#8

9.4K 354 6
                                    

Dalam harap kumenunggu
Dalam sebait doa kumerindu
Dalam setiap langkah kemenujumu
Dalam secarik kata kutuliskan diri
Dalam ruang hati kusisipkan namamu
Mengharap kau menutup celah kekosongan itu

Mengharap senyummu ialah ragaku
Mengharap rusukmu ialah rusukku yang tak sempurna
Semoga dirimu
Sebab kusandarkan segala rasa
Pada Sang Pemilik Rasa
Tak mengharap untuk segera bertemu dengan denganmu
Namun kuberharap takdirku mampu segera menujumu
Seseorang yang namanya telah bersanding dengan diriku
Di Lauhul Mahfudz

***

Entah mengapa hatiku tergetar melihat kelopak matamu. Meneduhkan. Lalu senyum yang tersungging disudut bibir ranummu. Hingga kutakmampu mengolah kosa kata untuk sekedar bertanya nama. Aku diuji ketika bertemu denganmu. Hingga ku menyadari tak sepantasnya mataku terkotori oleh pandangan yang tak halal.

Ingin langkahku kupercepat menujumu. Tapi tidak. Mengapa kau goreskan kesedihan di ekor mata berbinar milikmu. Hingga hatiku berhenti sejenak mempertanyakan. Berharap akulah pemikul kesedihanmu nanti.

"Yan, ngelamunin apa sih?"

"Astaghfirullah, nggak Tih, afwan"jawabku terkejut

Sebenarnya entah sebab apa terlintas pertama kali kumelihat sesosok gadis itu. Matanya yang membuatku tak berani meneruskan langkahku hingga kini.

"Apa mungkin gadis itu Yan"

"Iya Tih"

"Dengerin ana ya Yan, apakah kamu sudah sholat istikharah?"

"Alhamdulillah sudah Tih"

"Lalu bagaimana?"

Aku hanya diam tak berucap. Mataku masih nanar melihat pancaran ketenangan dari sahabatku yang satu ini.

"Apakah kamu yakin akan memperjuangkannya"

"Tentu saja Tih"

Fatih hanya menepuk pundakku lirih. Berlalu meninggalkanku. Hatiku semakin aneh akhir-akhir ini. Bahkan bayangan itu sudah kuhapus lama sekali. Lalu tiba-tiba ia datang menggangguku lagi. Aku takut semua ini akan membuatku berdosa.

Mungkinkah sebab gadis disana itu? Mengapa kau memiliki mata yang sama persis sepertinya? -batinku kesal

Ragaku segera kupandu untuk kembali fokus. Hingga terbesit ingatan kukemanakan tas milikku. Bahkan isinya lebih penting dari segala apapun.

Aku mencarinya disetiap sudut tempat ini. I don't find it. Sesekali kuacak rambutku frustasi.

Dimana? Mengapa aku ceroboh sekali? -batinku lagi

Mencoba untuk tetap berhuznudzon. Kukendalikan amarahku yanh tidak stabil. Hingga kupincingkan sebuah hadist pada hatiku.

Jangan marah maka bagimu surga

"Kamu itu siapa? Kenapa kamu jatuhkan barang berharga ini" pekikan menelusup hingga ke membran timfaniku

"Maaf saya tidak sengaja"

Assalamualaikum My Future Imam [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang