________14

413 87 6
                                    

Nomor yang anda tuju, tidak bisa dihubungi.

Woojin menatap layarnya kesal, ia mendengus beberapa kali.

"Mengapa nomornya tidak aktif dari kemarin?"

Sementara itu, tangannya tak berhenti memencet tombol bel pintu apartemen milik umji , namun wanita itu tak kunjung keluar dari tadi.

Ya, memang kini ia sedang berada di depan aprtemen umji karena merasa khawatir dengannya setelah kemarin ia menangkap basah mamanya dan sohye menemui wanita itu.

Woojin benar-benar merasa emosi, lalu tak berapa lama seorang pria menghampirinya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"

Woojin menatap pria itu yang sepertinya tetangga umji, "hmm, begini saya mau menemui umji tapi sejak tadi nomornya tidak aktif jadi saya kemari untuk memastikan keadaannya. Namun saat saya memencet belnya beberapa kali, pintunya tak kunjung dibuka."

Pria itu ber-oh ria, "oh, umji? Apa anda tidak tahu jika dia kemarin pindah dari apartemennya?"

Mata woojin membulat, "p-pindah?"

Pria itu mengangguk, "iya, pindah. Entah apa alasannya, tiba-tiba ia pindah begitu saja dari sini."

Ini semua pasti gara-gara mama! Batinnya.

"Erm, apakah anda tahu dimana ia pergi?"

Pria itu nampak menggeleng, "sayangnya tidak."

Woojin mengangguk mengerti, "baiklah, terima kasih informasinya." Lelaki itu pun pamit pergi dari sana.

Kini woojin sedang berada didalam mobilnya, ia merasa frustasi tentang keberadaan wanita itu.

"Kemana lagi aku mencari keberadaannya?"

Woojin menumpukan kepalanya ke kemudi mobilnya, ia sedang berpikir keras.

Tak berapa lama, ia teringat seseorang yang mungkin bisa membantunya menemukan umji.

"Johnny! Ya benar, johnny kan polisi."

Lantas ia bergegas menyalakan mobilnya menemui pria itu.

**

"Kumohon johnny, kau bisa membantu tante kan?

Johnny nampak duduk tidak tenang, kini ia sedang berhadapan dengan mama woojin yang mengajaknya bertemu.

"Begini tante, bukannya saya tidak mau menolong tante. Tapi, saya tidak ingin ikut campur dalam masalah ini."

Mama woojin nampak menarik sebelah alisnya, "aku tak mengajakmu ikut campur, aku hanya meminta tolong padamu. Aku mendapat informasi jika wanita itu pindah dari apartemennya kemarin dan woojin pagi ini pergi menemuinya, kupikir karena kau polisi. Jadi besar kemungkinan dia akan segera menemuimu."

Johnny terdiam, ia membenarkan duduknya.

"Tante, dari awal saya sudah berjanji didepan komandan jika saya akan siap sedia melayani orang-orang yang membutuhkan saya. Dan, jika memang woojin membutuhkan pertolongan saya sebagai seorang polisi bukan hanya sekedar sepupu, tentu saya akan membantunya." tegas johnny.

Mama woojin nampak menggertakkan giginya, "jadi kau lebih memilih membantu woojin?"

"Bukan begitu, saya ini pol--

"Kau tahu johnny? Woojin itu sudah tidak menuruti ucapan tante karena dia lebih memilih wanita murahan itu. Dia sudah menentang tante, jadi kau lebih berada dipihaknya?"

Johnny menghela nafas, "tante, bukannya saya mau menasehati tante. Tapi, umji tidak seburuk yang tante pikir. Dia wanita yang baik."

Mata mama woojin membulat, "kau mengenalnya?"

"Iya, saya kenal. Saya pernah bertemu dengannya dan dia sangat baik. Terlebih lagi saya juga kagum dengannya karena dia wanita yang bertanggung jawab dan mandiri."

Mama woojin berdecih, "lebih baik aku pergi dari sini, sepertinya kau juga turut termakan sandiwara wanita murahan itu!" lalu wanita itu pergi dari sana.

Tanpa sepengetahuannya, woojin berdiri dibalik pintu dan segera masuk saat dia memasuki mobilnya.

Woojin berjalan menghampiri meja johnnya, "johnny!" panggilnya.

Johnny nampak terkejut akan kedatangan woojin, "woojin?"

"Terima kasih."

Meskipun woojin tak mengatakan secara detail mengapa dia berterima kasih, namun johnny paham akan maksud pria itu.

"Jadi, kau berpacaran dengannya ya?"

Woojin mengangguk, "pasti mama banyak bercerita buruk tentang mungil-- maksudku umji noona."

Johnnya menepuk bahu woojin, "sudah, jangan dipikirkan. Aku tahu kau, jika kau sudah mencintai seorang wanita pasti kau tidak akan menyia-nyiakannya."

"Johnny, umji noona menghilang. Aku khawatir padanya." ucap woojin menjelaskan.

"Iya, aku tahu. Mamamu tadi bercerita seperti itu."

"Dan apakah dia tahu keberadaannya?"

Johnny menggeleng, "tidak, dia hanya mengatakan jika umji pindah dari apartemennya. Tunggu, ayo ke kantor polisi saja."

Woojin mengernyit, "mengapa? Bicara disini saja."

Johnny berbisik, "kau dimata-matai."lalu ia melihat ke arah dimana seorang pria bertopi duduk di sudut kafe tengah memerhatikannya diam-diam.



Pendek kan? Makanya vomment.

Selamat membaca..

(Completed)I Love You, Noona | Umji x WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang