7

380 8 1
                                    

"Airin kamu dari mana aja? Tadi gerry kesini loh, dia sampai nungguin kamu tp karna kamunya ga datang-datang dia langsung pulang dan nitip ini"

Mamah menyodorkan kotak  kado warna-warni dengan seikat bunga mawar dan satu batang cokelat, ngapain ya dia ngasih ini sampe nungguin aku, memangnya ada hal penting apa? Atau jangan-jangan dia mau nyatain cinta?

"Terus dia ngomong apa lagi,mah?"

"Gak ada sih, dia cuma ngobrol ngobrol aja tentang kamu"

Mamah sibuk menyiapkan makan malam tapi makan malam kali ini tidak seperti biasanya, ada daging steak dan kue bolu.

"Ayo rin makan dulu.. hari ini kamu ulang tahun kan, jadi makanan hari ini spesial" mamah tersenyum sumringah.

Aku ulang tahun?

Ya ampun berarti skrg tanggal 15 ya, aku lupa dengan ulang tahunku sendiri, pantas saja gerry kasih kado. Sebenernya aku udah kenyang karna barusan makan dengan pak alvin, tapi aku ga tega kalo harus menolak, mamah sudah repot-repot menyiapkan semua makanan ini.

Selesai makan, aku langsung mandi, dan bergegas ke kamar. Kira kira apa yang gerry kasih ya.. aku membuka pelan-pelan kertas kado itu, dan isinya ternyata hanya gantungan mutiara berwarna pink kelap kelip, di dalam kotak terselip surat,

"Airin, pasti kamu udah dengar cerita dari heri ya.. aku minta maaf pasti kamu kaget. Aku hanya suka sama kamu kok, aku gak memaksa kamu untuk pacaran denganku, aku hanya berharap hubungan kita sebagai teman tetap baik-baik aja setelah ini ya. Aku cuma bisa kasih itu karna aku bingung kasih apa lagi hehe, mudah-mudahan kamu suka ya"

Syukur deh kalau begitu, untung dia gak menyatakan cinta, aku kasihan kalau harus menolaknya.

Perhatianku teralihkan dengan kue yang pak alvin beli dan di dalamnya ada kartu ucapan bertuliskan "selamat ulang tahun!". Wah jadi dia sengaja beli kue bolu untuk memperingati ulang tahunku ya.. dan boneka doraeman itu pasti kadonya hehe.. aku harus siap kemas-kemas untuk besok, setelah selesai aku langsung terlelap tidur.

                           ****

Hooam.. di meja makan aku masih terus-terusan menguap, aku memang masih ngantuk sekali, sampai makan juga tidak berselera.

"Aku selesai.. aku langsung berangkat mah"

"Loh.. biasanya juga bersih makannya, kok tumben.." mamah melirik piringku yang masih tersisa setengah nasi goreng.

"Iya kemarin aku banyak makan dan sepertinya skrg masih kenyang deh.. aku berangkat ya.."

"Tunggu dulu, ini kamu lupa kotak bekalnya!"

"Oh iya, makasih mah.. aku berangkat, dah.."

Aku berlari keluar menuju jalan raya, angkot-angkot banyak mengetem di pinggir jalan, padahal orang-orang di dalamnya sudah penuh, sepertinya disini bukan tempat yang pas untuk menunggu ojek online, aku masih trauma pernah dimarahi tukang ojeg pangkalan dan supir angkot, karna satu tukang ojeg yg ku tolak malah datang yg lainnya berbondong-bondong mencegatku, untung ada bapak tua yang berbaik hati melerai kami saat itu. Aku segera memesan ojeg online dan menunggu di halte, sambil menunggu, masih ada waktu sebentar untuk baca komik, selang beberapa menit datang gerry dengan sepeda motor, aku masih bingung kenapa dia ada disini,

"Loh kmu ngapain disini?"

"Owalah, ternyata kamu yang pesan ya? Aku skrg kerja sebagai driver ojek, ya uangnya lumayan untuk nambah-nambah biaya kuliah hehe.."

"Oh gitu, ini motor kamu ya?"

"Bukan, ini motor pamanku kok. kalo ini motorku mungkin kemarin kamu udah naik motor ini. Yuk ah berangkat.." gerry menyodorkan helm hitam, aku menerimanya dengan sedikit canggung, mungkin dia juga begitu, terlihat dari sikapnya yang salah tingkah.

"Gimana, kamu udah menerima kado dariku kan?"

"Eum, iya, mksh.."

"Maaf ya cuma itu. Aku terkesan saat melihat gantungan itu karna warnanya yang kelap-kelip, apa kamu juga suka?"

"I-iya aku suka kok"

"Syukur kalo begitu. Apa kamu  marah sama aku?"

"Tidak kok. Bukan seperti biasanya juga aku begini ya?"

"Iya tapi biasanya kamu lebih sedikit cerewet. Aku cuma takut kamu semakin membenciku"

"Tidak papa. Kita kan hanya teman, dan dari awal juga aku memang membencimu, kamu org usil yang menyebalkan!"

"Hahaha, ternyata memang tidak marah ya, kamu sudah kembali seperti biasanya"

Tidak terasa sudah sampai di sekolah, aku menyodorkan selembar uang lima ribu, tapi dia menolak..

"Tidak papa, kamu pakai aja buat jajan"

"Apaan sih kamu.. aku akan semakin membenci kamu kalo begini. ini ambil lah, aku sudah tidak ada waktu lg, byeee..."

Aku langsung berlari, uang tadi ku taruh disakunya tanpa sempat dia bisa menolak.

Aku tau kamu pasti membutuhkannya.

Roti ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang