"Selamat pagi..."
Lyra yang saat ini sedang menikmati pagi di taman yang ada di rumah Kevin dengan secangkir cokelat hangat itu menoleh ke asal suara. Dan terlihat lah laki-laki dengan kaos hitam dengan celana kain cokelat sedang memegang gelas yang berisi sesuatu yang panas karena ada asap yang mengepul di atasnya.
Laki-laki itu tersenyum manis. Memang selalu manis. Dan pernah menjadi favorit Lyra dulu.
Oh shit! Ini masih pagi dan lo udah senyum semanis ini Kev? Fix kalau gue periksa pasti gue bener-bener kena diabetes.
"Setiap aku sapa, kenapa selalu diem Lyra?"
"Diem? Oh nggak, gue cuma nggak nyangka bakal sama lo disini, Kev.."
Kevin berjalan menghampiri Lyra dan duduk di kursi di samping Lyra.
"Semuanya berubah, kamu tau? Kamu dulu nggak kaya gini.."
Penuturan Lyra membuat alisnya menyatu. "Maksud lo?"
"Contoh kecil aja, cara bicara kamu udah beda 'lo-gue' dan aku ngerasa aneh. Kita udah kayak orang asing.."
Lyra menghembuskan napasnya panjang. "Bukannya sejak lo ninggalin gue dulu. Kita udah jadi orang asing ya? Terus kenapa sekarang lo harus ngerasa aneh?"
Kemudian keduanya terdiam menikmati isi pikiran masing-masing yang sama kembali ke masa lalu.
Tapi Lyra tidak ingin semuanya berjalan di iringi drama yang membuatnya muak. Lyra menyimpan gelasnya di meja yang ada di sebelahnya kemudian mencoba menghembuskan napasnya panjang sebagai tanda dia sedang mentralisir suasana yang dia hadapi saat ini.
"Engg-Kev? Lo bakal lama disini?"
Kevin menoleh dan menyimpan gelasnya juga.
"Kenapa? Segitu bencinya kamu sampe pengen aku cepet-cepet pergi?"
"Nggak, nggak gitu Kev, gue cuma nggak mau pulang. Gue pengen jalanin hidup yang gue mau. Dan gue pengen minta bantuan lo.."
Kemudian Lyra menceritakan semuanya kepada Kevin termasuk orang yang Lyra sukai, tapi Lyra tidak pernah memberi tahu siapa yang dia sukai.
"Aku kembali ke belanda seminggu lagi, tapi kamu tidak bisa ikut Lyra. Sebagai gantinya kamu akan tinggal di apartemenku yang kebetulan satu kota dengan sekolahmu. Kamu bisa tinggal disana.."
Tadinya Lyra sedih saat tau dirinya tidak bisa ikut ke Belanda, namun saat mendengar bahwa dia akan tinggal di apartemen Kevin wajahnya berbinar kembali.
"Makasih Kev, tapi... gue pasti nggak bisa sekolah lagi. Dengan kaburnya gue dari rumah. Pasti Lara yang akan gantiin semuanya.."
Kevin lagi-lagi tersenyum yang lama-lama membuat Lyra luluh.
"Kev, plis.. lo jangan senyum mulu dong, kalau gue naksir gimana.."
"Aku nggak bakal ngelarang kalau itu sampe terjadi.." yang di lakukan Kevin selanjutnya adalah mengelus kepala Lyra.
Mendapat elusan seperti itu membuat Lyra jadi teringat dengan Miko dan Migu di rumah. Lyra bertekad ingin mengambilnya apapun resikonya. Meskipun harus meminta tolong lagi pada Kevin.
"Kamu tenang aja, kamu bisa home schooling di apartemen.."
"Makasih, Kev? Gue minta tolong lagi yaa, tolong ambilin kucing gue di rumah.."
Kevin tertawa, karena Lyra masih seperti dulu yang masih menyukai kucing.
******
Tokk!
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S a l y r a
Teen Fiction(Revisi setelah tamat) Tentang Salyra Anna. Perempuan dengan rambut panjang berponi dan tubuh tinggi semampai dengan warna kulit yang putih. Memilik sifat jahil dan jutek tapi penyayang. Menyukai makanan pedas, es krim oreo, dan semua jenis makanan...