Part 17

27 5 36
                                    

"Wah... ada yang baru lhoo..."

"Oh ya? Apaan yang baru?"

Egi yang mendengar jawaban Zainab itu pun hanya mendengus kesal.

"Oreo rasa jagung bakar..."

"IH mana ada, Gi!"

"Ya lagian lo juga kenapa sih. Mesti nyambung!" Kesal Egi. "Dah lah sana pergi, gue itu lagi kangen sablengnya chairmate gue.."

"Bukannya Lyra selalu masuk yaa..."

"Tapi gue ngerasa aneh. Lo ngerasa nggak sih?"

"Hmm..." Zainab tampak berpikir. "Lo bener. Dan akhir-akhir ini dia selalu ngintilin Gilang.."

Egi memutar bola matanya frustasi. Karena manusia satu di depannya hanya bisa membuatnya ingin sekali menenggelamkan nya di rawa-rawa bersama si Hayati.

Lagu lama kali si kutu ngejar Gilang. Tapi bener.. kali ini ada yang beda.. -Egi

Egi yang masih asik melamun itu pun kini merasakan bangku di sebelahnya itu ada yang menduduki. Dirinya menoleh dan tampak lah Lara yang sudah melepaskan tas nya dan mengeluarkan buku biologi nya itu.

Apa perasaan gue aja yaa, kalau ini kutu sekarang kalem begini. Duh! -Egi

Saat Egi memperhatikan pergerakan Lara, Lara tiba-tiba menoleh karena dirinya merasa di perhatikan.

Lara tersenyum. "Selamat pagi, Egi.."

Egi melotot mendapat sapaan dari Lara itu. Setelah tersadar, dirinya berdehem untuk menghilangkan kecanggungan nya itu.

Buset dah! Tumben yaa gue nggak tau kenapa sekarang kok gue sering ngomong 'tumben' kalau lagi sama ini kutu. Ck!

"Hmm.. pagi"

Lara tersenyum mendapat respon teman sebangku nya itu. Tidak tau harus bersikap seperi apa. Akhirnya dirinya mulai membuka buku paket biologi nya dan belajar.

*****

"Ra, lo dapet hidayah darimana sih? Tumbenan lu akhir-akhir ini jadi rajin begini?"

Lara yang mendengar ucapan teman sebangku nya itu hanya mengernyit bingung. Memang selama ini kakak kembarnya itu tidak rajin?

"Aku nggak dapat hidayah darimana-mana Egi, aku gini kan biar aku pinter terus lulus dengan hasil yang memuaskan.." jawab Lara sambil tersenyum.

Mendengar penuturan Lara itu, membuat Egi sekali lagi shock. Mulutnya melongo, dan matanya yang melotot kemudian terpejam.

Egi ingat perkataan teman sebangku nya itu beberapa waktu lalu saat mengerjakan soal bahasa inggris yang biasanya temannya itu akan acuh tak acuh mengikuti pelajaran namun saat itu temannya itu terlihat mengamati. Dan benar saja kalau teman sebangku nya memang niat belajar.

'Ra? Tumben lo? Dapet wangsit dari mana? Bagi napa biar otak gue isian dikit.'

Teman sebangkunya yang di panggil 'Ra' itu langsung saja menjambak jambul Egi.

'Lo diem sih! Nggak usah bacot mulu. Lagian kalau gue ngerti lo tinggal nyalin. Bego!'

Dirinya yang mendapat kultum dari teman sebangkunya itu hanya menyengir menjijikkan sambil merapikan jambul nya agar kembali kece seperti sebelumnya.

"Egi? Are you ok?"

Ternyata Lara masih memperhatikan Egi. Dari Egi yang memejamkan matanya hingga Egi yang menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengelus dadanya.

[1] S a l y r a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang