Hari ini aku super sibuk, seusai sekolah aku harus latihan taekwondo, setelah pulang aku harus menyelesaikan pr-pr matematika, dan ini hanya aku saja yang mendapatkan pr tambahan, rasanya mengesalkan sekali, ternyata dia sama saja dengan guru-guru lainnya, melihat angka angka saja sudah membuatku pusing, kenapa guru selalu memaksa pelajaran yang muridnya tidak suka, heuhh dasar.. tanpa sadar aku menendang kaleng dan hampir mengenai seorang anak kecil.
"Oii serem amat mukanya.." Sapa gerry semangat.
"Ya ya.. Ada apa lagi? aku lg malas bercanda" aku melangkah dengan cepat, rasanya moodku lagi malas untuk berbasa-basi, aku harus segera sampai ke tempat latihan.
"Ayoo naik sepeda aja, kita bisa lebih cepat sampai, kamu gamau dihukum sama sabeum (guru taekwondo) lagi,kan?"
Yang bener aja dibonceng sama dia, berdiri di atas sepeda itu? Aku gamau membayangkan apa kata anak anak lainnya kalo melihat kita nanti.
"Gapapa, lebih baik begitu.." jawabku kecut.
"Wah,wah.. belom kapok ya dihukum sabeum hahaha.."
Dia berlalu pergi sambil tertawa, huh apanya yang lucu sih, dasar anak aneh..
Ternyata aku masih belum terlambat, padahal tadi aku sudah berlari-lari seperti orang ngejar maling.
"Ini.." gerry menyodorkan botol minuman dingin.
"Kebetulan sekali, makasih ya!"jawabku jutek. Entah kenapa aku susah untuk ramah dengannya, padahal dia senior disini, kebetulan aku ikut taekwondo di kampus, karna disekolah tidak ada club taekwondo.
"Sama-sama.. ternyata tebakanku salah ya, atau kebetulan mungkin sabeum yang telat hahaha"
Aku langsung pergi meninggalkannya, tidak lama kemudian sabeum datang, dan senior memandu anak-anak berbaris, kami menunggu komando dari sabeum untuk pemanasan, dan pemanasan kali ini lari berputar di lapangan.
Matahari saat ini terlalu terik dan baru sekali putaran badanku langsung lemas, ini efek tadi aku berangkat lari-larian, lama lama rasanya kepalaku pusing dan badanku lunglai.. aku tidak kuat lagi, dan kemudian aku tidak ingat apa apa..
"Rin.. kamu udah sadar?" Kakiku agak sakit, aku masih setengah sadar, disampingku sudah ada sabeum menyambutku dengan wajah tersenyum.
"Iya beum.. maaf ya udah merepotkan" jawabku lesu."Tidak, tidak papa.. sebaiknya kamu banyak istirahat. Bapak salut lho sama kamu.."
"Salut..?" Aku sedikit kaget.
"Iya.. kamu sampai mau mendaftar taekwondo disini, sebegitu niat kamu pada taekwondo. Dua hari yang lalu saat hujan besar bapak lihat kamu diluar menunggu anak-anak lainnya yang gak pada datang, padahal jarak rumah kamu kesini lumayan jauh, celana kamu sampai kotor karna becek kan? tapi kamu seolah tidak peduli dan terus berjalan sampai ke tempat latihan, bapak memperhatikan kamu dari belakang, kamu semangat sekali dengan taekwondo"
"Haha iya beum.. aku pikir anak-anak lainnya juga berangkat latihan, ternyata sabeum sampai memperhatikanku ya"
"Bapak mau tanya, kenapa kamu mau ikut taekwondo?"
"Karna aku suka saat pertama kali lihat tendangan taekwondo, itu terlihat hebat! tendangan taekwondo dua kali lebih kuat dari tangan sampai bisa melumpuhkan seseorang, menurutku taekwondo hebat dalam jurus tendangan yang sesuai denganku, aku ingin bisa hebat seperti itu"
"Hahaha.. jawaban yang polos. Teruskan semangatmu nak.. tendanganmu sudah bagus dan kamu sudah sabuk hijau, kamu bisa ikut kejuaraan kalau kamu terus berlatih, tingkatkan terus ya!"
"Baik sabeum.." -aku mengacungkan jempol, dia mengacak-ngacak rambutku sambil tertawa dan berlalu pergi.
"Haii, ayo pulang, sabeum menyuruhku untuk mengantarkan mu pulang," gerry berdiri di ambang pintu, aku menggerutu dalam hati, kenapa harus dia sih..
"Kenapa diam? Tenang aja aku pakai motor heri kok bukan sepeda hehe.. jadi kamu bisa duduk" Aku berjalan mengambil tas yg tergeletak di atas meja, dengan sangat terpaksa aku harus tahan pulang bersama gerry.