Lyra kini ada di taman belakang sekolah, tempat favorit Gilang. Lyra juga duduk di salah satu bangku taman dekat dengan tempat Gilang duduk. Namun Gilang tidak menyadari jika Lyra ada di dekatnya. Hanya selisih dua bangku saja.
Laki-laki itu terlihat menghembuskan napasnya panjang, terlihat lelah karena perdebatan yang terjadi beberapa menit lalu. Dan penyebabnya adalah perempuan yang merupakan kekasihnya sendiri.
# Flashback On #
Bosen gue! Itu kenapa si Egi tumben nggak masuk coba? Kan kangen pengen jambak itu jambul dia. Huh!
Saat jam istirahat tiba, Lyra terlihat tidak semangat dan bosan. Dan kali ini tujuannya adalah taman belakang sekolah. Tempat favorit bagi Gilang. Pikirnya siapa tau jika dia ke tempat itu dia bisa menghilangkan rasa bosannya itu. Kan sudah pasti ada Gilang disana.
Lyra kini sudah sampai di taman belakang dan sudah melihat Gilang duduk bersama...ah itu Andin! Lyra melihat kedua orang itu berdebat. Namun Lyra duduk di bangku yang berjarak dua bangku dengan yang Gilang duduki itu.
Sedikit tapi jelas, Lyra mampu mendengar apa yang di perdebatkan dua orang tersebut.
"Tapi kenapa, Ndin? Kenapa baru sekarang?"
Meskipun tidak melihat eskpresi Gilang. Lyra sangat yakin jika ada perasaan sedih yang menghampiri Gilang.
"Maafin aku Lang, aku pikir dengan aku bilang semuanya sekarang. Kamu bisa lepasin aku.."
Jawaban Andin membuat Lyra yang sedang menguping itu kaget.
APA?!
Apa maksudnya itu nenek lampir? Jangan bilang kalau-
"Aku mau kita udahan sampe disini. karena aku bakalan tunangan. Maafin aku Lang.."
Kemudian Lyra melihat Andin pergi meninggalkan Gilang. Lyra bertanya-tanya siapa gerangan yang akan bertunangan dengan Andin itu.
# Flashback Off #
Perlahan Lyra beranjak dari tempatnya dan perlahan langkahnya menuju bangku tempat dimana Gilang duduk.
"Gil, lo kenapa?"
Gilang mendongak dan menatap tajam ke arah Lyra yang membuat Lyra menggigit bibirnya untuk tidak meringis.
"Lo masih nanya kenapa? Andin itu pacar gue, Ra. Tapi kenapa dia mau tunangan sama abang lo"
Gilang mengucapkannya dengan lirih dan sarat akan kemarahan.
Lyra yang mendengar jawaban Gilang itu kini membuat keningnya berkerut.
Apa tadi? Bertunangan sama abang gue? Maksudnya bang Keenan? Gila itu mak lampir. Ck!
Lyra mencoba duduk dan menjelaskan pada Gilang. Namun Gilang buru-buru berdiri untuk pergi tapi Lyra mencegahnya.
"Gil, itu semua nggak bener.." kali ini Gilang mencoba untuk melangkah pergi.
"Gil, gue suka sama lo.." ucapan Lyra membuat langkah Gilang berhenti.
Gilang terlihat menoleh ke sekitarnya. Mungkin untuk memastikan tidak ada yang mendengar apa yang Lyra ucapkan. Setelah di rasanya aman. Gilang membalikkan badannya menghadap Lyra yang kini sudah berdiri berjarak satu langkah di depan Gilang.
"Gue nggak" jawab Gilang dengan dingin dan langsung pergi meninggalkan Lyra.
Yang sialnya membuat Lyra mematung dan menelan ludahnya dengan susah payah.
Ada rasa sakit yang menjalar di dadanya. penglihatannya kabur karena kini airmatanya sudah mulai menumpuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S a l y r a
Teen Fiction(Revisi setelah tamat) Tentang Salyra Anna. Perempuan dengan rambut panjang berponi dan tubuh tinggi semampai dengan warna kulit yang putih. Memilik sifat jahil dan jutek tapi penyayang. Menyukai makanan pedas, es krim oreo, dan semua jenis makanan...