Suasana sekolah pagi ini sangat ramai sekali, semua murid sibuk berbaris rapih di lapangan untuk melaksanakan upacara yang rutin setiap hari senin.
Nanda baris paling depan pagi ini. Padahal setiap upacara nanda akan baris di barisan paling belakang atau di dekat pohon agar tidak terkena panas. Tapi sekarang entah apa yang membuat nanda baris di barisan paling depan.
Pagi ini matahari sudah menampakan sinar nya sepertinya sang surya sedang bahagia hari ini, padahal sekarang masih pukul delapan pagi tapi sinar sang surya sudah menyorot terang.
Nanda mulai risau dengan cuaca panas pagi ini, keringat dingin mulai membasahi wajah nanda. Badan nya terasa lemas, nanda sudah tidak kuat berdiri dengan panas yang menyinari tubuhnya.
Dan nanda terjatuh, nanda pingsan dengan tubuh tergeletak di lapangan upacara.
>>>>>>>>>>
"Nan... Nanda..."
"Bangun nan.."
Ken coba membangunkan nanda di ruang uks, karna ken yang membawa nanda ke ruang uks.
Nanda membuka matanya perlahan. Dan melihat ken di hadapan nya sedang duduk manis sambil memperhatikan nanda.
"Bangun, udah siang"
Nanda melihat sekitar ruang uks, tidak ada orang selain ken yang setia menunggu nanda disini.
Ken mengusap puncak kepala nanda yang masih terbaring di tempat tidur uks.
"Lemah banget sih, tetangga gua" senyum ken.
"Apasih" nanda memalingkan tubuhnya membelakangi ken.
"Lo kenapa, baris di depan nanda mau ngetes ilmu?" goda ken.
"Diem ken, nanda masih pusing" kata nanda tidak memandang wajah ken.
"Mau gua beliin obat?"
"Gausah, makasih"
"Terus sekarang, lo mau ngapain?"
"Nanda mau istirahat, ken keluar aja"
"Oh yaudah, gua keluar dulu yah" ucap ken sambil mengacak ngacak rambut nanda.
Nanda dengan berat hati menyuruh sahabatnya itu keluar, perlahan lahan nanda menoleh memperhatikan punggung ken yang meninggalkan nya sendiri di ruang uks.
Air matanya berhasil memaksa untuk keluar bergelinang saat ken sudah tak nampak di ruangan ini.
Nanda menangis, tanpa ken sadari sudah dua kali ken membuat nanda menangis kali ini."Kenny, maafin nanda"
•••••••••
Di halte sekolah yang sudah dipenuhi beberapa anak sma nusantara untuk mendapat jemputan. Nanda masih duduk dengan ponsel ditangan nya, nanda menunggu ken karna sudah kebiasaan nanda selalu pulang bareng dengan ken.
TIN.... TIN.....
suara klakson motor membuat nanda menoleh kedepan, berharap ken sudah memanggilnya untuk mengajak pulang. Tapi tidak untuk hari ini, suara klakson itu bersumber dari motor rian.
"Rian" kata nanda aneh, melihat rian di halte.
"Kei ayo" senyum rian.
"Kemana?"
"Ya pulang, emang lo mau kemana?"
"Makasih rian, aku lagi nunggu ken" jawab nanda.
"Ken lagi sibuk sama pacar baru nya"
"Hah?"
"Ken nyuruh gua buat anterin lo, ayo kei"
"Ihhh" decak kesal nanda.
Nanda pun menurut, dan naik motor rian dengan berat hati. Karna dia kesal ken lebih memilih menjemput pacar barunya 'velin' daripada mengantarkan nya pulang.
Disepanjang jalan nanda terus memikirkan tetangga nya itu, sepertinya apa yang nanda takutkan akan terjadi. nanda takut akan sepenuhnya kehilangan ken karna sekarang ken sudah mempunyai pacar dan otomatis waktu dengan nanda akan berkurang.
Dua puluh menit waktu yang diperlukan tian untuk mengantarkan nanda dengan selamat kerumahnya. Dan sudah melaksanakan tugas dari sahabatnya ken.
"Makasih rian" ucap nanda di depan gerbang.
"Iya" senyum rian.
"Mau mampir"
"Emang boleh?"
"Enggak sih hehe" jawab nanda.
"Huh"
"Nanti aja, kalo mamah udah pulang"
"Ken mah bebas" gerutu rian.
"Ken mah beda rian"
"Iye, gua balik dulu ya"
"Iya"
Nanda masuk kedalam rumah nya dengan tubuh yang lemas, mungkin karna dia masih cape karna tadi habis pingsan dan juga kesal dengan ken yang tidak menjemputnya.
•••••••••
Di waktu yang sama, ditempat yang berbeda kenny sedang santai dirumah velin, yups ken mengantarkan velin pulang dan sekarang ken sedang mampir sejenak minum kopi dirumah pacar baru nya.
"Enak kopi nya" tanya velin.
"Hm... Enak"
Velin masuk kedalam kamarnya untuk mengganti seragam sekolahnya.
Dirumah velin sekarang cuma ada asisten rumah tangga saja yang sibuk membersihkan, menyiapkan makan dll untuk keluarga velin.
Velin keluar dari kamarnya, sekarang penampilan velin sudah berbeda dengan kaos warna putih yang pas ditubuhnya dan rok yang lumayan mini membuat velin terlihat sexy sekali.
Ken tidak mengedipkan mata melihat kehadiran velin dihadapan nya.
"Kenapa, jelek yah?" ucap velin.
Ken berdiri, sekarang wajah velin tepat dihadapan nya.
"Kamu cantik vel..."
KAMU SEDANG MEMBACA
September Rain
Random-Keira Ananda- Hujan adalah butir butir air yang menyiksa. Aku benci hujan. Hujan membuatku terlihat lemah dihadapan bumi dan isinya. -Kenny Stev- Hujan. butiran air menyejukan hati dan juga jiwa. Dia menghapus kenangan buruk dan membuat kenangan ba...