28

2.4K 104 13
                                    

"Kita mau ke Dubai?" tanya Erika dengan menahan tangan suaminya untuk berhenti sebentar.

Felix melirik sedikit dan mengangguk singkat. Tangannya kembali menarik wanita itu untuk berjalan menuju atap Rumah Sakit.

"Untuk apa kita kesana, Fel?" Erika mau tak mau menerima tarikkan Felix dan mengikuti langkah cepat Felix dari belakang. Matanya hanya bisa menatap punggung pria itu dengan bingung.

"Bukankah kau sangat ingin kesana? Dan, sekarang kita kesana. Apa kau tidak merasa senang sedikit pun?" balas Felix tanpa menoleh.

Erika menggeleng cepat walaupun tak terlihat oleh pria didepannya ini. "Tentu saja aku senang, namun aku merasa aneh dan bingung. Kenapa tiba-tiba liburan? Bagaimana dengan pekerjaanmu, Felix?"

"Aku lelah menatap lembar demi lembar berisi laporan dan aku menginginkan liburan saat ini. Zaman sekarang sudah modern, kenapa tidak memanfaatkan sebuah telpon genggam yang lebih mengetahui segalanya dibanding kita?"

Erika terdiam. Ucapan Felix memang ada benarnya. Tapi, ia masih merasa aneh. Hatinya mengatakan ini salah.

Salah yang mana?
Tidak tahu. Ya, ia tidak tahu, tapi merasakannya.

"Ikuti saja aku dan kita akan bersenang-senang." Felix membuka pintu atap Rumah Sakit dan pertama yang menyambut mereka adalah wajah Elix yang datar.

Melihat itu, Erika menjadi bingung. "Elix mempunyai kembaran? Kenapa tiba-tiba sudah berada disini?"

Felix dan Elix tersenyum tipis.
"Tidak, sayang. Kita mempunyai pintu akses lebih cepat untuk sampai disini," ujar Felix menjelaskan.

"Pintu.. rahasia?" tanya Erika polos.

Sontak kedua pria itu mengangguk meng-iyakan. "That's right."

Dengan polos Erika hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

Elix menyingkirkan tubuhnya memberi akses jalan untuk kedua majikannya.
Felix menarik lembut tangan istrinya untuk melanjutkan jalan dan menuntun Erika lebih dulu masuk kedalam helikopter pribadinya.

Felix melirik Elix yang berada dibelakangnya. "Jam berapa ini?"

Elix melihat jam tangan berwarna silvernya kemudian menatap mata tajam Felix. "Jam 2 lewat, tuan."

"Kita akan sampai jam berapa di Dubai?"

"Kira-kira 15 jam, tuan."

Felix mengangguk paham dan masuk kedalam helikopter menyusul Erika yang sudah menduduki dirinya dengan cantik disalah satu single sofa beludru mewah.

"Kau lapar?" Pandangan Felix berubah melembut menatap sang wanita yang sangat dicintainya itu.

"Tidak, mungkin aku ingin..jus naga dan pancake selai nanas?" Entah kenapa Erika menginginkan itu.

"Baiklah."

Elix yang mendengar itu segera menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi. Pasti ia pergi ke dapur helikopter yang ada dibagian belakang.

Kau ingin tahu seperti apa helikopter Tn. Vladimir?

1. Semuanya berwarna beludru merah maroon persis seperti warna kesukaan istrinya,
2. Dilangit-langit helikopter, tepatnya didepan single sofa Erika terdapat Tv kecil yang menggantung,
3. Dibawah sofa mereka dan berada ditengah-tengahnya, sebuah lemari kecil yang didalamnya banyak CD yang beragam macam film dan lagu. Bahkan film kartun seperti upin-ipin pun ada, karena apa?

Erika masih suka film kartun.
Sudahlah, abaikan, kita lanjutkan saja.

4. Disamping sofa Erika, tepat ditengah-tengah antara sofanya dengan jendela terdapat sebuah meja nakas yang didalamnya banyak makanan ringan yang dikhususkan Felix untuk istrinya. Diatas mejanya pun terdapat sebuah lemari pendingin kecil yang didalamnya banyak minum-minuman kesukaan Erika, seperti sprite. Walaupun ketentuan dari Felix, minum sprite kaleng hanya sekali sehari, tidak boleh lebih. Setidaknya Erika masih bersyukur diberi izin untuk tetap meminum minuman soda tersebut.
5. Dan lainnya.

Possessed By Them[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang