Ending

637 17 1
                                    

30 juli 2017.

Aku membulak-balikan badan didepan kaca, aku sudah mempersiapkan diri untuk bertemu pak alvin hari ini.

Setelah penantian slama dua tahun, akhirnya hari ini datang juga. Entah apa lagi yang ku harapkan padanya, dia sudah menolak ku, tapi perasaanku tidak bisa berubah begitu saja. Slama ini tidak ada lelaki lain yang menarik perhatianku, adapun hanya sebentar, setelah itu menghilang lagi.

"Airiinn, veli datang nih.." sayup-sayup terdengar suara mamah dari bawah. Aku langsung bergegas turun, kenapa dia ada disini?

"Woww, sudah cantik rupanya.."
ujar veli sambil memperhatikanku dari atas sampai bawah.

"Ke-kenapa kau kesini? Emangnya ada perlu apa?"

"Haa.. memangnya sally tidak memberitahu? Aku kan disuruh dia untuk jemput kamu, katanya kita akan bertemu pak alvin?"

Sialan dia.. rupanya dia sengaja tidak memberiku ruang dengan pak alvin. Aku pikir kita hanya akan bertemu berdua saja, rupanya dia sudah tau kedatangan pak alvin dan merencanakan semua ini.

                     
                           ******

Sally bilang kita ketemuan dirumah angga. Sesampai dirumahnya, semua sudah ramai berkumpul disana. Ada fedrik dkk dan sally tentunya, hanya aku dan veli yang datang terlambat.

"Ckck.. dua bocah ini lamban sekali, ya" ujar sally.

"Hei apa kabar airin.." pak alvin langsung memelukku. Kenapa dia? Padahal biasanya dia cuek dan dingin.

"Ehem.." sally langsung berdeham membuyarkan suasana.

"E-eh maaf.. aku hanya spontan. Sudah lama ya tidak bertemu, gimana kuliahmu airin?"

"Ee.. ya sama seperti biasanya, tidak ada yg special kok, hehe"

"Ini kue buatmu, aku sudah menyisakannya.."

"Terimakasih.."

"Apa kau masih ingat sungai dibelakang sekolah?"

"Ya, tentu saja. Memangnya kenapa?"

"Aku suka tertawa sendiri kalau ingat kamu jatuh dari sungai itu, hahaha"

"M-memangnya aku pernah jatuh ke sungai,ya..? Aku tidak ingat."

"Iya. Waktu itu km sedang makan kue dan kuenya jatuh ke sungai, sudah tau jatuh kamu malah berusaha mengambilnya, akhirnya km jadi basah kuyup kan, wkwk"

Sebenarnya aku ingat, saat itu aku sedang haid, dan aku baru menyadarinya saat lenganku tidak sengaja menempel pada noda darah di belakang rok, karna panik aku spontan menjatuhkan diri ke dalam sungai, bodohnya aku saat itu..

"Wah, benarkah..??" rupanya adit dari tadi menguping di sebelah pak alvin.

"A-aku tidak ingat kok.. sudahlah gak usah dibahas, itu kan sudah lama"

"Ngomong-ngomong soal sungai, aku jadi ingat, dulu kan saat sedang mancing alvin pernah di godain bences yg lagi ngamen, hahaha.." ujar adit dengan tertawa.

"Oh, iya,iya! Aku ingat.. bences itu sampai grepe-grepe alvin ya hahaha" ujar angga disusul yang lain dengan tertawa.

"Gimana alvin, apa kamu ngerasa sange waktu anu mu di pegang-pegang" ujar angga genit sambil mencolek alvin.

"Sialan kau.. aku masih normal kali! bukannya itu kamu, yang punya penyakit penyimpangan sexual ya.. sama bences juga pasti mau saja, kan.."

"Idih najis.. gua juga masih normal kalee..""

"Oia sally, karna alvin sudah menolakmu berkali-kali, bagaimana dengan om-ku saja. Dia duda loh, wanita seleranya itu yang seperti kamu" ujar angga dengan cekikikan.

"Idih.. sialan lu jodohin gua sama om-om. Selera gw juga tinggi, sori ya.."

Tiba-tiba veli minta di antar ke toilet, tidak lama kemudian setelah selesai, aku melihat dari raut mukanya sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu.

"Ada apa?" tanyaku penasaran.

"Sebenarnya kalau di lihat-lihat pak alvin ganteng juga, ya.. sepertinya aku mulai menyukainya"

"A-apaa...?! Gimana dengan felix, bukannya kamu menyukai dia,kan?"

"Aku sudah putus asa dengan felix. Emangnya kamu gatau ya, waktu kelulusan kan felix sudah menyatakan cinta pada elia dan dia jg menerimanya"

"Haah, benarkah.. aku sampai tidak tau"

"Iya. Emm.. jadi kalau kamu tidak keberatan, bisa tidak kamu kasih tau pada pak alvin kalau aku menyukainya? Tapi jangan kasih tau dari aku, ceritakan saja seperti biasa.."

"Eh, eumm, gimana,ya.."

"Kenapa? Kamu kan dekat dengan pak alvin.. apa kamu ngerasa ga enak sama sally?"

"Bu-bukan begitu.."

"Maaf veli, tapi aku sudah lama menyukai seseorang dan seseorang itu juga sudah lama menungguku.. benarkan,airin?"-tiba-tiba pak alvin datang dengan wajah tersenyum, sepertinya dia sudah lama mendengar percakapan kami berdua.

"Maksud bapak..?" ujar veli dengan ekspresi kaget.

"A-apa kalian...??" veli melirik aku dan pak alvin.

"Iya. Kami sudah lama saling menyukai, benarkan airin.."

Aku merasa gugup sekali, disatu sisi aku merasa senang dengan pernyataan pak alvin tapi aku gak tega juga pada veli.

"I-iya.." jawab aku dengan kaku.

"O-oh begitu ya, hahaha.. kenapa kamu gak bilang? Pantas saja keliatannya kalian dekat sekali.. Tenang saja airin, aku baru menyukainya kok, tidak akan ku lanjutkan lagi. Longlast ya utk kalian.."

"Hei, kalian sedang apa berkumpul disini?" tiba-tiba sally datang.

"Velii, katanya fedrik minta diantar ke minimarket tuh.. sepertinya dia menyukaimu" ujar sally.

"Eum, aku pamit dulu ya hehe.." veli berkata dengan sedikit tersipu malu, sally langsung menariknya keluar.

"Jadi gimana dengan pernyataanku tadi, apa kamu mau menerimaku?" ujar pak alvin mengalihkan pandangan padaku.

"E-eh.. kok mendadak gini?? Bukannya waktu itu pak alvin menolak-ku?"

"Ya, karna ku pikir saat itu bukanlah waktu yang tepat. Aku juga memikirkan kedepannya. Kalau kita pacaran saat itu, mungkin kamu gak akan sanggup ldr-an, aku hanya ingin kamu terbiasa dulu hidup tanpa aku, jadi kamu juga bisa fokus memikirkan hal lainnya seperti kuliah"

Jadi dia berpikir sampai sejauh itu.

"Ba-baiklah aku terima.." jawab aku dengan sedikit canggung.

Pak alvin tersenyum lalu memeluk-ku, dia membisikkan sesuatu, "terimakasih telah menungguku"

"Cie,cie.. ada yang baru jadian,nih.." tiba-tiba sudah ada angga berdiri sambil menyilangkan tangan di dadanya.

Entah sudah berapa lama dia berdiri disitu, tidak lama sally muncul dibelakangnya.

"Hei, aku juga dengar tau! Alvin, kau tega sekali padaku.. sampai kapanpun aku gak akan terima kalau kalian jadian!"

"Tenanglah sally, lebih baik kau dengan om-ku saja. Dia sudah menunggumu dikamar, ayo kuantarkan.." angga menyeret sally keluar.

Aku dan pak alvin hanya tertawa..

                            END

------------------------------------------------------

Akhirnya selesai juga cerita sederhana ini hehe..
Cerita ini dibuat tanpa direncanakan, alias asal tulis aja, walaupun sebagian ada kisah nyatanya juga. Karna sebenarnya saya juga suka sama cowok yang lebih tua makanya kepikiran buat tokoh si alvin ini dan kenapa judulnya roti manis, karna saya suka roti dan kue-kue manis hehe.

Jgn lupa vote dan komen ya😉

Roti ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang