_____6

586 114 5
                                    

Umji duduk dengan perasaan gelisah dikursinya, semenjak mengetahui jika woojin adalah sepupu dari johnny, ia tidak habis pikir mengapa dunia bisa sesempit ini.

"Umji?.." panggil johnny.

"Ya?.."

"Mengapa kau melamun? Kau sakit?.." tanya johnny khawatir.

Umji menggelengkan kepalanya, "tidak. Aku baik-baik saja kok.." jawabnya sembari tersenyum.

Aku hanya masih terkejut jika dia sepupumu. Batin umji.

Woojin yang melihat umji begitu hanya menahan senyumnya. Sesuai rencananya tadi disaat didalam mobil, umji berubah skeptis disaat tahu dirinya adalah sepupu johnny. Hahah.

"Noona, bukankah dunia begitu sempit?.." tanya woojin.

"Ya?.." umji berpikir sejenak dan memaksakan senyumnya lalu mengangguk pelan. "Benar, dunia memang SANGAT SANGAT sempit.."

"Jadi sejak kapan kau bertemu dengan anak ini?.."

"Sej--

"Sejak dua hari yang lalu disaat aku kira noona ini tidak kelihatan seperti seorang guru les.." potong woojin cepat dan menatap umji.

Umji terbelalak, lalu menatap johnny. "Iy--iya benar.."

Johnny mengangguk-angguk. "Maksudnya tidak kelihatan seperti guru les?.."

Dia tidak akan menjelaskan pertemuan awal yang konyol itukan? Batin umji skeptis.

Woojin menarik alisnya kearah umji dan hal itu membuat umji menggeleng pelan memberi isyarat.

"Hyung tahu sendirikan? Akhir-akhir ini banyak laporan tentang kasus penipuan? Nah, aku kira noona ini juga penipu.."

"Hey woojin, kau tidak boleh menyimpulkannya cepat begitu saja.." nasihat johnny.

Ya mau bagaimana lagi, noona ini begitu mungil jadi ya sangat tidak kelihatan seperti seorang guru les.." lalu tertawa lepas.

Jika memotong-motong tubuh seorang anak SMA tidak dilarang, mungkin aku akan melakukannya sekarang juga.

"Ya aku tahu dia mungil, tapi setidaknya itulah point terpentingnya.." jelas johnny.

Umji menatap johnny bingung dan woojin menyela.

"Ya, benar. Point terpenting mengapa aku bisa menyebut noona ini anak kecil.."

Umji benar-benar ingin menyiram cola didepannya kearah wajah woojin, bagaimana mungkin lelaki ini sama sekali tidak mempunyai sopan santun kepadanya?

"Woojin. Sebaiknya kau berhenti menertawai umji. Dia guru lesmu, kau sama sekali tidak sopan.."

Woojin mengatupkan bibirnya, "ups. Maaf. Aku baru ingat jika noona adalah guru lesku, habis--

"Ah. Tidak apa-apa johnny. Woojin, memang memiliki selera humor yang tinggi. Jadi, aku maklumi.."

"Yahhh.. mungil noona memang sangat mengertiku.."

Umji memaksakan senyumnya, "tentu saja.."

Johnny menggelengkan kepalanya dan menatap umji. "Sepertinya aku harus segera kembali ke kantor karena jam istirahatku sudah hampir selesai. Mau kuantar pulang?.."

"Tid--

"Biar aku yang mengantar pacar hyung, hyung kembali bekerja saja, oke?.."

"Pacar?.." kaget umji dan johnny.

Woojin mengangguk, "erm. Pacar, mengapa kalian begitu terke-- tunggu, jadi kalian tidak pacaran?.."

Johnny tertawa. "Kuharap begitu.." lalu menatap umji sembari tersenyum.

Umji menunduk canggung, "johnny bukan pacarku dan tidak usah repot-repot mengantarku, aku bisa pulang sendiri.."

"Tidak. Sebaiknya kau pulang bersama woojin, umji. Ini hampir petang, tidak baik bagi seorang wanita pulang sendirian.."

"Setuju, ayo mungil noona.."

Umji menggenggam tangannya kuat sampai kuku jarinya memutih.

"Ya sudah, aku pulang dulu ya johnny.."

"Erm. Bye..sampai berjumpa lagi.."

Dan mereka berpisah dengan arah berlawanan, johnny kembali ke kantornya dan woojin dengan umji masuk kedalam mobil milik woojin.

"Sepertinya kau senang sekali mempermalukanku ya?.." ucap umji setelah masuk kedalam mobil.

Woojin menatap umji bingung, "senang mempermalukan noona? Maksud-- ah. Itu hanya lelucon saja kok.."

"Lelucon? Kau bilang ini lelucon? Leluconmu sudah keterlaluan. Heh, aku ini lebih tua darimu dan aku juga guru lesmu. Bagaimana--

"Mengapa noona sensitif sekali? Noona menyukai johnny hyung ya?.."

Umji memejamkan matanya, "sudahlah. Mau kujelaskan bagaimanapun. Kau tidak akan mengerti, aku turun saja.." tangannya meraih knop pintu mobil namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh woojin sehingga kini posisi tubuhnya sangat dekat dengan lelaki itu.

Woojin menatap wajah umji yang sangat dekat dengannya, sudah berapa kali ia bilang begini? Jika umji memang sangat cantik. Lalu tanpa disadarinya, ia semakin mendekatkan wajahnya.

Umji terpaku ditempatnya, dari posisi seperti ini aroma parfum tubuh woojin tercium dari hidungnya.

Woojin meneguk ludahnya sehingga buah adamnya bergerak-gerak dan pemandangan itu dapat ditangkap jelas dari mata umji.

Sexy.

Umji terbelalak, ia berpikir apa tadi? Lalu berusaha melepaskan cekalan tangan woojin dan menjauh darinya.

"Ehem! Ak--aku turun saja.." dan kali ini woojin membiarkan umji pergi. Setelahnya, ia mengusap wajahnya.

"Apa yang kulakukan barusan.." lalu ia melihat kursi penumpang yang baru saja diduduki umji tadi dan tersenyum.

"I got it.."






*






Umji baru saja tiba diapartemennya, ia pun segera bergegas untuk mandi karena badannya sudah lengket. Selama perjalanan pulang tadi, kejadian didalam mobil lelaki itu terus mengusik pikirannya. Bayangan-bayangan buah adam woojin membuatnya tidak bisa berkonsentrasi seperti sekarang.

"Ah. Lama-lama aku bisa gila semenjak kedatangan lelaki itu didalam hidupku. Kemana hidup nyaman dan tenangku selama ini?.."

Umji baru saja selesai mandi, ia hanya mengenakan pakaian kebanggaannya saat didalam apartemen. Ya, kaos putih kelonggaran dan hotpants hitam yang wajib dipakaianya setiap hari.

"Baiklah, lupakan kejadian tadi. Waktunya tidur dan melupakan semuanya. Besok, kehidupanku akan kembali normal.." ia pun memposisikan tubuhnya kedalam blanket bergambar wajah princess-princess disney kesukaannya dan bersiap tidur, namun tiba-tiba suara bel pintu apartemennya kembali membangunkannya.

"Gyaaaaa...siapa yang bertamu semalam ini-- reflek umji mendudukkan tubuhnya.

"Tidak mungkin, jangan bilang itu woojin.."

Ia mengacak rambutnya kasar, "sudah mengusik pikiranku sekarang dia mau mengusik didunia nyata lagi? Anak itu tidak bisa dibiarkan! Dia harus diomeli!.."

Umji pun segera bergegas keluar dari dalam kamarnya untuk membukakan pintu.

"HEY KAU BERANINYA MENGUSIK HID--

umji terbelalak melihat siapa tamunya, dia bukan woojin.

"Apakah aku mengusikmu?.." lalu orang itu menoyor kepala umji.

"HEY ANAK TAK TAHU SOPAN SANTUN. BERANINYA KAU MENERIAKI MAMAMU SENDIRI!.."

"AW! Mama sakit.."

Ya, yang memencet bel apartemennya barusan adalah mamanya, bukan woojin.

Terima kasih woojin, sudah membuatku tidak waras hari ini.




Selamat membaca...



(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang