Suasana hati yang jarang terjadi pada velin. Malam ini velin terus memikirkan laki laki bernama kenny.
Ditemani kasur yang setia menemani perasaan velin yang sedang tidak karuan ini."Kenny" velin membayangkan wajah ken.
"Kenapa jadi mikirin dia sih"
Sedang melamuni seorang laki laki tidak jelas. Terdengar getaran yang bersumber dari bawah bantal nya....
DREDDDDD DREEDDDD.....
Sebuah pesan dengan nomer tak dikenal masuk ke wattsapp velin.
"Hay..."
velin melihat sejenak. Nomor baru yang tidak velin kenal.
Velin membuka photo profile nya dan menzoom.
"Hah.. Kenny?"
Velin terkejut melihat laki laki yang ada di profile nomor itu ternyata adalah kenny.
velin menutup ponsel nya, dan menjatuhkan tubuhnya dikasur dengan wajah yang berseri. Aneh memang, velin merasa senang melihat ken mengirim pesan padanya.
DREDDDDD DREDDDD.....
Lima menit berselang ponsel velin kembali bergetar.
"Dibaca doang, gua ganggu yah?"
velin kembali menjatuhkan tubuhnya setelah membaca pesan itu. Kali ini perasaan nya campur aduk plus bingung untuk membalas pesan ken.
"siapa ya?"
velin berpura pura tidak tahu, padahal dia sudah melihat photo profile ken.
"Gua kenny"
"Tau dari mana, wattsapp aku?"
"Lo ga perlu tau, anggap saja itu kelebihan aku lagi"
velin tidak membalas lagi.
Ponsel velin kembali bergetar.
"Gua boleh telpon?"
Degh..... Velin tertegun melihat pesan kenny.
"Mau apa?"
"Ngobrol lah"
Velin coba mengetik untuk bilang jangan. tapi layar ponsel velin langsung berdering. Ken langsung menelpon tanpa menuggu izin velin.
Velin tidak langsung mengangkat telpon dari ken. Dia bersiap agar tidak gugup saat berbicara dengan ken.
"Hallo?" velin dengan nada sesantai mungkin.
"Hay, velin"
"Iiiiya.."
"Maaf, gua ganggu"
"Iya, gak apa apa kok"
"Tadi gua kesekolah lo"
"Enak coklatnya?" sambung ken.
"Hm.. Belum aku makan"
"Kenapa...? Takut gua racun?" nada menggoda ken.
"Buk.. Bukan gitu"
"Terus"
"Nanti aku makan kok"
"Oke, surat nya udah dibaca?"
Tanpa malu ken langsung menanyakan yang ia tulis untuk velin.
"Hm.. Udah"
"Jadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
September Rain
Acak-Keira Ananda- Hujan adalah butir butir air yang menyiksa. Aku benci hujan. Hujan membuatku terlihat lemah dihadapan bumi dan isinya. -Kenny Stev- Hujan. butiran air menyejukan hati dan juga jiwa. Dia menghapus kenangan buruk dan membuat kenangan ba...