16

332 8 0
                                    

Bodoh! Untuk apa aku tadi menangis di depannya. Tapi sampai sekarang pun aku tidak bisa berhenti menangis. Aku sudah pernah di tinggal mantanku dulu kok.. walaupun sulit, seiring waktu aku pasti bisa melupakannya juga.

****

Hari ini aku berangkat latihan dengan semangat campur emosi.
Rasanya aku tidak sabar untuk menendang-nendang samsak, kebetulan di tempat latihan disediakan samsak juga.

"Semangat sekali menendangnya.." tiba-tiba gerry muncul dengan cengengesan.

"Ya aku memang sedang semangat menendang! Jangan sampai tendanganku ini sampai mengenai mukamu yg menyebalkan itu.."

"Ckck.. lagi emosi kayanya nih, aku jadi takut"

"Kalau takut jauh-jauh sanah..! Aku juga muak melihatmu"

"Ah, jahat sekali. Padahal aku sudah berbaik hati membelikan susu soda kesukaanmu, tapi kalau gak mau, yasudah deh ku minum aja"

"Mana susunya, berikan padaku.. kebetulan aku haus sekali dan malas keluar"

"Kalau mau, sini dong.." gerry menepuk-nepuk lantai, menyuruhku duduk disampingnya.

"Memangnya ada apa,rin? Aku jadi penasaran.."

"Apa urusanmu, mau tau aja!"

"Hei hei, jahat sekali.. apa itu balasan dari susu soda yg aku kasih"

"Tenang saja, aku punya roti goreng manis, kamu boleh memakannya juga.." aku melahap satu potong roti sambil menyodorkan kotak bekal padanya.

"Wah terimakasih, ternyata kamu baik juga ya, hehe"

Roti ini seharusnya untuk pak alvin, belum sempat aku berikan karna aku langsung meninggalkannya tadi.

Tiba-tiba saja hp ku berdering, telepon dari nomer yang tak di kenal, siapa ya?

"Halo.. siapa ini?"

"Ya, halo airin.. ini aku sally, apa kamu punya waktu? Aku ingin bertemu denganmu"

"Bertemu denganku? Memangnya ada apa?"

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Bisa bertemu di rumah mu,tidak?"

"Hmm, baiklah.. aku sedang latihan taekwondo, sebentar lagi juga pulang, kalau sudah sampai rumah nanti ku hubungi lagi."

"Okee.. aku tunggu."

Hmm ada apa ya? Tumben sekali wanita jutek itu ingin bertemu denganku. Ini pasti ada hubungannya dengan pak alvin.

Sesampainya di rumah, aku kaget melihat sally sudah lebih dulu datang ke rumahku. Dia sedang menunggu didepan rumah dengan mobil merahnya.

"Hei, kau ini kenapa sih? Aku kan sudah bilang tunggu aku sampai rumah dulu, nanti jg ku kabarin,kan.."

"Habisnya kamu lama sekali,sih.."

"Terus kenapa kamu gak nunggu di dalam aja?"

"Sudah aku ketuk pintu berkali-kali tapi tidak ada jawaban, sepertinya ibu mu sedang tidak ada dirumah."

Memang kadang jam segini biasanya mamah pergi mengantarkan barang, jadi aku selalu membawa kunci duplikat.

"Ayo, masuklah.."

Aku mempersilahkan sally masuk, dia langsung menghempaskan diri disofa, lalu mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka dan mengelap mukanya dengan tisu. Sepertinya dia kepanasan.

"Ini es jeruk, minumlah.." Aku menyodorkan segelas es jeruk padanya.

"Wah, maaf ya jadi merepotkan gini.."

"Memang merepotkan! Niatnya kan aku mau mandi dulu, istirahat dulu, eh km malah langsung datang kesini"

"Hehe.. iya, iya, maaf deh"

"Jadi ada perlu apa denganku? Apa ada hubungannya dengan pak alvin?"

"Iya betul.. jadi akhir-akhir ini aku tidak bisa menghubunginya, entah dia sibuk atau menghindar. Tadinya aku hanya ingin minta maaf, mungkin dia marah padaku karna aku selalu memaksanya utk berpacaran denganku. Aku menyesal dengan sikapku itu, tapi ternyata bukan itu masalahnya.."

Dia menghela nafas sesaat..

"Kemarin aku menanyakan pada fedrik, ternyata alvin akan pindah kerja ke luar kota dengan seorang wanita.. dan katanya dia melihat alvin selalu membawa wanita itu kemana-mana! huh, tidak adil sekali bukan.. aku merasa cemburu"

"Jadi apa benar wanita itu pacarnya???" Aku bertanya penasaran.

"Saat aku memaksa bertanya padanya, alvin hanya menjawab wanita itu hanya sebatas teman kerja"

"Teman kerja tapi selalu di bawa kemana-mana sudah seperti pacar saja,bukan..?"

Aku hanya mengangguk-ngangguk.

"Iya, denganku juga pak alvin menghindar. Padahal aku sudah menyatakan cinta tapi jawabannya dia bilang, tidak akan pacaran dengan siapapun"

"Haa.. benarkah??? Tega sekali dia berkata seperti itu.."

"Iya, aku juga tidak mengerti"

"Iya benar! Aneh kan si alvin itu, giliran dengan teman kerja boleh dekat tapi dengan kita-kita yang sudah jadi teman dekatnya lebih dulu, malah menghindar.."

"Dengan fedrik dan yg lainnya pun dia menghindar. Aku harap dia tidak bersikap sedingin itu. Bagaimana kalau kita rencanakan sesuatu untuk perpisahan??"

"Maksudnya..?"

"Iya seperti acara di laut, untuk mengembalikan suasana lagi seperti dulu"

"Mengajak pak alvin ke laut saat dia mencoba menghindari kita, rasanya tidak mungkin.."

"Ya memang tidak mungkin, tapi kalau kita manfaatkan wanita itu mungkin saja! Ya,kan..?"

"Aku sebenarnya benci dengan wanita itu, tapi demi alvin mungkin aku akan berbaik hati padanya. Aku akan coba mendekatinya lalu menyuruhnya untuk mengadakan acara perpisahan dilaut, bagaimana menurutmu..?"

"Ya ide yang cukup bagus, tapi itupun kalau berhasil.."

"Kau ini orangnya pesimis sekali,ya.. pokoknya harus berhasil!"

"Tapi setelah mengadakan acara perpisahan, itu tidak akan menjamin dia bisa seperti dulu lagi, dia tetap akan pindah dan melupakan kita semua lalu berpacaran dengan wanita itu" Lagi-lagi tanpa sadar mataku sudah basah.

"Hei nak, tenanglah.. kau juga menyukainya,bukan..? Kalau kau menyukainya kau juga harus berjuang.. ayo, kita bersaing mendapatkan pak alvin! Kita harus tetap semangat, kalau kita putus asa begitu saja, wanita itu akan senang.. lagi pula kamu juga tidak kalah cantik kok dengan wanita itu.."

"Hah,benarkah? Kamu hanya berpura-pura baik di depanku,kan.."

"Hei.. aku berkata jujur! Kamu ini apa adanya dan org yg tulus. Kecantikanmu ada pada kepribadianmu tau!"

"Hehe, benarkah?? Kamu juga cantik, walaupun jutek dan egois, tapi kecantikan mu ada pada.."

Aku berpikir sesaat karna tidak menemukan jawabannya.

"Pada apaa??? Kenapa kau ragu sekali bilang aku cantik,huh.."

"Ada pada rambutmu yg kerinting indah, dan kamu modis, stylish! Kamu juga sexy hehe.."

"Sudahlah tidah usah dilanjutkan.. aku tau kok, aku memang cantik."

"Yasudah aku pulang dulu ya.. nanti akan ku kabari lagi rencana selanjutnya"

Dia beranjak berdiri lalu mengecup pipiku kanan-kiri, hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya.

Aku tidak menyangka bisa dekat dengan wanita jutek itu,

Walaupun hanya sedikit, mungkin aku sudah dapat menemukan sisi baik orang lain.

Roti ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang