"Mau lo apa bedebah"
Ken menarik kerah baju geri. Karna ken sudah tidak bisa menahan emosi.
"Kenny udah, lepasin ken" nanda coba menenangkan ken.
Geri tidak melawan, dia hanya menatap sinis ken. Ken melepaskan cengkraman nya dengan kasar dan meninggalkan geri dan teman teman nya di kantin.
•••••••
Malam ini. Malam mingu adalah malam biasanya nanda habiskan bersama ken dan kedua sahabat nya. Mereka membuat acara sendiri setiap hari minggu, mereka mengisi malam minggu dengan bakar bakar, membuat nasi liwet, sampai bermain kartu hanya karna membuang jauh jauh kegalauan mereka. Tapi hari ini ken tidak ikut kumpul, karna sekarang ken akan kerumah velin dan nanda pun mengizinkan nya.
"Wuisss udah rapih aja, mau kemana lo" tanya rio di teras rumah nanda.
"Mamingan dong, biar gak di katain jomblo" jawab ken.
"Sial, gak asik lu ken" timpal rian.
"Kita kurang satu ini"
"Minggu depan aja, ok brother. Gua duluan"
mobil ken meninggalkan nanda dan kedua sahabatnya. Terlihat wajah kecewa dari dua sahabat ken itu, tidak biasanya ken lebih memilih jalan dengan perempuan daripada berkumpul dengan sahabat sahabat nya.
Nanda juga terlihat tidak bersemangat untuk bermain kartu malam ini, karna ken tidak ada dengannya sekarang. Maka nanda izin masuk dan tidur pada rio dan rian.
"Guys, aku ga ikut maen ya. Aku ngantuk"
"Yah, kei kok gitu" kecewa rian.
"Yah gagal malam minggu kali ini" gumam rio.
"Iya, aku ngantuk"
"Yaudah kita bubar aja deh" kata rian.
"Yaudah, kita pamit kei"
"Maaf yah guys"
"Oke"
Nanda masuk, dan merentangkan tubuhnya dikasur. Sebenarnya dia tidak mengantuk, tapi nanda tidak bersemangat karna tidak ada ken.
Nanda memandang keatas, dan membayangkan wajah ken. Wajah teman masa kecil nya sampai nanda sudah sebesar ini.
Air dalam mata nanda mendadak menetes entah mengapa saat nanda memikirkan seorang kenny pasti nanda menangis. Nanda membayangkan sedang apa kenny disana. Dengan velin.
Nanda memejamkan matanya sambil membayangkan wajah ken.
"Kenny, aku sayang sama kamu"
•••••••
Di depan rumah velin sudah menunggu ken di teras rumah. Menunggu velin selesai dandan karna akan jalan berdua bersama ken sekarang.
Velin keluar dengan tampilan yang membuat mata ken tak berkedip. Velin sangat cantik malam ini dengan baju casual pas dengan nya dan rok pendek membalut pahanya.
"Udah?" kata ken.
"Udah, ayo"
Ken dan velin masuk kedalam mobil berwarna merah milik ken.
"Sorry ya, cuma naik mobil tua" kata ken merendah.
"Ga apa apa ken, aku udah biasa kok naik angkot"
"Tapi tenang, kalo naik mobil ini dijamin bisa ketagihan"
"Haha yang bener?"
"Iya, nanti gua buktiin"
Ken melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka berdua.
Ken membawa velin ke sebuah mall untuk menonton sebuah film yang sedang booming saat itu.
"Vel mau nonton apa?"
"Hm... Apa ya, terserah kamu deh"
"Yaudah terserah gua yah"
"Iyaa kenny"
Ken memilih untuk menonton film horror yang sedang booming waktu itu.
"Kok film horror sih kenny" gerutu velin.
"Katanya terserah gua"
"Tapi aku takut"
"Kalo takut, peluk gua aja"
"Ihhh modus"
Ketika film nya diputar, velin tidak sanggup melihat ke layar di depan nya tetapi sibuk menutupi matanya dan memeluk ken karna ketakutan.
Kenny pun tidak tega melihat velin yang pucat karna ketakutan dengan film horor yang ken pilih. Ken membawa velin keluar menuju sebuah tempat makan di mall itu untuk menyantap makan malam.
"Vel..."
"Iya"
"Lo cantik malam ini" senyum ken dihadapan velin.
"Modus kamu" velin tersipu malu.
"Gua serius vel"
Ken menggenggam tangan velin.
"Vel"
Velin memandang ken.
"Dari pertama ketemu lo, gua udah suka sama lo"
"Gua sadar, gua bukan anak yang baik buat lo"
"Tapi gua janji, gua akan jaga lo vel"
"Velin, gua sayang sama lo"
"Lo mau kan jadi pacar gua"
Wajah velin langsung berubah warna nenjadi merah waktu itu, perasaan bahagia terpancar diwajahnya jantung nya terasa berdebar kencang saat ini. Velin membalas tatapan tajam kenny dan berkata.
"Iya, aku mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
September Rain
Random-Keira Ananda- Hujan adalah butir butir air yang menyiksa. Aku benci hujan. Hujan membuatku terlihat lemah dihadapan bumi dan isinya. -Kenny Stev- Hujan. butiran air menyejukan hati dan juga jiwa. Dia menghapus kenangan buruk dan membuat kenangan ba...