Rain 4

35 2 0
                                    


Angin berhembus lumayan kencang malam ini. membuat ken menikmati udara malam diteras rumah nya.

"Nanda mana ya" gumam nya di depan teras.

Ken berjalan menuju tembok yang memisahkan rumah nya dan rumah nanda.

Dia berteriak.

"Nanda.. Nanda.."

Tanpa ada orang yang merespon.

"Nanda"

Teriak ken lebih keras lagi.

"Apaaa" sahut seorang gadis dari jendela atas kamarnya.

"Sini"

"Ngapain"

"Temenin gue"

"Aku lagi belajar"

"Elah, ga belajar semalem mah ga bakal bikin lo bodoh nan"

"Bodo wleee" nanda menutup jendela kamarnya.

Ken berdecak kesal.

"Bener nih anak, harus gue samperin"
Gumam ken.

Ken memanjat diding rumah nya dan meloncat. Sekarang ken sudah ada dihalaman rumah nanda.

Ken langsung masuk tidak mengucap salam. Karna memang rumah nanda sudah anggap rumah dia sendiri.

"Malem tante"

"Malam ken" balas tante dewi dengan senyum.

"Nanda diatas ya"

"Iya tuh, lagi belajar katanya"

"Ken mau belajar juga ah, mau minta ajarin ke nanda"

"Yaudah sana belajar berdua"

"Keatas dulu ya tante"

"Iya kenny"

Ken menaiki satu persatu anak tangga, ken sudah terbiasa sekali dirumah nanda. Dan juga tak jarang ke kamar nanda.

karna dari kecil nanda dan ken sering sekali bermain bersama sampai besarpun begitu. Jadi tante dewi sama sekali tidak takut ken bebuat tidak senonoh pada anaknya itu.

malahan tante dewi sangat senang jika ken datang ke rumah nya karna ken itu anak yang baik, asik diajak ngobrol dan juga suka menghibur nanda jika sedang bersedih.

•••••

"Awassss"

Ken meloncat tepat dikasur nanda. Membuat yang mempunyai kasur itu menghindar dengan cepat.

"Kennyyyy" teriak nanda

"Apaaaa" balas ken.

"Kamu ngapain kesini"

"Mau belajar"

"Ihh sana ihh" nanda coba mendorong ken menjauh dari kasurnya tapi bisa ditahan.

"Apasih" tahan ken sambil melempar bantal tepat wajah nanda.

"Kennyyy"

"Apaa"

"NYEBELIN"

Ken tak menghiraukan ucapan nanda, malah sekarang dia loncat loncar di kasur.

"Kenny sumpah aku marah nih"

"Hahaha"

"Kenny, aku hitung sampe tiga"

"SATU"

Tidak sampai hitungan tiga ken berhenti. Dan sekarang sudah duduk manis bersila dengan mata memandang penuh wajah cantik nanda.

September RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang