8

400 7 0
                                    

Dikelas anak-anak sudah pada ribut, ada yang gitar-gitaran, ada yang hanya sekadar ngobrol, ada yang bahas baju diskonan, bahkan ada yang terlelap tidur.

"Airin kamu masuk kelompok mana?" tanya evelyn saat menghampiriku. Aku sampai lupa, kemarin aku langsung pulang sebelum sempat membahas ini dengan teman-teman lainnya.

"Eh aku belum masuk kelompok nih, aku boleh masuk kelompok kamu?"

"Wah sorry, kelompok ku sudah pas lima orang"

Aduh aku harus ikut dengan kelompok mana nih.. tiba tiba aku melihat elia melintas didepanku,

"Eh eliaa tungguu.."

"Ya, ada apa?"

"Aku ikut kelompok kamu ya,ya? Please.."

"Kelompok ku sudah terkumpul lima orang" ya aku tau, anak itu pasti sudah di ajak teman lainnya yang sesama pintar, dia kan bergabung dengan club anak di atas rata-rata.

Tiba-tiba veli datang menghampiriku,

"Haaii haaii.. airin gabung yuk dengan kelompok ku, kami kekurangan satu orang loohh"

Hah, anak itu kan si cerewet yang ceroboh, anak itu selalu tertawa dengan nada suara yang keras, dan kalau bicara kadang tiada hentinya. Belum aku jawab dia sudah menarikku bergabung dengan kelompoknya yang sudah berkumpul disana. Ada yongki anak usil yg menyebalkan, ada frans, si jutek yang bicaranya ketus, dan kevin anak yang kalem tapi juga sedikit humoris, sepertinya hanya dia satu-satunya orang waras disini, dia juga lumayan pintar, kenapa dia bisa bergabung dengan kelompok ini ya,

"Kamu kenapa bisa bergabung dengan kelompok ini?" Tanyaku berbisik penasaran.

"Eh aku juga tidak tau.. tiba-tiba veli memaksaku bergabung, dan kebetulan kelompok lainnya juga sudah penuh" Wah pantas saja..

Kami berkumpul di lapangan menunggu bus yang akan datang, veli tiada hentinya bicara tentang apa yang akan di lakukannya dihutan, rasanya tidak ada yang peduli dengan itu deh..

"Heyy kenapa kalian diam saja, bukannya menyenangkan kalau kita buat barbeque dan membakar petasan juga mandi dipemandian air panas, iya benarkan..?"

"Tidak ada hal semacam itu di hutan! Lagian kita kan harus membuat catatan selama dihutan mana mungkin bisa bersenang-senang" jawab frans ketus seperti biasanya.

"Ah kau ini terlalu serius frans.. memangnya kenapa kalo kita sedikit bersenang-senang? Kau takut dihukum ya? hahaha.. bagiku itu hal yg biasa" yongki menimpali dengan tertawa.

"Maaf, jangan ajak aku untuk dihukum bersamamu" jawab frans.

Tidak lama bus datang dan pelan pelan berhenti di lapangan, pak alvin mengabsen semua anak, dan setelah memberi instruksi, anak-anak masuk bus satu persatu dan mulai berangkat.

Perjalanan memakan waktu tiga jam, kami akan menginap disebuah villa yang cukup besar dan bisa menampung semua murid. Ternyata memang benar kata veli, tidak jauh dari villa terdapat wisata pemandian air panas, di papan iklan besar tertulis macam-macam paket promosi, bahkan ada paket pemandian out door yang hanya bisa dipesan khusus jam malam.

"Wah wah.. benar kataku,kan!
Membayangkan bisa mandi di alam terbuka sambil melihat bintang-bintang, ah itu pasti menyenangkan sekali, bagaimana kalau kita kesana? Lagipula ini paket terbatas, kita bisa memesannya dari sekarang sebelum orang lain mengambilnya!"

"Itu ide bagus.. aku setuju, kapan lagi kita bisa senang-senang, mumpung sedang berada disini, iya kan.." sahut yongki dengan semangat.

"Aku sih ikutan aja.." ujar kevin santai.

"Aku tidak maaf" timpal frans.

"Yang benar?? Apa kamu tidak takut berada di kamar sendirian, gosipnya villa itu angker loh.."
yongki berusaha menakut-nakuti.

"Ti-tidak kok!" Jawab frans ragu-ragu.

"Tinggal kmu saja rin yg belom jawab, mau ikut tidak?" Tanya kevin.

"I-iya, baiklah aku ikut.."

Malamnya kami sudah bersiap-siap. Kamar kami satu ruangan terbagi dua seperti paviliun, kamar sebelah kiri adalah kamar ku dengan veli sedangkan sebelah kanan kamar yongki, frans dan kevin. Kami semua sudah siap berangkat kecuali frans,

"Apa kau yakin tidak akan bosan disini sendirian?" Tanya kevin.

"Biarkan saja dia ketakutan sendiri, ayo berangkat.." ajak yongki

"Tu-tunggu, aku ikut.." tiba-tiba frans berubah pikiran.

Akhirnya kami berlima berangkat dengan sembunyi-sembunyi. Saat sudah berada diluar villa kami semua lega, akhirnya bisa lolos juga. Sesampainya di pemandian yongki langsung menceburkan diri ke dalam air, aku menyusul dengan yang lainnya. Udara yang dingin bercampur air hangat, dengan langit yang bertabur bintang, ah indahnya.. veli menyodorkan pocky kepadaku, masih sempat-sempatnya dia membawa makanan kesini, bukannya itu dilarang ya..

"Hei tinggal makan barbeque nih.. tapi sayang sekali kita tidak punya peralatannya" veli berbicara sambil mengunyah makanannya.

Kevin mengeryit heran, "bukannya barbeque itu bisa dimasak di restoran ya..?"

Veli menggelengkan kepala,
"Tidak, itu tidak enak.. lebih enak masak sendiri lebih santai dan kita juga bisa memilih tempat di alam terbuka, sensasinya berbeda bukan.."

"Tapi mandi di air panas juga sudah cukup bagiku," aku ikut menimpali.

Sedangkan frans dan yongki terlihat sedang memperdebatkan sesuatu,

"Ada apa?" tanyaku.

Yongki menjawab duluan,
"Anak ini bodoh, dia bilang tadi dia keluar sebentar untuk membeli sesuatu, dan saat dia hendak kembali kesini pak alvin melihatnya dan dia langsung berlari"

"Habislah kita.." kevin merasa ketakutan.

"Ki-kita kan bisa memberi alasan habis membeli sesuatu" veli mencoba menenangkan.

"Kalau dia tidak percaya, gimana?" frans merasa ragu.

"Kita tetap harus pulang. Apapun hukumannya kita hadapi saja, mau gimana lagi" jawab nyongki sambil menggaruk-garukkan kepala.

Malam itu akhirnya kami pulang dengan segala pertanyaan dibenak kami, apa yang akan terjadi selanjutkan?

Roti ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang