Erika mendongak, dan terkejut.
"Liam?"Liam mengulas senyum manis. "Hai, er."
Erika yang menyadari ia menangis langsung menghapus air matanya. "Mengapa kau ada disini?"
Liam meletakkan bucket bunga matahari pada gundukan tanah ibu Erika, dan bucket bunga lili pada gundukan tanah ayah Erika, lalu ikut jongkok disamping Erika.
"Salah aku mengunjungi makam mertua dari kakakku sendiri?""Tidak juga, sih," jawab Erika sambil menggaruk tengkuknya tak gatal.
"Sudahlah, Er, mereka sudah tenang disana. Mereka akan sedih jika melihatmu sedih seperti ini."
Erika hanya tersenyum miris.
"Setelah ini kau akan kemana?" tanya Liam dengan menatap Erika intens.
Erika yang menyadari itu segera membuang muka kearah lain. "Mungkin aku akan ke rumahku yang dulu."
"Bernostalgia?"
Erika mengangguk singkat.
Liam mengulas senyum maklum. "Ingin kuantar?"
Erika menggeleng menolak. "Tidak, tidak perlu, bodyguard dari Felix yang mengantarku."
Liam memutar bola matanya jengah. "Bodyguard lagi?"
Erika mengangguk.
"Ya sudah, aku akan mengikutimu dari belakang."
"Apa kau tidak keberatan? Mungkin saja kau ada pasien yang harus ditangani."
Liam menggeleng. "Tidak ada, aku pulang lebih awal karena tidak ada pasien lagi."
Erika mengangguk-angguk paham. "Oh, baguslah."
"Iya say--er."
"Say?" tanya Erika dengan kerutan-kerutan kecil didahinya bingung.
"Aku hampir mengucapkan samyang."
"Samyang? Kau lapar?" tanya Erika, lalu terkekeh.
"Iya, aku lapar." Lapar ingin segera memakanmu, lanjutnya didalam hati dengan menyeringai.
"Ya sudah, nanti saat dirumahku, aku akan buatkan makanan untukmu."
"Benarkah?" tanya Liam berbinar-binar.
Erika mengangguk, dan tersenyum geli. "Hentikan wajahmu yang menggelikan itu, iam. Kau seperti anjing yang belum pernah makan," ujar Erika, lalu tertawa keras.
Liam mengerucutkan bibirnya kesal. "Apa tidak ada perumpamaan yang lebih bagus daripada 'anjing'?"
Erika menggeleng. "Itu juga sudah paling bagus untukmu," jawabnya, lalu tertawa lebih keras.
Liam tersenyum melihat Erika yang tertawa. Hatinya berdesir, dan perutnya seperti ada kupu-kupu bertebrangan yang membuatnya geli.
Erika mengelus nisan orang tuanya sekali lagi, dan berjalan ke arah mobilnya diikuti dengan Liam dibelakangnya.
Tanpa disadari mereka, roh dari kedua orang tua Erika yang berdiri bersisian disebelah makam mereka menatap anaknya dengan malang dan miris.
"Hai, little lili, dan anaknya mom, kami juga merindukanmu sayang. Selalu. Nanti kau akan tahu segalanya, semuanya akan terbongkar. Tenang saja, little lili, kita pasti akan bertemu lagi," bisik ayah Erika dengan sedih menatap kepergian anaknya yang masih terpukul atas kepergian mereka. Bayangan mereka perlahan memudar, dan terbawa angin meninggalkan anak tunggalnya yang masih terlihat sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessed By Them[Slow Update]
RomanceDARK ROMANCE. RATED M, 21+ UNTUK ADEGAN PEMBUNUHAN. Harap bijak dalam memilih cerita yang ingin dibaca. Harap dihayati ketika membaca dan rasakan apa yang dirasakan Erika, Felix, Liam, Tuan V dan Si Gila, dijamin deg-degan serr. *** "Dia suamiku yan...