14

3.4K 111 1
                                    

"Hukuman menunggu dirumah," ujar Felix dengan dingin, dan mematikan sepihak.

Erika terpaku.

Lagi? batin Erika dengan lirih.

Erika menggeleng-gelengkan kepalanya tak mau dengan lirih, ia tak mau lagi, sungguh tak mau lagi!

Bayangan-bayangan kemarin ia di beri hukuman pun membuat bulu kuduknya meremang, ia harus pergi sekarang!

Erika mengambil slingbag yang di taruhnya di gantungan dekat pintu keluar dan masuk kamarnya, lalu di isinya handphone, power bank, headset, serta dompet. Apa lagi yang harus di bawa? Aduh, apa ya? Astaga, kenapa jadi pusing sendiri?

Erika yang merasa sepertinya tidak ada lagi yang perlu di bawa pun segera membuka pintu, dan tersadar. Pintunya di kunci. Oh ayolah!

"Elix! Elix!!" panggil Erika dengan kencang.

"Ada apa, Nyonya?" tanya seorang pengawal yang menjaga di depan pintu kamar Erika dan Felix.

"Panggilkan Elix, aku ingin berbicara padanya sebentar."

"Baik, Nyonya."

Pria berbadan tinggi, dan besar itu dengan cepat berlari mengikuti permintaan Nyonya-nya.

Erika sambil menunggu ia memikirkan bagaimana caranya untuk kabur, apakah bisa lewat pintu belakang? Rumah nya memang mempunyai pintu belakang yang kecil, namun satu masalahnya...

Banyak pengawal disana.

Iya, banyak.

Ada sekitar 5 pengawal disana! Kalian bayangkan orang sepertinya bisa kabur atau tidak.

Tapi, sepertinya bisa mengelabui mereka, bukan? batin Erika dengan berfikir, lalu menyeringai.

Elix berdiri di depan pintu Erika, dan melirik pengawal yang masih berada di sampingnya. Bagaimana ia ingin membukanya jika masih ada pengawal tersebut?

"Em, maaf paman, bisakah kau tinggalkan kami berdua saja? Kami ingin berbicara penting," ujar Elix dengan sedikit senyuman kecil di wajahnya. Agar wajahnya tak terlalu mencurigakan.

"Tapi..."

"Ya, kami ingin berbicara penting. Tenang saja, aku takkan kabur," potong Erika mendukung Elix.

"Baiklah, Nyonya," jawab pengawal itu mau tak mau, dan pergi menuju teras depan untuk mengecek keadaan.

Elix yang merasa pengawal itu sudah pergi, dengan terburu-buru mengeluarkan kunci dari kantung celananya, dan membuka pintu, lalu masuk kedalam. Tak lupa pintu kamar kembali ia tutup agar tidak ada pengawal yang melihatnya masuk.

"Ada apa, Nyonya?" tanya Elix yang sebelumnya menundukkan kepalanya memberi hormat.

"Felix... Felix akan memberiku hukuman lagi, El. Aku tak mau! Ini menyiksaku! Bantu aku melarikan diri! Kita lewat pintu belakang, aku tau caranya."

Elix menghela nafas, "Tapi, Nyonya... disana terdapat 5 pengawal. Aku ragu Anda bisa melarikan diri disana, Nyonya."

"Ya, aku tau, tapi aku tau caranya agar semuanya berjalan lancar dengan kemauanku," ujar Erika bersikeras.

Mau tak mau Elix mengangguk meng-iyakan.

Selagi mereka membicarakan itu, terdapat seseorang yang mendengarkan dari belakang pintu. Erika dan Elix tak menyadari itu sama sekali.

***

"Hei semua!" sapa Elix pada semua pengawal yang menjaga pintu belakang untuk memulai misinya.

Possessed By Them[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang