_____16

468 92 3
                                    

"kami menemukannya. Dia ada dirumahnya di desa." Jelas jihoon pada woojin.

Sementara itu, woojin tak bisa menampakkan ekspresi bahagianya karena umji ditemukan.

"Terima kasih, aku akan segera mengunjunginya."

Woojin mematikan saluran telepon antara dirinya dan jihoon barusan, lantas ia yang sedang berada di apartemennya bergegas turun menuju basement mengambil mobilnya.

"Noona, tunggu aku."

Woojin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah lokasi kiriman dari jihoon tertera dilayar ponselnya.

Perasaan tak sabar menyelubunginya, ia ingin segera menemui kekasihnya itu. Wanita yang dicintainya. Kim umji.

**


"Mama pergi dulu ya.." pamit mama umji pada putrinya.

Umji mengangguk, "nanti umji pasti menyusul ke kebun."

Mama umji menggeleng, "tidak usah. Kau dirumah saja. Biar mama dan papa saja yang ke kebun. Oke?"

"Tapi umji ingin membantu ma--

"Pokoknya kau dirumah saja." Potong mama umji cepat lalu ia pamit pergi meninggalkan umji yang sendirian dirumah.

Saat ia memastikan mamanya benar-benar pergi, kemudian umji memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya kembali namun hirung suara mesin mobil mau tidak mau membuatnya menoleh.

Dahinya mengernyit, ia mengenal mobil ini. Dan benar saja, dugaannya benar. Si pemilik mobil keluar dari mobilnya dan nampak termangu menatapnya.

"Wo-woojin?"

Pria itu terlihat tanpa ekspresi saat melihatnya, dengan berjalan pelan tapi pasti ia mendekatinya.

"Mengapa kau bisa ada disini?"

Pertanyaan keduanya juga tak mendapat respon.

"Nanti jika mamamu tah--

Mata umji membulat sempurna ketika woojin tiba-tiba memeluk tubuhnya erat.

"Woojin?"

"Ternyata selama ini kau disini. Kau baik-baik saja kan? Aku sangat khawatir. Aku merindukanmu."

Umji tertegun, ia tidak salah dengarkan akan ucapan pria ini barusan?

Bisa ia rasakan kungkungan erat tubuh pria itu , dirinya seakan-akan bisa merasakan ketulusan dan kerinduan yang teramat besar hanya karena pelukan ini.

Woojin melepaskan pelukannya dan menyentuh wajah umji, "sudah lama rasanya tidak melihat sorot teduh matamu. Aku merindukannya." Lirihnya.

"Woojin, mengapa--

Cup!

Untuk kedua kalinya mata umji membulat ketika woojin tanpa permisi menempelkan bibirnya pada permukaan bibir miliknya.

Kemudian, ia melepaskannya.

"Aku juga sangat merindukan bibir ranum ini."

Umji menatap sekeliling rumahnya panik, bagaimana jika kejadian barusan disaksikan orang didesanya. Maka akan menjadi berita yang besar dan menyoreng nama keluarganya.

Lantas ia menatap tajam woojin, "mengapa kau bisa ada disini? Siapa yang memberitahumu?"

"Itu tidak penting. Noona, ayo ikut aku kembali ke kota. Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu."

Umji menggeleng, "tidak. Aku tidak akan kembali kesana."

"Kenapa? Mama mengancammu?"

Umji terdiam, darimana dia tahu?

"Tidak. Aku hanya ingin--

"Aku tahu semuanya. Mama datang ke apartemenmu dan mengancammu kan?"

"Woojin. Kita tak bisa bersatu. Aku lebih tua darimu."

"Aku tidak peduli. Aku hanya menginginkan Noona." Aku woojin tak bisa menutupi keinginannya.

Umji merasa tidak percaya akan ucapan woojin, lantas ia meraih tangan pria itu.

"Kita berbeda sosial dan derajat, kita juga berbeda usia. Kita tak bisa bersama."

"Dan aku tak peduli. Noona,aku mencintaimu. Aku tak peduli akan perbedaan itu. Aku tak peduli." Kekeuh woojin.

Setitik air mata jatuh dari pelupuk mata umji, "jangan seperti ini. Aku tak mau kau tersakiti."

Woojin menghapus jejak air mata itu dengan jari jempolnya, "jangan menangis. Sudah aku bilang kan? Aku benci melihatmu menangis."

"Jangan khawatir kan yang lain, aku ingin kita kembali bersatu." Tambahnya.

"Tapi--

"Noona, keraguan akan tetap menggelayuti jika tak ada sisa keyakinan dalam dirimu. Apakah kau juga mencintaiku?"

Suasana sempat berubah hening, umji mengangguk.

"Tentu saja. Aku tak bisa membohongi diri lagi jika aku juga turut mencintaimu."

Woojin tersenyum, kemudian ia menggendong tubuh umji dan masuk kedalam rumah wanita itu.

"Dimana kamarmu?"



Haiiiiiii..aku balik lagi..update sedikit lebih cepat hihi. Siap2 chapter selanjutnya Rated 18+ ya..

Happy reading!

(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang