#10

7.2K 337 7
                                    

Fariz mengambil handphone di saku celananya. Memastikan bahwa sahabatnya akan baik-baik saja. Tiba-tiba saja, saat hendak memanggil Fatih ada panggilan masuk. Drett...drett...

Umi Fatih

Ada apa

Dengan cekatan Fariz mengangkat panggilan masuk itu. Pikirannya kala itu masih benar-benar kalut.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam Nak Fariz, apa Fatih bersama kamu Nak"

Suara yang dirasakan oleh indera pendengaran Fariz tidak biasa. Sepertinya ada suatu hal yang penting.

"Maaf Tante Fatih sedang tidak bersama dengan saya. Saya baru saja hendak menghubunginya"

"Bawa Fatih pulang Nak"

"Memangnya ada apa Tante?"

Raut wajah Fariz seakan berubah. Kacau dan kacau. Ia segera berlari menuju mobilnya yang terparkir di parkiran kampus.

Ya Allah mengapa begitu rumit. Tenangkan hamba Ya Allah

***

Mobil hitam mengkilap itu memasuki area rumah sakit. Segera dia memarkirkan mobil miliknya itu. Dengan sigap Fatih keluar dari mobil lalu mencari bantuan.

"Tolong ada pasien"

Tidak ada sahutan disana. Terlihat keadaan rumah sakit begitu runyam. Semua orang berlarian cemas. Fatih mengacak rambutnya frustasi.

"Ada apa Mas?"

"Tolong bantu saya, ada pasien di mobil saya"

"Baik tunggu sebentar"

Gadis berkerudung putih besar itu membawa troly pasien. Dia hanya dibantu beberapa orang perawat.

"Dimana Mas"

"Disana" jawab Fatih menunjuk mobilnya

Mata gadis itu sama dengan milik Fasya. Fatih merasakan ada yang aneh diantara keduanya. Kemudian tidak menghiraukan pikiran anehnya itu.

Fasya

Gadis itu tercengang melihat adiknya terbaring lemas tak berdaya di mobil seorang pria. Benar dia Rasya.

"Kamu bawa masuk duluan pasien ini biar saya tangani"

Perawat itu membawa Fasya masuk. Sedangkan tersisa Rasya dan Fatih.

"Mengapa Anda berhenti?"

"Saya hanya ingin menanyakan sesuatu pada Anda"

"Bukankah pasien itu lebih membutuhkan Anda"

"Dia adik saya. Mengapa dia bisa seperti itu?"

"Saya akan jelaskan nanti. Apakah Anda tidak kasihan dengan adik Anda jika Anda hanya menanyakan hal konyol semacam itu disaat seperti ini"

"Hal konyol menurut Anda? Oke baiklah saya akan menagih janji Anda. Semoga adik saya akan baik-baik saja. Permisi"

Rasya berlalu meninggalkan Fatih sendiri. Sepertinya dia sudah salah paham padanya. Mungkin dia masih trauma dengan kejadian di masa lalu. Fatih masih sedikit sebal dengan pertanyaan Rasya. Bahkan untuk menyentuh Fasya dia tidak akan berani. Kecuali saat tadi ia amat terdesak.

Assalamualaikum My Future Imam [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang