Umji membawakan nampan berisi minuman sirup orange untuk disajikan pada woojin. Ia sudah mengganti kimono handuknya dengan pakaian nyaman khas rumahan. Kaos oblong warna putih kebesaran dan hotpants warna hitam melekat pas ditubuh mungilnya.
"Jadi masih mau menyebutku anak kecil?.."
Woojin meneguk minumannya, lalu menatap umji dengan seksama.
"Noona memang seperti anak kecil.."
Umji menghela nafas. "Niatanmu kemari mau apa sih? Mengataiku penipu atau anak kecil lagi? Dan oh iya-- berdiri dari duduknya untuk masuk kedalam kamarnya meninggalkan woojin diruang tamu sendirian.
Woojin mengernyit. "Kenapa dia masuk kamar?.." matanya membulat. "Jangan-jangan-- wah. Noona itu agresif juga ternyata.." ucapnya tidak percaya.
Tak berapa lama umji kembali dan membawa beberapa lembar uang pemberian woojin dikafe tadi.
"Ini, kukembalikan padamu.." menaruhnya diatas meja.
Ah.ternyata dia mengambil ini.. yah!
"Kenapa dikembalikan? Kurang banyak ya uangnya?.."
Umji ingin menggeram saat ini, namun dirinya tidak boleh berlaku seperti itu. Jadi secara susah payah, ia menahan dirinya sendiri untuk tidak menggeram kesal didepan bocah ini, alhasil umji hanya menunjukkan senyum paksanya.
"Woojin, kukembalikan uangmu karena aku tak membutuhkannya. Jadi, ambil uangmu.."
Woojin menarik kedua alisnya keatas, "noona yakin?.."
"Oh tentu saja.."
Woojin mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya dan mengambil beberapa lembar uang lagi lalu ditaruh disamping uang tadi.
"Ini aku tambahkan untuk noona.."
"Apa? Hey!.." menghela nafas. "Maksudmu apa?.."
"Pantang bagiku menerima kembali uang yang kuberikan pada orang lain. Jadi sebagai pembuang sial, kutambahkan lagi agar nona mau menerimanya.."
"Hey. Kau pikir aku ini apa?.."
Woojin menyentuh bahu umji. "Noona mungil, tidak baik menolak pemberian orang lain, nanti bisa menghambat keberuntungan. Jadi, terima ya untuk beli permen.." berdiri dari duduknya.
"Aku pulang ya, sudah malam. Oh iya, besok jangan lupa lesnya ya.."
Umji menatap woojin tidak percaya. "Hey. Ambil uangmu.." teriak umji kesal. DiriNya sudah tidak sanggup membendung kekesalannya yang sudah ditahannya sejak tadi pada lelaki itu.
"Noona, kau tidak boleh menolak pemberian itu. Hari ini uang cashku hanya segitu, besok pasti aku akan bawa lebih banyak uang cash.."
"Apa? Hey. Kau pikir aku wanita apa? Aku tak butuh uangmu bocahhhhh!!!!!!!.."
Woojin berdecak. "Noona mungil, seharusnya kau mengaca. Yang kelihatan bocah itu noona, bukan aku.."
"Pergi dari apartemenku!!..."
Woojin menggelengkan kepalanya, "memang sedari tadi aku juga mau pergi tapi ditahan terus sama noona.."
"Aku tak menahanmu!.."
"Jika noona tidak kekeuh mengembalikan uang itu, mungkin sedari tadi aku juga sudah pergi. Noona, jangan lupa besok ya.."
Umji memejamkan matanya kesal dan langsung membuka pintu untuk jalan keluar lelaki itu.
"Silahkan keluar.."
"Eyy. Noona mungil sangat baik dan sopan karena mau membukakan pintu tamu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Completed)I Love You, Noona | Umji x Woojin
FanfictionKim umji menerima sampingan kerja dengan gaji lumayan disela-selanya kuliah sebagai guru les. semua berjalan dengan baik disaat ia harus mengajar siswa SMA yang mendaftar padanya, namun tiba-tiba semua yang awalnya baik-baik saja berubah menjadi rum...