14

332 6 0
                                    

Tiga bulan berlalu, semenjak kejadian itu veli masih berjalan menggunakan tongkat. Dokter bilang mungkin butuh waktu lama untuk memulihkan kakinya.

Veli sepertinya sudah mulai menerima keadaannya, dia terlihat ceria seperti biasanya.

Tapi berbeda dengan keadaanku saat ini..

Akhir-akhir ini pak alvin mulai sedikit menghindar, aku tidak tau kenapa, tapi terakhir yang aku lihat dia pulang di jemput sally. Apa mungkin karna sally? Atau mereka pacaran ya.. tapi aku kurang yakin kalau pak alvin menyukai sally.

Aku bingung memikirkannya, apalagi tinggal seminggu lagi kami mulai ujian, biasanya dia mengajakku belajar bersama
tapi sekarang sudah tidak lagi,
dia hanya menambah beberapa pr matematika untukku.

"Pagi pak..." aku menyapa pak alvin yg tiba-tiba melintas didepanku, namun dia hanya tersenyum.. kenapa?

"P-paakk... tunggu" aku berlari mendekatinya.

"Eum, anu pak.. aku ingin membeli buku, apa bapak bisa mengantar,ku?"

"Aku ada urusan yang harus diselesaikan. Lain kali saja ya?"

"Oh kalau begitu aku akan menunggu dirumah. Bapak bisa menghubungiku kalau urusannya sudah selesai."

"Tapi bisa sampai malam.. lain kali saja."

"Pelajaran akan segera dimulai, aku pergi dulu.." dia berlalu meninggalkanku. Padahal tadi aku masih memutar otak, berusaha mencari alasan yang tepat.

Andai dia tau, aku benar-benar merindukannya, ingin sekali aku  berjalan berdampingan lagi, bercanda dan tertawa bersama, makan roti dibelakang sekolah..

Apa semuanya bisa terulang lagi?

Saat aku sudah lulus, apa semua hanya akan jadi kenangan? Aku tidak mau ada rasa penyesalan nantinya.. Kalau sudah begini mungkin aku nyatakan saja perasaanku, tapi saat ini bukan waktu yang tepat, berapa kalipun aku coba mendekat, dia selalu menghindar.

Tapi tadi dia bilang mau ada urusan sampai malam, kira-kira kemana ya? Bayangan sally mulai terlintas dalam pikiranku. Apa jangan-jangan mereka akan berkencan malam ini? Gawat, kalau gitu aku harus mengikuti pak alvin, aku penasaran sekali.. kalau aku langsung pulang ke rumah, pasti pikiranku tersiksa dan gak bisa tidur! Maafkan aku pak..

                           ****

Pulangnya aku mengikuti pak alvin dengan taksi. Aku pikir dia akan kemana, tapi dia hanya pulang ke rumahnya saja! Huh, kenapa mesti berbohong padaku sih.. tapi mungkin saja dia mau istirahat dulu, mungkin setelah ganti pakaian dan makan, dia akan pergi lagi? Kalau begitu aku juga harus pulang ke rumah dulu, ngambil motor lalu kembali lagi kesini, mudah-mudahan aku bisa meminjam motor scooter punya mamah, sebenarnya motor itu adalah motorku yang mamah kasih saat ulang tahunku yg ke 15, tapi aku mengalami kecelakaan dan semenjak saat itu mamah gak mengizinkanku mengendarai motor lagi.

Saat aku sampai rumah, kebetulan sekali mamah gak ada. Mamah hanya meninggalkan pesan dikertas kecil yang ditempelkan dikulkas,

"Mamah buru-buru, makanannya tinggal kamu hangatkan ya! "

Kalau begitu aku tinggal menulis pesan dikertas ini, kalau motornya akan ku pakai..

Mudah-mudahan saat pulang nanti aku gak dimarahin.

                           *****

Aku menunggu di warung kopi yang tidak jauh dari rumah pak alvin. Hanya jalan ini satunya-satunya yang bisa dilewati, jadi kalau dia pergi aku pasti bisa langsung melihatnya dari sini.

Tapi sampai matahari mulai tenggelam pak alvin belum keluar juga, sampai aku sudah menghabiskan satu mangkuk mie dan dua gelas kopi susu.. sedang apa dia sebenarnya? Apa jangan-jangan saat aku pulang ke rumah dia sudah pergi.. tiba-tiba aku melihatnya melintas menggunakan sepeda, aku segera bergegas membayar makanan, lalu pelan-pelan mengikutinya dari belakang. Aku pikir dia akan menggunakan mobil, kalau mengayuh sepedanya pelan begitu, aku jadi susah mengikutinya..

Beberapa menit kemudian, pak alvin terlihat memarkirkan sepedanya di tempat futsal. Jadi dia mau futsal ya.. kalau begitu apa yg harus ku khawatirkan lagi, apa lebih baik aku pulang saja.. Tapi setelah futsal bisa saja dia pergi lagi ke suatu tempat,kan? Lebih baik aku ikut masuk kedalam, topi dan jaket yang besar ini cukup untuk penyamaranku.

Di dalam terdapat kursi-kursi panjang dan ada beberapa org yang duduk disana, aku memilih duduk di pojok belakang. Terlihat ada beberapa teman pak alvin yang aku temui di tempat pemancingan, mereka semua sedang duduk-duduk di lapangan futsal, sepertinya tengah bercanda, aku lihat pak alvin tertawa lepas, aku jadi penasaran, apa sih yang mereka bicarakan sampai-sampai pak alvin tertawa begitu.. andai saja aku bisa membuatnya tertawa, andai saja dia ada disampingku, saat ini aku merasa sangat membutuhkannya.

Seperti tidak ada hal lain lagi yang membahagiakan untukku kecuali dia. Sepertinya aku benar-benar dibutakan oleh cinta.

2 jam berlalu, futsalnya selesai juga, sebelum dia keluar aku harus cepat-cepat pergi dulu dari sini, bisa gawat kan kalau dia sampai melihatku.. tapi sampai aku diluar, pak alvin tidak keluar-keluar juga, lebih baik aku pulang duluan saja deh..

Baru saja setengah jalan motorku sudah mogok, mana mogoknya di tengah sawah lagi, gelap tidak ada lampu.. aku langsung duduk bersender dipohon, kebingungan.

Aku gak tau gimana cara membetulkannya, mamah sampai miskol dua kali, aku harus segera pulang, tapi gimana caranya, mana mungkin aku dorong motor ini sampai rumah..

"Sedang apa disini?"

Tiba-tiba pak alvin sudah ada dibelakangku, aku tidak menyadari kedatangannya karna dia menggunakan sepeda.

"Eh bapak.. ini motorku mogok"

Dia mulai mengecek motorku,

"Kamu pulang saja. Aku akan menelpon tukang bengkel untuk membetulkannya. Kalau kamu menunggu akan lama, besok motornya akan kuantarkan kerumahmu"

"Hah.. kira-kira berapa lama? Aku tidak mungkin meninggalkan motor ini, aku takut dimarahin mamah"

"Aku tidak tau berapa lamanya. Kalau kamu mau menunggu, lebih baik telpon mamahmu dulu, kasih tau kalau motornya mogok dan sedang dibetulkan"

"Ya, kalau begitu aku tlp mamah dulu.."

Untung setelah kuberitahu, mamah mulai mengerti.

Kami berdua duduk bersender di pohon, tadinya suasana disini menyeramkan, tapi saat pak alvin datang, kenapa jadi romantis gini, hihi.. 

Diseberang sawah terlihat lampu-lampu kota, dan kunang-kunang bertebaran disekitar.

Kami hanya terdiam memandangi pemandangan itu, ya tidak papa, cukup begini saja membuatku tenang bila berada disisinya.

Selang beberapa menit kemudian motornya sudah selesai di
perbaiki, padahal aku harap bisa lebih lama disini..

Roti ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang