21

3.1K 89 0
                                    

Mereka terlonjak kaget mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras dari kamar Erika. Erika tercekat, begitu juga dengan yang lainnya, takut bahwa itu adalah Felix.

Suara ketukan demi ketukan sepatu terdengar semakin membuat suasana bertambah tegang membuat Erika dan yang lainnya menahan nafas sangking takutnya. Bagaimana jika Erika mendapat hukuman yang lebih berat lagi? Oh tidak, tidak, itu tidak masalah sama sekali! Yang menjadi masalah adalah... bagaimana jika Amanda, Martha, dan Bella yang terkena imbasnya? Ia takkan memaafkan dirinya sendiri jika ketiga sahabatnya itu terjadi sesuatu yang buruk! Tidak akan sama sekali!

Erika menolehkan wajahnya dengan perlahan ke belakang, dan terkejut bukan main. Itu adalah...

..Elix..

Ya, Elix. Bukan, Felix.

Erika membuang nafasnya dengan lega, dan mengelus dadanya dengan sangat lega, ia sangat jantungan jika itu benar-benar Felix.

Mereka ikut lega, dan memegang dadanya masing-masing karena masih merasakan jantungnya berdebar dengan kuat.

Seperti biasa Elix menatap datar Erika yang terlihat lega sekali membuat satu alisnya terangkat dengan bingung, "Ada apa, Nyonya?"

Erika menatap Elix dengan senyum, "Kukira kau adalah Felix."

Elix menggeleng, "Tuan Felix sudah berangkat, Nyonya."

Erika mengangguk, "Ya, aku tau." Erika mengalihkan perhatiannya menuju wajah sahabat-sahabatnya, namun kembali menatap wajah Elix dengan cepat karena menyadari sesuatu, "Kau...sembuh, El?"

"Kau tidak apa-apa?" Erika memutar-mutar tubuh Elix ingin mencari jika ada sesuatu yang tak beres pada tubuh Elix.

Elix jadi pusing sendiri, dan menahan tubuhnya untuk tak diputar-putar lagi oleh Nyonya-nya.

"Saya sembuh, dan tidak apa-apa, Nyonya."

'Sembuh? Memangnya dia kenapa, Er?' Bella menatap Elix dan Erika bergantian dengan bingung.

Elix menatap Bella dengan pandangan...aneh?

"Dia kemarin disiksa Felix dengan listrik, aku sangat merinding mengingatnya."

Amanda, dan lainnya terbelalak kaget, lalu menatap tubuh Elix yang sepertinya sudah benar-benar sembuh, dan tidak apa-apa.

"Enyahkan pikiran konyol kalian," ujar Elix dengan datar pada Amanda, dan lainnya.

Amanda, dan lainnya terkejut. Bagaimana bisa ia tahu pikiran mereka?

"Aku bisa membaca pikiran. Dan kau... Bella..." Elix menunjuk wajah Bella di layar handphone Erika, "Aku tau aku tampan, namun tidak usah berlebihan mengatakan aku pria paling tampan yang pernah kau temui juga, bukan?" Elix menyeringai.

Wajah Bella dalam kedipan mata berubah menjadi merah menahan malu, dan memilih untuk keluar dari video call mereka.

'Bella keluar

Mereka sontak cengo, dan menahan tawa.

Erika memukul lengan Elix dengan kesal bercampur ingin tertawa, "Kau sih, El!'

"Bukan aku, dia saja yang baperan."

Erika hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Jadi, ada apa kau kesini?"

"Saya hanya memastikan Anda tidak apa-apa, karena saya baru kembali dari rumah sakit, Nyonya."

"Felix tau?"

Elix hanya mengangguk.

'Kau sudah melihat Erika tidak apa-apa, bukan?' tanya Amanda.

Elix mengangguk.

Possessed By Them[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang