_______20

456 65 13
                                    

apakah kau sudah memantau pergerakannya?" Ucap gadis itu lewat saluran telepon.

"Sudah nona sohye, kami sudah mengawasinya seharian penuh dan sekarang dia baru saja diantar pulang tuan woojin ke apartemennya."

Sohye nampak mengeratkan genggaman ponsel ditangannya, mendengar woojin tengah bersama wanita itu, hatinya memanas.

"Oke, pokoknya besok kau harus melakukan tugasmu dengan baik."

"Baik nona sohye, percayakan semuanya padaku."

Dan sambungan telepon itu tertutup, sohye masih merasakan kekekasaln yang sangat amat luar biasa didalam dirinya. Ia tidak rela woojin bersama wanita itu. Jadi, ia sudah memutuskan. Woojin hanya akan menjadi miliknya untuk selamanya dengan cara apapun termasuk menyingkirkan wanita bernama umji itu.

******

Mau ku jemput?

Umji baru saja membaca pesan masuk didalam ponselnya. Ia tersenyum woojin pagi-pagi begini sudah menawarkan tumpangan gratis untuknya. Memang pacar yang baik.

Tapi, sepertinya ia tidak bisa menyetujui tawaran lelaki itu karena sebelum berangkat kuliah, ia harus menemui salah satu murid lesnya.

Alhasil, ia pun membalas pesan kepada woojin berisi tolakan penawaran yang sangat menggiurkan itu.

Maaf, sayang. Hari ini aku berangkat sendiri saja, soalnya sudah ada janji.

Umji pikir, setelah ia membalas pesan itu chat antara mereka akan berakhir, tapi pada nyatanya woojin membalas pesannya dengan cepat dan akhirnya mau tidak mau chat harus tetap berlanjut.

Dengan siapa? Lelaki lain? Tidak bisa, aku ikut.

Umji terkekeh membaca balasan chat woojin. Sangat terkesan posesif. Jujur saja, semenjak berpacaran dengan lelaki itu, umji baru tahu jika seorang woojin ternyata sangat posesif kepada kekasihnya.

Ia pikir, gaya berpacaran woojin sangatlah cuek. Tapi pada nyatanya tidak begitu.

Iya, dia lelaki. Tapi murid lesku. Tidak. Kau tidak boleh ikut, ini privasi.

Mungkin woojin akan mengerti dengan penjelasannya, jadi ia pun berniat memasukkan ponselnya ke dalam tasnya namun tiba-tiba terdengar nada dering berbunyi keras dan tertera nama my love❤ dilayar ponsel.

"Astaga, yang benar saja. Apakah penjelasanku kurang jelas?" Ucap umji tak percaya karena woojin menelponnya.

"Halo?"

*****



"Sampai sejauh ini, kau sudah paham kan, jaemin?" Tanya umji kepada murid lesnya itu.

Lelaki bernama jaemin itu mengangguk, "sudah noona, terima kasih."

Umji mengangguk, "jika kau butuh bantuan untuk mengerjakan soal lagi, beri tahu aku."

Jaemin membalas dengan anggukan, "aku mengerti, noona. Maaf sudah menganggu hari pagimu. Apakah kau tidak ada jadwal kuliah hari ini?"

Umji tersenyum, "tidak apa-apa. Hmm, ada. Setelah dari sini, aku langsung berangkat ke kampus."

Jaemin beroh ria, "oh oke, sekali lagi terima kasih noona."

Setelah berbasa basi dengan jaemin, umji pamit untuk pergi karena ia harus cepat bergegas pergi ke kampus.

Ya, setelah beradu argumen dengan woojim tadi pagi. Akhirnya ia bisa berangkat sendiri tanpa diantar lelaki itu yang sebenarnya memaksanya untuk ikut.

Dan ia pun bersikeras menolak lelaki itu untuk ikut, masalahnya kegiatan les yang dilakukannya dengan muridnya yang lain adalah private.

Bukannya mengarah ke negatif, tapi ini untuk kepentingan si murid masing-masing agar bisa terfokus mengikuti lesnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan kelasnya dimulai pukul 11. Kurang satu jam lagi dan sepertinya ia berjalan kaki saja ke kampus, karena jaraknya lumayan dekat dari kafe tempat pertemuannya dengan jaemin.

Ia pun mulai berjalan kaki menyusuri jalanan trotoar yang juga dilalui beberapa orang. Di korea memang kebanyakan orang lebih memilih berjalan kaki menuju tempat tujuannya seperti sekolah ataupun tempat kerja,.namun tak jarang ada yang naik transportasi umum ataupun kendaraan pribadi.

Saat umji terus terfokus dalam perjalanannya itu, sebuah mobil suv mendekat dan berhenti tak jauh darinya.

Seorang pria berpakaian serba hitam dengan penutup wajah khas penjahat keluar dari mobil itu dan bergegas mendekati umji.

Pria itu tanpa takut diperhatikan orang-orang, secara terang-terangan berani menarik paksa umji masuk ke dalam mobilnya.

Umji berteriak histeris, perasaannya campur aduk antara takut dan kaget.

"Lepasssss!"

Pria itu tak mendengarkan permintaan umji dan terus melanjutkan aksinya yang kini berhasil.

Setelahnya, ia melajukan mobil itu pergi dari sana setelah memberikan obat bius pada umji.

Orang-orang yang melihat insiden tadi hanya bisa diam melihat, namun setelah sadar, mereka saling berteriak.

"Ada penculikan, ada penculikan."


Udah lama gak update dan aku tahu ff ini gak ada respon jadi males fast update. Tinggal beberapa chapter lagi ending loh.

Shawing!

(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang