15

3.8K 117 1
                                    

Felix mendorong Erika masuk kedalam kamar mandi khusus shower, dan mulai mengguyur Erika dengan air setengah panas.

Kamar mereka memang kamar mandi yang paling mewah diantara semua kamar di rumah ini, kamar mandi ini memiliki bathup besar yang bisa menampung dua orang sekaligus, dan di pojoknya terdapat sebuah ruangan luas yang berisi shower. Terdapat cermin besar, wastafel, lemari kecil berisi handuk, dan segala macam perabotan mandi, tak lupa kloset mewah. Semua perabotan ini berwarna coklat, lantai keramiknya berwarna coklat, sedangkan dindingnya di beri keramik berwarna putih.

Erika merasakan air panas yang mengenai kulitnya, kulitnya seperti akan melepuh, sungguh, ini perih!

"Pa...panas, Fel!" pekik Erika dengan mata yang seperti ingin menangis.

Felix mendekati Erika dengan langkah pelan membuat Erika berjalan mundur, karena takut. Hingga punggungnya mencium dinding belakang membuatnya mau tak mau terhenti, hingga wajah Felix hanya berjarak dua centi saja dari wajahnya, namun berbelok menuju telinganya, "Seperti itulah perasaanku ketika kau menginginkan lari dariku, sayang."

Erika bergetar, campuran antara takut dengan Felix dan air setengah panas yang mengguyur tubuhnya serta pakaiannya.

Felix menggigit cuping telinga Erika dengan lembut, namun makin lama makin kuat membuat Erika merintih untuk kesekian kalinya.

"Sa...sakit, Fel," rintih Erika dengan lirih.

"Seperti itu juga perasaanku ketika kau menginginkan lari dariku, sayang," bisik Felix.

Felix menekan tepat di tengah-tengah kedua bukit Erika dengan kuat membuat Erika kembali merintih.

"Se...sesakh, Fel," rintih Erika dengan tak kuat, ia menggenggam tangan Felix untuk menghentikan kegiatan Felix padanya.

"Seperti itu juga perasaanku ketika kau menginginkan lari dariku, sayang."

"Ak-"

Felix mencium bibir Erika dengan ganas membuat ucapan Erika terhenti, Erika memberontak.

Erika terus memberontak, dan tanpa sadar menyenggol junior Felix.

"Kau membuat adik-ku bangun, sayang. Kau harus tanggung jawab, dan terima hukuman dariku."

Felix kembali mencium Erika dengan ganas, dan membuat sekujur tubuh Erika memiliki tanda merah.

***

Sinar matahari mengusik Erika yang terlihat masih ingin bergelut dengan selimut, serta badan besar yang sedang ia peluk. Badan besar? Felix?

Erika membuka matanya dengan cepat, lalu mendongak. Benar, ia sedang memeluk Felix.

Erika memperhatikan wajah tampan Felix yang sangat polos ketika tidur. Hanya ketika tidur. Ketika bangun? Ia akan berubah menjadi iblis yang bersembunyi di balik wajah tampannya itu. Haruskah ia pergi dari hidup Felix, dan melupakan Felix? Atau ia menerima kenyataan itu dengan lapang dada, dan mulai membuka lembaran baru bersama Felix? Ia sadar ia masih menyayangi Felix, rasa sayang dan cintanya tak pernah berkurang walaupun ia tahu dalang kematian orang tuanya dulu itu bersumber dari suaminya sendiri. Bodoh? Ya! Ia tahu ia bodoh. Namun, bagaimana lagi? Sudah ia katakan jika cinta bisa membuat orang terlihat bodoh bukan? Dan, itu...terjadi padanya sendiri.

Felix yang merasa di perhatikan pun membuka matanya, tampaklah mata coklat yang indah namun berkesan tajam.

Erika berpura-pura masih tertidur dengan tangannya yang memeluk Felix, ia harus bisa membuat Felix tak sadar jika ia sudah bangun.

Possessed By Them[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang