Rain 6

39 4 0
                                    

"KENNY?"

nanda sangat terkejut melihat kedatangan ken. Dengan tampilan acak acakan, muka yang bonyok, baju berantakan hingga rambut yang tidak beraturan.

"Kamu gak pernah dengerin aku"

"Gak pernah anggap omongan aku"

"Kata aku jangan, ya jangan"

"Kamu kok susah banget dibilangin"

"Aku khawatir, firasat aku buruk tadi"

"Kalo kamu dengerin aku, gak bakal kaya gini ceritanya"

Ken hanya meringis menahan sakit karna nanda sedang mengoleskan obat merah pada jidatnya sambil memarahinya.

"Udah, sekarang pulang" ucap nanda

"Maaf nan" kata ken memelas.

"Kamu kapan mau berubah?"

Ken terdiam.

"Aku gak mau peristiwa dulu terulang lagi sekarang"

"Lo sayang sama gua nan"

Dug dug dug... jantung nanda berdetak kencang saat ini, entah mengapa saat ken menanyakan hal tersebut. jantung nanda berdetak tidak beraturan.

Nanda juga terlihat gugup saat ingin menjawab pertanyaan ken. Tapi dengan sangat berat nanda coba menjawabnya dengan sesantai mungkin.

"Nan" ucap ken membuat nanda tertegun.

"Apa"

"Lo sayang sama gua?"

"Iya"

"Iya apa?"

"Aku sayang sama kamu"

"Sebagai sahabat" lanjutnya.

"Sahabat?"

"Iya"

Hening......

••••••

Dimalam harinya ken seperti biasa menghabiskan waktu di teras rumahnya ditemani kedua sahabatnya Rio dan Rian.

"gimana cerita nya, tuh muka jadi ungu ungu gitu" cetus rio seenaknya.

"Ya gitu yo kalo orang yang lagi jatuh cinta hahaha" sambung rian.

"Yoi pandangan pertama lagi"

"Yoyoi ketimpuk batu langsung bocor"

"Langsung pingsan coy"

"HA HA HA HA"

Rio dan rian terus meledek ken hingga mereka tertawa terbahak bahak karna melihat kelakuan teman nya.

"Ketawa aja terus, sampe kopi ini berterbangan sendiri"

Cetus ken sembari memegang segelas kopi.

"Hahaha, ampun bos"

Dimalam yang sunyi ini. Tiba tiba datang seorang perempuan cantik dengan balutan jersey ac milan dan celana pendek yang sangat pas dipakai seorang keira ananda.

"Assalamualaikum"

"Walikumsalam" ken dan kedua temannya berbarengan menjawab salam nanda.

"Wah bawa apa kei, pasti buat gua yah"

Cetus rio sambil mengambil nampan berisikan kue buatan mamah nya yang dibawa nanda.

"Enak aja buat gua nih" cetus rian.

"Liat nan, kurang gembel apa mereka. Dibawain kue aja rebutan gitu"

Cetus ken membuat rian dan rio terbelalak.

September RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang