Aku adalah sesosok pria dimasa lalu yang telah menyelami kehidupan hingga menjadi pria dimasa sekarang. Sebuah perjalanan yang memakan waktu. Namun, sungguh waktu seakan berevaporasi menjadi suatu bentuk sederhana yang tidak kasat mata. Berlalu meninggalkan setiap jejakku dimasa lalu. Aku ingin memperkenalkanmu. Makmum masa depanku. Kamu tahu kini aku tengah tersenyum. Dirimu laksana candu didalam pikiranku. Selalu mengusik ruang tenangku. Setiap senyummu ialah penenang hatiku. Setiap tuturmu ibarat alunan murottal yang selalu ingin kuulangi menghafalkan dan menghayati. Sebab dengan mencintaimu aku lebih tahu cara untuk mencintai-Nya. Aku bukan seorang pria dengan puisi. Aku bahkan bukan seorang pria dengan cokelat dan bunganya. Tapi aku adalah seorang pria dengan imannya yang ditunjuk Allah SWT untuk membersamaimu.
Terkadang aku ketakutan dengan diriku sendiri. Takut-takut cintaku ini telah salah melabuh. Takut-takut cintaku padamu telah melebihi cintaku pada Allah SWT dan Rosul-Nya. Kala seperti itu aku diam mematung lalu beristighfar. Diirmu memang semacam candu yang tidak akan pernah luput hinggap di pikiranku.
Kurasa kopi ini dingin. Aku mencecapnya, sungguh nikmat sembari menatap manik mata indahmu. Kamu kini duduk disampingku mengelumkan senyum yang tertutupi oelh cadar. Kamu selalu cantik seperti itu. Hanya aku yang mampu melihat semua cantikmu. Tetaplah disampingku.
Kurasa masa lalu mengajariku. Aku tahu proses hijrah bukan hanya sekedar pemanis yang terucap. Jalan hijrah antara aku dan kamu begitu indah terbingkai. Dan yang aku pelajari darimu. Ternyata benci mampu membawamu jatuh cinta padaku. Aku kira kita hanya akan menjadi sepasang dosen dan mahasiswanya. Kiraku kamu adalah tulang rusuk dari seorang sahabatku. Aku juga terlalu lancang padanya. Mengambilmu dan juga hatimu. Meskipun aku tahu dia telah rela akan hal itu. Tapi...
Kamu masih tersenyum, seakan hendak bercerita tentang beratnya harimu. Maafkan aku duhai istri masa depanku. Aku tahu betapa lelahnya dirimu. Namun, disetiap tawa kecilmu itu acap kali banyak rahasia yang hendak kamu tutupi.
"Mas, kopinya tidak segera dihabiskan nanti keburu dingin"
"Kan ada kamu Dek, yang akan selalu menghangatkan"
Lagi-lagi aku menggodamu. Aku tahu kamu akan tidak suka dengan tingkahku seperti ini. Namun aku percaya dirimu tengah tersipu malu dibalik cadar itu. Jodoh memang selalu terkesan unik. Tentang masa lalu yang telah bertransformasi menjadi masa sekarang. Tentang aku dan kamu yang hanya dosen dan mahasiswa. Kini bertransformasi menjadi sepasang suami istri yang hanya mengharap ridho dari-Nya.
Kupegang telapak tanganmu. Ingin kusalurkan kenyamanan ini padamu. Kamu menatapku teduh. Kuharap waktu seakan berhenti sejenak. Membiarkan romansa ini tak kunjung lenyap layaknya benda padat yang hilang menyublim. Cinta itu sebuah bentuk sederhana. Namun, terkadang diri kitalah yang membuatnya seakan rumit ibarat pintalan benang kusut.
"Jangan ragu untuk tetap disampingku. Kuharap setiap langkah aku dan kamu selalu mendapat ridho dan cinta dari-Nya. Lihatlah senja disana, cintaku tidak semacam itu. Yang hanya melihat dari satu sudut yakni kecantikanmu. Senja cantik tapi dia akan cepat sirna dan lenyap. Maka aku cukup mencintaimu sebab keimananmu. Mengibaratkan mencintai senja sepanjang waktu meskipun kehadirannya tidak akan pernah nyata di retinaku. Tapi rasa itu akan tetap ada di sanubari semakin merekah dan merekah"
Kuharap kamu tidak lagi tersenyum. Aku takut aliran darahku semakin terpompa cepat hingga membuatku tak kuasa merasakan debar yang begitu tajam. Dan astaga aku menangkap dirimu kembali tersenyum.
"Assalamu'alaikum My Future Imam"
"Wa'alaikumussalam My Future Makmum. Tetaplah disampingku menua bersama. Hingga Allah SWT kembali menyatukan kita di Jannah-Nya. Meskipun kamu ialah makmumku tapi keberadaanmu selalu disampingku membersamai. Bukan dibelakangku. Sebab aku masih membutuhkanmu untuk saling belajar melengkapi ketidaksempurnaan. Belajar melengkapi iman yang belum utuh terangkai. Maukah?"
Dan kamu mengangguk. Aku bahagia. Semesta telah meridhoi setiap pertemuan ini hingga menjadikanmu halal untukku.
Happy reading extra part ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Future Imam [ SUDAH TERBIT]
SpiritualSudah Terbit✔ Sebagian part sudah dihapus Assalamu'alaikum My Future Imam Perihal jodoh. Semua tidak akan serumit apa yang ada di dalam benak kita. Seseserhana angin menggugurkan dedaunan kering. Mungkin sesederhana itu, benar kisah ini sangat seder...