12

3.8K 141 6
                                    

"Ayo pulang," ajak Felix dingin, oh lebih tepatnya memaksa Erika.

Liam menarik lengan Erika yang bebas, "Apa-apaan kau Fel?"

Felix memutar tubuhnya menghadap mereka, lalu menatap tangan Liam yang menggenggam lengan Erika dengan menahan emosi.

"Kau yang apa-apaan, dia istriku, dia hakku! Dan, kenapa tanganmu menggenggam tangan istriku?" bentak Felix dengan tajam, dan dingin. Lalu, Felix menepis tangan Liam dari tangan istrinya.

Erika yang takut akan terjadi pertengkaran memilih melepaskan tangan Felix dari lengannya, lalu menggenggamnya.
"Maaf iam, sepertinya aku harus pergi duluan," pamit Erika dengan senyum kikuk.

Erika menarik tangan Felix untuk jalan keluar dari supermarket, lalu tiba-tiba tangan kokoh memeluknya dengan erat dari belakang. Tanpa menoleh pun ia tau itu siapa. Felix.

"Hukuman menunggu di rumah sayang~" bisik Felix tepat di telinga nya yang berhasil membuat Erika meneguk saliva nya takut dan merinding.

***

'Brakk
Erika merasa punggungnya akan hancur karena terbentur dengan keras di ranjang, dan Felix yang menindihnya.

"Kau masih ingat bukan perjanjian kita dulu? Walaupun itu dulu, tapi sekarang masih berlaku sayang. Sampai kapanpun akan tetap berlaku," ujar Felix dengan mengusap lembut pipi Erika dan menatapnya lembut namun menyiratkan kekejaman.

Erika hanya mengangguk dengan takut-takut.

"Tidak boleh berdekatan dengan pria manapun, mau dia temanmu, sahabatmu, adik mu atau adikku, atau bahkan ia banci pun tidak boleh. Tidak boleh berbicara dengan pria manapun. Tidak boleh bersentuhan dengan pria manapun. Tidak boleh pergi keluar tanpa bodyguard dariku, dan juga ternyata selama ini kau sering pergi ke supermarket tanpa di temani siapapun, dan tidak memberitahu ku? Mulai berani kau denganku."

"Ta-tapi Fel, kenapa ke depan saja harus di temani? Aku bukan anak kecil lagi," bantah Erika dengan mencoba berani, yang sebenarnya juga percuma karena badannya tetap bergetar takut.

"Tetap saja! Mau ke depan atau kemana pun, kau harus di temani atau di awasi! Karena apa? Banyak para pria yang mengincarmu! Kau selalu saja tidak memperhatikan sekitar, kau bahkan tidak tau jika kau selalu di perhatikan semua pria dimana pun!!" bentak Felix dengan beranjak berdiri dari atas tubuh Erika.

Erika terdiam takut, ia memang tak pernah memperhatikan sekitar.

Felix mengambil sesuatu dari laci meja, lalu menunjukkannya pada Erika.

Erika yang melihat kilauan dari benda itu yang terkena cahaya lampu kamar pun sontak terlonjak. Itu pisau.

"A-apa yang ingin kau lakukan, F-fel?"

"Tebak aku ingin melakukan apa, sayang~" perintah Felix dengan mengelus mata pisau di tangannya dengan lembut, seolah-olah itu adalah benda kesayangannya, dna harus ia perlakukan dengan lembut agar tak pecah.

"K-kau pembunuh. Ka-kau pembunuh. KAU PEMBUNUH! KAU YANG MEMBUNUH ORANG TUAKU!! BUKAN KARENA BUNUH DIRI, TAPI KARENA KAU YANG MEMBUNUHNYA!! DASAR PEMBUNUH!!!" teriak Erika kesetanan karena teringat bagaimana dulu Felix membunuh mereka dengan kejam.

Felix terpaku, "Kau mengetahuinya?" tanya Felix dengan lirih.

"YA, AKU TAU! KAU MANUSIA GILA!! PERGI, AKU TIDAK MENCINTAIMU LAGI!!!"

Felix menunduk sedih, lalu dalam sekali kedipan ia sudah menindih badan mungil Erika dan melempar pisau yang sedari tadi ia genggam ke lantai hingga menimbulkan suara besi yang bertabrakan dengan keramik dengan nyaring membuat Erika merinding mendengarnya,

Possessed By Them[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang