"Lo kalo mau mati jangan disini. Jangan pas ada gue!"
Lyra yang saat ini sedang merentangkan tangannya untuk menjangkau migu, kucingnya itu yang ingin naik ke balkon melalui pohon itu pun kaget karena mendengar suara.
Siapa sih? Masa iya penunggu pohon ini?
Lyra sebenarnya sudah takut, namun dia mencoba sok berani karena sudah berhasil menggapai badan kucingnya itu. Pikirnya Kalau dia lari kasian si migu pasti nanti jatuh.
Klotakkk!
Lyra yang sudah berhasil menurunkan kucingnya itu kini beralih ke pintu balkonnya yang mengeluarkan suara seperti di lempar oleh sesuatu.
Buset!
Siapa sih ngelempar pintu balkon gue! Kalo kenapa-napa pasti gue di kira bikin ulah. Pasti nanti gue di katain yang iya-iya sama abang. Padahal kan gue kalem begini!
"Heh. Budek ya lo!"
Lyra kaget dan berjalan ke asal suara mencari siapa gerangan yang berbicara. Mencari-cari dan akhirnya menemukan sosok pujaan hatinya berdiri di depan pagar rumahnya dengan tangan yang di masukkan di saku celana.
Astagfirullah.. gebetan gue itu! Masyaallah ternyata dari tadi suara Gilang? Pantess rada bikin merinding.
"Eh ayang-ayangku.. ngapain disitu? Aduh kayak nggak di anggep sih berdiri depan pager gitu.."
"Lo tau gue disini. Jadi cepet buka"
Bukannya turun membuka pagar dan pintu rumahnya untuk Gilang. Malah yang di lakukan masih diam di tempatnya. Lyra masih kaget dengan keberadaan Gilang di pagar rumahnya itu.
"HEH! Astagfirullah.." Gilang terlihat meraup wajahnya frustasi.
Dan Lyra yang melihat pun kini sadar dan buru-buru turun. Percuma memikirkan alasan keberadaan Gilang di depan pagar rumahnya itu. Karena otak Lyra memang tidak sampai jika harus menebak-nebak alasan seseorang. Kan Lyra nggak peka!
Hih.
*****
Greeekkkkk!!
Suara pagar yang di geser Lyra kini terlihat setengah terbuka membuat seseorang yang menunggu nya di luar terlihat jelas sedang mengenakan kaos putih oblong dan celana kain berbahan kain. Apalagi pemakainya.
Uh! Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan? bener-bener gebetan gue surga dunia banget!
"Lo kalo mau mati jangan disini. Jangan pas ada gue!"
Gilang mengulangi ucapannya lagi. Dan mengundang kerutan di kening Lyra karena bingung.
Ini cowok. Baru gue bukain pintu bilang yang manis-manis kek karena gue udah bukain pager. Makasih kek, cium kek, peluk gitu. Ini malah gini!
Lyra cemberut namun tetap bertanya pada Gilang. Maksud dari perkataannya tadi.
"Kenapa sih? Lo ngelindur?"
Gilang memutar bola matanya jengah melihat respon Lyra yang telmi nya kelewat batas. Lagi-lagi Gilang mengulang ucapannya kembali.
"Lo kalo mau mati jangan disini. Jangan pas ada gue! Lagian kalau di bikin berita 'cewek mati nyungsep dari balkon' kan nggak elit. Gue sebagai tetangga malu!"
Lyra kini menyadari arah pembicaraan Gilang.
"Loh. Emang kenapa sih, Gil?"
"Gue nggak mau jadi saksi mata" jawab Gilang dengan cuek.
![](https://img.wattpad.com/cover/141824382-288-k366834.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S a l y r a
Teen Fiction(Revisi setelah tamat) Tentang Salyra Anna. Perempuan dengan rambut panjang berponi dan tubuh tinggi semampai dengan warna kulit yang putih. Memilik sifat jahil dan jutek tapi penyayang. Menyukai makanan pedas, es krim oreo, dan semua jenis makanan...