10

6K 294 7
                                    

Aletta melirik arlojinya. Pukul 08.55, berarti sebentar lagi acara pensi akan dimulai. Dan artinya Aletta juga harus bersiap-siap karena dirinyalah yang akan jadi pembuka dalam acara.

Adel, Aletta, dan Shiren memilih duduk di kursi yang disediakan di pinggir lapang. Aletta akan pergi ke belakang panggung ketika dirinya didatangi Revo.

Aletta teringat sesuatu. Saat Adel menelponnya tengah malam tanpa berbicara apapun.

"Lo ada apa telepon gue malem-malem?" Tanya Aletta. Namun sepertinya Adel tak merasa dirinya ditanya oleh Aletta. Bahkan perempuan itu sedang asyik mencuri pandang pada Alan yang tak jauh dari kursinya.

"Adel!" Ujar Aletta sedikit lebih tinggi.

"Apa sih? Gue lagi liatin Kak Alan tuh. Ganteng banget!"

"Ih, lo ngapain telepon gue malem-malem?" Aletta mengulang pertanyaannya.

"Hah? Nelpon?" Adel berbalik tanya.

"Iya! Lo yang telepon gue malem-malemkan? Mana gak ngomong apa-apa, ganggu mulu." Cecar Aletta.

Adel mengernyit bingung, "Halu deh lo!"

"Halu gimana sih? Gue curiga tadi malem lo mimpi nelpon Kak Alan." Tebak Aletta.

"Itu mah tiap malem juga gue pikirin. Cuman emang kagak ada nyali."

"Gue gak nanya itu. Lo nelpon gue malem-malem ada apa?" Tanya Aletta lagi.

"Aletta!" Panggil seseorang membuat Aletta menoleh.

"Sekarang siap-siap, ya, lo acara pembukaan." Ucap Revo.

"Oh iya, Kak," Balas Aletta, gadis itu kembali melirik Adel, "Gue ke sana dulu."

Adel mengangguk. Aletta mencoba menghilangkan rasa penasarannya tentang apa yang sebenarnya ingin dibicarakan Adel sampai-sampai harus menelepon tengah malam. Apa soal coklat? Ah.. tapi perempuan itu sama sekali tidak marah.

"Lo mikirin apa?" Tanya Revo membuyarkan lamunannya.

"Enggak kok,  Kak." Bohong Aletta.

"Lagian mana mungkin lo nervous, ya? Masa iya juara nyanyi sekota Bandung ngerasa kayak gitu lagi." Revo terkekeh.

"Bisa aja, kok, Kak." Aletta dan Revo sama-sama terkekeh mendengar jawaban Aletta.

Keadaan di belakang panggung seharusnya hening jika tak ada MC yang sedang berbicara di depan panggung.

"Jadi dengan ini dibukanya acara pensi. Untuk para peserta dari setiap kelasnya akan dipanggil satu persatu untuk menampilkan di panggung. Dan untuk pembukaan mari kita sambut Alettanova dari kelas X-3!" Seru Ghaida, seorang gadis berkerudung yang sedari tadi menjadi MC.

Aletta menghela nafasnya dengan menggenggam gitar akustik di tangan kanannya.

Ia berjalan ke depan panggung berusaha menghilangkan rasa gugup untuk pertama kalinya ia menyanyi lagi.

Orang pertama yang Aletta lihat di depan panggung adalah kedua temannya. Mata mereka begitu antusias. Aletta merasa tenang bahwa dirinya ternyata masih ditunggu-tunggu.

Aletta duduk di kursi yang disediakan disana. Dengan memangku gitarnya ia mulai memetiknya sambil sempat memejamkan mata.

Lagu yang mendukung penampilan Aletta mulai terdengar.

🎶 Bola matamu memancarkan harum tubuhmu

Mengalirkan getaran, membuatku terpaku

Eres mía, Aletta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang