4

7.5K 257 3
                                    

Erika membuka matanya dengan perlahan, kemudian memejamkannya kembali ketika cahaya matahari pagi memasuki rentinanya. Setelah beberapa detik ia membuka matanya lagi, dan mata coklat Felix yang pertama kali menyambutnya.

"Good morning, babe," ujar Felix sambil mencium kening Erika dengan singkat.

Erika tersenyum. "Good morning too."

Erika duduk, dan menyingkirkan tangan Felix yang masih dipinggangnya, lalu bangkit berdiri.

"Mandi sana, aku siapin sarapan dulu."

Baru saja Erika ingin membuka pintu, Felix berdehem dengan sengaja membuat Erika terhenti.

Erika yang menyadari sesuatu yang lupa pun kembali kehadapan Felix lalu mencium singkat pipi kanan Felix. "Maaf, aku lupa," ujar Erika dengan menyengir.

Felix hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil bangkit dari ranjang, lalu ke kamar mandi untuk mandi.

Erika jalan keluar kamar, dan menuju dapur.

Ia akan membuat nasi goreng, ia mulai mengambil bahan, lalu memotong motong sayuran yang hendak dimasukkan kedalam nasi goreng. Setelah selesai ia menaruh kuali diatas kompor, menghidupkan kompor, lalu memasukkan semua bahan-bahan yang sudah siap. Ia mengaduk semuanya, dan dengan tiba-tiba lengan kokoh memeluknya dari belakang membuatnya terlonjak kaget.

Erika tau siapa yang memeluknya, air menetes diatas pundaknya membuatnya mendengus kesal, lalu menoleh kearah Felix yang masih dengan tenang memeluknya.

"Keringkan rambutmu dulu, Fel."

"Nanti."

Erika menghela nafas, lalu sibuk mengaduk nasi goreng lagi hingga matang. Erika jalan tertatih-tatih kearah rak piring karena Felix masih memeluknya, ia mengambil 2 piring dan kembali kekompor, lalu menuangkan nasi goreng pada kedua piring itu.

"Lepas Fel, aku ingin membawa dua piring ini. Nanti jatuh," usir Erika, tetapi Felix hanya bergumam.

Mau tak mau Erika membawanya kemeja makan dengan Felix yang masih memeluknya.

"Awas, aku mau duduk."

"Sini pangku," ujar Felix dengan duduk dikursi sambil memangku Erika yang ikhlas-tak ikhlas duduk.

Mereka makan dalam diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga makanan mereka habis.

Felix yang melihat ada nasi disudut bibir Erika pun langsung menjilat nasi tersebut membuat Erika tersentak.

"Ada nasi, sayang."

Erika menatap sinis Felix. "Mengambil kesempatan dalam kesempitan."

Felix tersenyum, dan menatap Erika dengan intens membuat Erika risih.

"Kenapa menatapku seperti itu?"

"Siapa yang menatapmu?"

Erika mengernyit. "Lalu kau melihat siapa?"

"Aku hanya melihat ibu dari anak-anakku nanti," jawab Felix sambil tersenyum tulus.

Pipi Erika perlahan memerah, dengan gugup Erika bangkit dari paha Felix, mengambil piring kotor, dan berjalan menuju wastafel.

Erika merasa seperti ada yang berjalan dikakinya membuatnya geli, dan refleks menoleh kearah bawah, dan terlonjak kaget. Kecoa.

"Aaaa!! Kecoa!! Fel, kecoa!! Fel tolongin aku!! Felix, kecoanya ambil!!!" teriak Erika dengan panik, dan tak berani bergerak sedikit pun.

"Tuh kan! Aku bilang juga apa? Banyak yang mengidolakanmu, kecoa saja mengidolakanmu seperti itu. Aku takut ada yang mengambilmu dariku," oceh Felix tak jelas.

Possessed By Them[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang