_______7

631 116 8
                                    

"apakah sudah jelas?.." umji menerangkan pelajaran pada woojin namun lelaki itu tidak memerhatikan ajarannya justru malah memerhatikan wajahnya.

"Ya! Sebenarnya apa yang kau pikirkan?.."

Woojin memiringkan wajahnya kesamping, "malaikat tidak bersayap didepanku.." sembari menunjukkan senyum gingsulnya.

Sejenak umji terpesona dengan senyum dan kalimat yang terlontar dari lelaki itu, namun ia segera mengontrol dirinya dengan menarik napas dalam.

"Woojin, tidak seharusnya kau berkata begitu pada guru lesmu. Dimana letak sopan santunmu, huh?.."

"Oke, jika menurut noona itu tidak sopan. Aku akan mengatakannya dengan lebih sopan.. noona, kau sangat cantik.." menunjukkan senyum gingsulnya lagi.

Jantung umji berdegup dengan cepat, pipinya juga memanas. Rasanya dirinya lupa bagaimana caranya berpijak dan berpegangan. Reflek ia menggeleng keras, tidak. Bukan seperti ini seharusnya, dia hanya ingin menggodamu. Normalkan otakmu, umji.

"Ya! Apa kau salah makan hari ini? Seriuslah!.."

"Aku memang belum makan, tunggu. Apakah noona mau makan denganku, berdua?.."

Umji hampir saja menganga dengan kalimat yang terlontar lagi dari mulut lelaki itu, namun ia segera mengatupkan bibirnya rapat. Dia sama sekali tidak bisa berkata-kata, bagaimana mungkin lelaki didepannya ini bersikap begitu pada dirinya. Selama ini, hanya woojin yang bersikap sejauh ini padanya, tak ada murid lain yang bersikap tidak wajar.

"Woojin, kumohon. Ujianmu sebentar lagi, kau harus serius mempelajari pelajaranmu hari ini, oke?.."

Woojin menegakkan duduknya dan menghela nafas, lalu menatap umji.

"Mungil noona, ayolah. Mengapa kau mengingatkanku pada ujian lagi? Kau membuatku stress saja.."

Umji mengurut dahinya, tidak tahu harus berkata bagaimana lagi pada woojin.

"Aku begini karena aku guru lesmu. Tugasku mengajarimu, mereview pelajaran yang kau anggap sulit dan-- mengingatkanmu.jika.ujian.sudah.didepan.matamu.."

"Wah.mungil noona benar-benar perhatian.." takjub woojin.

Umji memaksakan senyumnya, "tentu saja, kau kan muridku. Aku memperhatikan semua muridku tanpa pengecualian.."

Woojin berdecak. "Noona bohong.."

"Maksudmu?.."kernyit umji.

Woojin menatap serius umji, "apakah murid lain se-special diriku? Selalu noona pikirkan sepanjang waktu. Bangun tidur, makan, ditoilet, tidur dan disaat ada yang memencet bel pintu noona.."

Deg..

Bagaimana dia tahu?

Woojin menarik-narik alisnya, "benarkan?.."

Umji menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak memikirkanmu. Tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkk..."

"Hey! Bangunlah!.." teriak seseorang.

Umji yang sudah terduduk melihat siapa yang membangunkannya. Ternyata, mamanya lah yang membangunkannya barusan.

"Apakah kau mimpi buruk?.."

Umji menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Erm. Sangat buruk sampai aku tidak berani mengingat-ingatnya lagi meskipun aku ingat.."

"Apa? Kau bertemu hantu dimimpimu.."

"Bahkan lebih menyeramkan dari hantu.." umji memeluk dirinya sendiri. "Aku takut bertemu dengannya.." lirihnya.

"Kau bilang apa? Kau takut dengan siapa?.." tanya mama umji.

(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang