pasti terjadi padamu?"
Belum sempat Yunho bertanya lebih jauh, tiba-tiba saja Jaejoong sudah terlebih dulu melenggang pergi.
"Jaejoong!" mengikuti sosok rupawan itu hingga didapatinya sosok mungil telah dalam rengkuhan pria cantiknya. Menangis kuat sesekali memberontak dengan pergerakan tak terkendali.
Yunho terbungkam, tidak menyangka oleh naluri Jaejoong akan keadaan putra mereka, ketika dirinya sama sekali tidak menyadari tangis kencang itu. Belum lagi manik bulat Jaejoong yang terlihat memerah seraya terus membujuk baby Jeyun yang masih saja menangis.
"Stt... umma di sini, sayang. Kau bersama umma, tenanglah..." bisik Jaejoong yang masih terdengar Yunho.
Memperhatikan bagaimana frustasinya raut Jaejoong meski tetap memperlakukan sang bayi dengan penuh kelembutan, kening yang berkerut lelah Jaejoong pun terlihat berpikir keras- mencari jalan keluar agar dapat menenangkan sang bayi. Apakah hal ini yang membuat Jaejoong berbeda? Jaejoongnya... kelelahan?
Yunho mendekati Jaejoong, mengusap sayang surai berantakan Jaejoong untuk mendapatkan atensi dari sepasang manik bulat itu. Sedih sekali melihat kilatan hampa milik Jaejoong, kemudian mengambil alih baby Jeyun untuk direngkuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides
FanfictionDirinya memang dikenal sebagai seorang idol senior yang berperilaku baik dan sopan serta kepekaan sosial yang tinggi. Bahkan grup yang dipimpinnya selalu dielu-elukan penggemar dan dihormati para juniornya. Banyak penghargaan dari berbagai acara tel...