#7

11K 455 3
                                    

Sesungguhnya hatiku mudah goyah lalu cinta-Mu ialah alasan untukku bertahan. Hingga aku memahami bahwa dengan berharap kepada hamba-Mu akan membekaskan luka di relung hatiku

***

Ketika dendam mampu mengubah seseorang begitupun cinta mampu membutakan pemiliknya. Kecuali cinta atas dasar cinta pada Sang Pembolak balik hati Allah SWT.

Mobil warna hitam mengkilat itu melaju dengan kecepatan tinggi. Menerabas jalanan yang masih sepi. Bahkan tak nampak anak Adam melintas di jalan ini.

Dikendori dasi yang melingkar di lehernya. Wajahnya terlihat tidak nyaman. Wajahnya tak lagi berkharisma untuk ditatap. Pikirannya entah sedang dikacaukan oleh apa.

Kondisi malam semakin mencuat tak enak. Kira-kira 1 meter dari arahnya nampaknya seseorang sedang menyeberang. Dibanting saja stir mobil ke kanan. Beruntung keadaan tak ramai lalu lintas.

Dasar orang gila -pekik orang itu kesal

Mobil yang sudah berganti jalur itu diarahkan kembali ke kiri. Masih dengan kecepatan tinggi. Hingga sampailah ia di apartemen yang terlihat kumuh dan gelap. Tak ada lampu yang menyala.

Dibuka pintu mobil itu dengan kencang dan kasar. Rambutnya sudah teracak frustasi.

Kenapa kau kemari bocah sinting -ucap seorang yang tidak nampak jelas wajahnya karena tertutup hodie

Muak rasanya, aku tidak pernah mendengarkanmu -sesalnya sembari mendekat

Dia lalu tergeletak tak sadarkan diri di depan orang misterius itu.

Fariz kau memang bodoh -ucapnya mendekat

***

Harum semerbak wangi menyeruak disekitar ruangan sempit milikku sendiri. Hingga berat kuhirup oksigen bebas. Air mataku seakan hendak meringkuk menuruni pelupuk mata.

"Bang abang kuat"

Titttt...tittt

"Abang..."

Aku bahkan hendak menjauh dari alam ini. Hingga mata itu menuntunku untuk kembali. Benar dirimu, seseorang yang ditakdirkan bertemu denganku sebelum benar-benar bertemu dalam perjumpaan pertama di dunia ini.

Dan Allah SWT memberiku kesempatan kedua untuk menghirup oksigen bebas di dunia.

"Maaf maaf tidak sengaja"

Hingga aku memberanikan diri menoleh kearah suara itu. Gadis bermata sendu itu. Seseorang yang menjadi topik menarik dalam doaku setelah kedua orang tuaku. Ingin rasanya berucap lebih lama. Namun kuingat dia bukanlah siapa-siapaku. Hingga haram bagiku melakukannya.

Hingga takdir itu melabuhkan sebuah doa untuknya. Mengharap dialah tulang rusuk yang hilang dari ragaku. Dan akan menjadi pelengkap imanku.

Jadilah bidadari itu, meski aku tak akan sebaik dan sepandai Ali dalam hal memperjuangkan cintanya pada Fatimah putri baginda Rasul.

Aku harap engkaulah sesosok Fatimah itu yang dijodohkan dengan Ali. Yang cintanya tak akan diketahui oleh syaitan. Sebab keteguhan hati dan kepandaian imannya dalam menjaga cinta itu sendiri.

Assalamualaikum My Future Imam [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang