______11

463 113 8
                                    

Suasana terasa begitu hening, hanya suara burung hantu dan suara serangga berbunyi bersahutan. Woojin tak pernah membayangkan seumur hidupnya, ia akan memeluk seorang wanita yang lebih tua darinya selain mamanya dan lebih buruknya, wanita yang lebih tua darinya satu tahun ini adalah wanita yang kini ia sukai.

Perpaduan rasa gugup dan tidak percaya bercampur jadi satu, bahkan ia tidak pernah melakukan hal ini pada sohye dulu yang notabenenya mantan pacarnya.

"Apakah sudah terasa hangat?.." pasti woojin.

Dalam dekapan lelaki itu, umji mengangguk sehingga pipinya membelai dada woojin yang tertutup baju basah.

Woojin meneguk ludahnya susah payah disaat gelenyar aneh merasukinya, terlebih lagi bulu romanya berdiri semua sekarang, entah karena merasa dingin akibat udara malam dan bajunya yang basah atau karena efek gesekan pipi umji didadanya. Entahlah, woojin tak berani membayangkannya karena sekarang bukan waktu yang tepat.

Woojin berdehem, umji seketika mengangkat wajahnya.

"Apa kau kedinginan?.." tanya umji khawatir.

Seketika woojin menggelengkan kepalanya kuat, "tidak.." lalu ia tersenyum, "jangan khawatirkan aku, imunitas tubuhku kebal, aku tidak mudah merasakan dingin.."

Umji melipat bibirnya kedalam, "maaf, jika aku tidak tercebur kedalam sungai mungkin bajumu--

"Noona.."

"Tidak basah dan mungkin juga kita bisa kembali--

"Noona..!" panggil woojin keras berusaha menghentikan kalimat penyesalan yang terus keluar dari mulut umji.

"Tolong berhenti mengatakan hal itu, aku tidak keberatan membantu noona. Aku senang karena aku bisa menyelamatkan noona kembali kepermukaan, jika tadi aku gagal-- mungkin aku akan terus menyalahkan diriku sendiri karena tidak bisa menyelamatkanmu.."

Umji mencoba lepas dari dekapan woojin dan menjauh.

"Mengapa kau harus bersikap seperti ini padaku?.." tanya umji.

Woojin mengernyit bingung, "noona, apa maksudmu?.."

"Ini bukan dirimu, woojin. Dimana sifat srampangan dan usilmu padaku? Mengapa, mengapa-- kau bersikap manis seperti ini?"

Woojin terkekeh, "ini juga salah satu sifatku kok.."

Umji menarik napas dalam, kepalanya menggeleng. ia sudah memutuskan, dirinya akan mengatakan semua hal yang mengganggunya akhir-akhir ini. Bagaimana jantungnya tidak bekerja dengan benar disaat didekat lelaki itu dan ah! atau disaat setiap malam ia terus memimpikannya.

"Apa yang sudah kau lakukan padaku? Mengapa-- umji menatap mata woojin, "aku terus memikirkanmu.."

Suasana menjadi hening kembali, woojin menahan senyumnya tanpa alasan.

"Apakah-- noona menyukaiku?.."

Umji menutup wajahnya, "apa maksudmu?.."

Woojin terkekeh melihat sikap umji yang menurutnya menggemaskan.

"Apakah noona berusaha menyembunyikan pipi noona yang berubah warna seperti bunglon?.." dan dia kembali, sifat woojin yang suka menggoda umji.

"Jangan asal bicara, aku menutup wajahku karena dingin.." bohong umji.

Woojin terkekeh, "ayolah noona, aku bukan anak TK yang mudah dibohongi oleh noona-noona.."

Umji mengintip woojin lewat celah jari diwajahnya, namun lelaki itu tetap tidak kelihatan.

Mengapa aku harus menutup wajah jika sekarang saja keadaannya gelap. Batinnya konyol.

"Mengapa noona diam? Tidak mau melanjutkan pernyataan suka noona padaku?.."

(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang