_______10

619 112 6
                                    

"Dan kau woojin-- cari cacing untuk kau amati.." titah taehyung.

Woojin terbelalak, ia tidak mengerti mengapa dirinya harus mencari objek pengamatan yang paling sulit dari yang lain. Ini musim panas,  tak ada cacing yang mampu bertahan hidup disini kecuali dirinya harus masuk kedalam hutan meninggalkan bukit perkemahan ini.

"Guru taehyung, mengapa aku yang paling susah? Daniel mencari jangkrik, jihoon mencari cicak, sedangkan aku--

"Mau kutambahi hukumanmu?.." potong taehyung cepat.

Jihoon menyenggol bahu woojin, "sudahlah, lakukan saja. Nanti jika aku sudah menemukan cicak, aku akan membantumu mencarikannya.."

"Erm, nanti kami akan membantumu.." tambah daniel.

Woojin menahan diri agar emosinya tidak terpancing, pasalnya sepertinya taehyung sangat tidak menyukainya dan memberinya objek pengamatan yang sangat sulit dicari dibanding yang lain.

Sementara itu, umji yang berdiri tepat disamping taehyung hanya menatap woojin diam. Ada perasaan kasihan menggelayuti hatinya, namun ia gengsi untuk mendekati lelaki itu.

Namun disini ia sadar, jika dirinya adalah mentornya woojin. Ia kemari juga karena lelaki itu.

"Aku akan menemanimu mencarinya.." umji sebenarnya akan mengatakan kalimat itu, namun sudah didahului sohye.

Gadis itu siapa? Batin umji bertanya-tanya.

"Heh. Kau mau menemani woojin? Kau yakin mau masuk hutan? Disana banyak ulat bulu.." ejek daniel.

Sohye agak terkejut ketika daniel mengatakan hal itu, namun ia tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Tentu saja gadis itu tidak mau kalah argumen dengan lelaki itu.

"Hanya ulat bulu kan? Heh. Aku tidak takut. Woojin, kau bersedia kan?.."

"Tidak. Sepertinya umji noona lebih menginginkan menemaniku kedalam hutan.." ucap woojin dengan menunjukkan senyum gingsulnya kearah umji.

Umji menarik kedua alisnya, lalu memutar bola matanya.

Apakah dia bisa membaca ekspresiku? Batin umji khawatir.

"Apakah kau bersedia mentor umji?.." tanya taehyung.

Umji berdehem, "ya-- karena aku kemari untuk menjadi mentornya, apa boleh buat. Itu tugasku kan?.."

"Benar.." ucap jihoon dan daniel bersamaan sembari memasang wajah mengejek kearah sohye.

Woojin menahan senyumnya, "baiklah, mari bergegas.."

Kemudian mereka mengambil beberapa peralatan yang dibutuhkan selama didalam hutan dan setelahnya mereka berangkat untuk masuk kesana mencari objek pengamatan woojin yaitu cacing tanah.

Sementara itu, sohye mengepalkan tangannya kuat dan berteriak kencang setelahnya.

"Aku tak akan membiarkan wanita tua itu terus menempel pada woojinku.."

"Hahaha..hey. Sadarlah! Woojin sudah tak menyukaimu, kau bukan siapa-siapanya sekarang.." ejek jihoon.

"Erm, benar. Seharusnya kau harus mengingat itu.." sambung daniel.

Dan kedua lelaki itu pergi meninggalkan sohye yang semakin emosi karena woojin lebih memilih umji dibanding dirinya dan ditambah ejekan kedua sahabat woojin itu.

"Aku harus melakukan sesuatu, aku tak bisa berdiam diri.." tekad sohye berapi-api.



"Apa kau tak takut masuk kedalam hutan?.." tanya woojin pada umji.

(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang