_________9

490 110 5
                                    

"Siap berangkat?.." tanya woojin setelah umji masuk kedalam mobilnya.

Umji berdecak, "diamlah. Lebih baik lajukan mobilmu cepat menuju sekolahnmu.."

Woojin terkekeh, "baiklah, noona. Jika itu permintaanmu.." dan woojin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Umji terbelalak dan langsung berpegangan, ia menatap woojin.

"Ya, kau gila? Mengapa kau melajukan mobilmu secepat ini? Kau mau mati?,."

"Bukankah noona yang menyuruhku untuk melajukan mobil dengan cepat?.."

Umji menatap woojin kesal, "maksudku bukan begini, bodoh! Lambatkan kecepatannya.."

Dan mobil woojin kini melaju dengan kecepatan yang sangat lambat, umji merasa lega karena mobil yang ditumpanginya tidak melaju cepat seperti tadi. Tapi, ia juga merasa sangat kesal dengan lelaki disampingnya itu.

"Apakah kau akan melajukan mobilmu selambat ini juga? Demi tuhan. Aku akan benar-benar akan gila jika berdekatan denganmu.."

Woojin terkekeh, "noona ini bagaimana? Aku mengikuti semua arahan noona. Noona menyuruhku cepat, aku juga melajukannya dengan cepat. Noona menyuruhku melambat, aku juga melajukannya dengan lambat. Apa ada yang salah?.."

Umji menghembuskan nafas kasar, "terserah kau sajalah. Aku tak ingin berdebat lebih lanjut denganmu.." dan woojin hanya bisa menahan senyumnya disaat umji memilih diam tidak melanjutkan aksi debat mereka barusan.

*



"Baiklah, anak-anak. Semua berbaris. Sebentar lagi kita akan berangkat.." ucap taehyung.

Jihoon menatap daniel, "woojin kemana sih? Mengapa tak kunjung datang? Bukankah yang menerima hukumannya kemarin dia sendiri.."

Daniel mengedikkan bahunya, "ponselnya tidak aktif disaat kuhubungi tadi, mungkin dia masih ada dijalan.."

"Bagaimana jika dia tidak ikut kegiatan ini?.."

"Siapa? Siapa yang tidak mengikuti kegiatan ini? Apakah maksudmu woojin?.." tanya sohye bergabung.

"Mana aku tahu.." jawab daniel acuh.

Sohye berdecak lalu menatap jihoon, "kau kan yang bilang dia tidak mengikuti kegiatan ini tadi, apakah itu benar?.."

Jihoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menatap daniel, "memangnya aku tadi bilang begitu ya? Padahal kan aku hanya asal tebak.."

Sohye menggeram kesal karena tak kunjung mendapat jawaban yang dirasanya membantunya, "kalian berdua sama saja! Dasar dungu!.." oloknya kasar, lalu berlalu pergi dari mereka.

"Apa ? dungu? Gadis itu benar-benar kasar.." kesal jihoon.

"Aku bersyukur woojin tidak menyukainya lagi.." timpal daniel.

"Benar, dari awal aku memang tidak salah untuk tidak menyukainya.."

"Hey, kalian berdua. Mengobrolnya nanti saja, dengarkan ucapan saya dulu.." tegas taehyung kepada daniel dan jihoon.

Dan dalam sekejap, mereka berdua segera menatap kearah depan. Taehyung mengernyit, "kemana teman kalian?.."

Jihoon dan daniel saling menatap, "tidak tahu guru taehyung.." jawab daniel.

"Apa? Tidak tahu? Bukankah kalian temannya? Cih. Dia yang melakukan kesalahan tapi kalian yang menanggungnya? Dasar tid--

"Permisi guru taehyung, maaf terlambat.." sapa woojin yang baru saja tiba.

Taehyung menoleh, "sudah kubilang untuk tidak terlambat, ya sudah masuklah kedalam barisanmu.."

Woojin mengangguk lalu menatap umji, "noona, ayo.." ajaknya.

Umji mengangguk, lalu tersenyum kearah taehyung berbasa-basi.

"Tunggu, apakah anda mentor woojin?.." tanya taehyung kepada umji.

Umji menghentikan langkahnya, lalu berbalik menatap taehyung.

"Benar, saya mentornya.."

Woojin tersenyum karena itu, lalu ia juga menatap taehyung.

"Dia guru les saya, cantikkan?.."

Dan sorakan murid-murid lain menggema menyoraki woojin.

"Sudah.sudah. jangan berisik, anda bisa berdiri disamping saya, tidak usah mengikuti woojin berbaris disana.."

Umji nampak terdiam, lalu menatap woojin.

"Lepaskan tanganku.." lirihnya, lalu ia turut bergabung dengan taehyung berdiri disampingnya.

Sedangkan woojin, ia nampak masih berada ditempatnya. Entah mengapa ada perasaan tidak suka disaat umji melepaskan tangannya dan berdiri disamping taehyung.

"Pssst.. Hey, kemarilah. Mengapa kau masih berdiri disana?.." panggil lirih daniel.

Woojin tersadar dan langsung memasuki barisan, kini kedua matanya mengarah kearah umji.

Aku tidak mungkin menyukainyakan?

Sementara itu, sohye yang sedari tadi menatap woojin dibuat kesal mengetahui arah pandang lelaki itu.

Ya, sohye tahu. Woojin tak mengalihkan pandangannya dari mentor itu sedari tadi.



*





"Jadi, anda masih berkuliah?.." tanya taehyung pada umji yang duduk disampingnya. Ya, kini mereka tengah berada didalam bus. Umji dan taehyung berada dibangku yang sama. Selama diperjalanan, mereka berkenalan dan terus berbincang-bincang.

"Benar, erm. Jangan gunakan bahasa formal pada saya guru taehyung. Santai saja.."

Taehyung tersenyum, "baiklah, kau juga jangan menggunakan bahasa formal padaku.." dan mereka saling menatap lalu tersenyum bersamaan.

Woojin yang duduk disebrang mereka memasang wajah yang sulit ditebak, datar tanpa ekspresi. Namun tatapannya tak berpaling dari kedua orang itu terutama umji.

Sementara itu, daniel yang duduk disampingnya menoleh kebelakang dimana jihoon duduk.

"Sepertinya kita mempunyai pemikiran yang sama.." bisik daniel.

Jihoon mengangguk setuju, "woojin menyukai noona itu.." jawabnya.

Sohye yang duduk disebrang jihoon menatap kesal lelaki itu dan daniel, lalu kini ia menatap woojin yang masih melihat kearah dimana mentor dan guru taehyung duduk.

"Aku tidak akan membiarkan dia menyukai mentor itu. Memangnya apa yang bisa disukai darinya? Dia tidak secantik aku.." ucapnya membandingkan diri, lalu ia bertekad.

"Cara apapun akan kulakukan agar kau kembali padaku dan hanya melihatku. Karena aku yakin, woojin masih mencintaiku.."


"Baiklah anak-anak, mari berbaris dan akan kubacakan kelompok kalian selama disini.."

Dan para murid berbaris, taehyung pun mulai membacakan nama setiap kelompok.

"Kelompok 1, jaehyun, mino dan gd.."

"Kelompok 2, woojin, jihoon dan daniel.."

"Kelompok 3----

Taehyung terus menyebutkan nama setiap kelompok. Umji yang berdiri disampingnya kini melihat kearah barisan murid-murid lalu tatapannya tak sengaja beradu pada mata woojin yang ternyata juga sedang menatapnya. Kini tatapan mereka saling mengunci, dada umji kembali berdegup kencang.

Jika benar aku menyukaimu, ini benar-benar salah. Batin umji.

Jika aku benar menyukainya? Apa yang harus kulakukan selanjutnya? Baru kali ini aku tidak tahu harus berbuat terhadap seorang wanita. Batin woojin.


Pendek ya? Yang penting update wleekk. Less vomment ya? Jadi gak semangat. Tapi, aku harus tetep lanjutin buat kalian yang masih setia baca ff ini, makasih😘💕








(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang