Part 18

36 4 29
                                    

Typo bertebaran 😄

*******

"Anak-anak. Dengarkan ibu. Kalian harus memilih Jam tambahan kimia akan di laksanakan hari selasa atau rabu?"

Bu Inayah, guru yang mengajar pelajaran kimia di kelas XII A 2 itu bertanya pada anak-anak di kelas itu tentang jam tambahan setelah pulang sekolah.

Sebagian murid memilih hari selasa dan sebagian lagi nya memilih hari rabu. Namun murid yang memilih hari rabu tidak sebanyak yang memilih hari selasa. Yang memilih hari rabu, sekitar 7 siswa saja. Namun di antara 7 murid itu. Ada seorang murid laki-laki dengan tampang polosnya bertanya pada sang guru.

"Kalau kamis nggak bisa ya bu?"

Seketika itu juga puluhan pasang mata menatap Egi dengan tatapan -nawar aja lo- yang tersangka itu pun hanya memperlihatkan sederet gigi yang rapi namun gingsul itu.

Sang guru terlihat menghela napas lelah. Memang bukan hal baru jika murid yang bernama Egi itu pasti akan mengeluarkan berbagai alasan demi untuk bebas dari jam tambahan. Saat di tanya alasan nya pun bervariasi. 'Duh bu, sepulang sekolah ini saya keluar kota bu' dan sang guru pun mengijinkan murid nya itu untuk tidak mengikuti jam tambahan tersebut. 'Bu,besok itu kan tanggal merah. Kenapa mesti ada jam tambahan sih bu? Free dong sekali-kali. Otak saya butuh di refresh bu biar nggak halu' guru pun menghela kesal. Ada-ada saja murid laki-laki nya itu. Dan yang terakhir, guru itu tidak mentoleransi lagi alasan murid nya itu. Dan sekarang? Murid itu masih saja nawar. Hm

"Kali ini apa lagi alasan kamu,Egi.."

"Bu, beneran deh bu suwer. Saya lagi nggak bisa dua hari kedepan ini bu.."

"Iya, tapi ada apa?"

"Percuma bu, kalau saya kasih tau juga ibu nggak bakalan percaya.."

Guru itu pun menggeleng-gelengkan kepala nya mendengar penuturan murid laki-laki nya itu. Pikirnya banyak sekali alasan yang dia ucapkan. Sudah seperti sazkia gotik saja. Alasan nya sudah seribu.

"Dan kamu Lyra, apa kamu juga ingin ikut keluar dengan Egi?" Bu inayah gantian memandang gadis yang di panggil Lyra itu, Lara. Tatapannya sinis.

Karena di tatap dan pertanyaan yang di lontarkan seperti itu. Lara gelagapan saat menjawab pertanyaan guru nya itu.

"Eng.. tidak bu. Saya akan ikut jam tambahan besok.."

Teman di kelas itu pun melongo mendengar respon Lara. Bagaimana tidak? Justru biasanya Lyra yang paling gencar untuk tidak ingin ikut jam tambahan.

Malah pernah beberapa minggu yang lalu sebelum jam tambahan di mulai. Lyra mengajukan ide pada ketua kelasnya,Dio.
Kalau jam tambahan lebih baik di hapus saja. Katanya, sudah tugas banyak malah di tambah jam belajar setelah pulang sekolah. 'Emang gue albert einstein yang punya otak cemerlang' katanya waktu itu.

Egi yang mendengar jawaban Lyra itu kini merenggut kesal dan menyikut lengan Lyra.

"Ish, lo gimana sih, Ra! Biasanya semangat.."

Lara tidak menjawab hanya mendiamkan Egi.

Dan guru pun kini keluar kelas bersamaan dengan murid di kelas itu juga keluar untuk pulang.

******

Tampak lah laki-laki yang keluar berjalan menuju gerbang sekolah yang mulai sepi. laki-laki itu terlihat mendumel kesal.

"Sialan! Lyra begitu amat sih! Biasa nya juga langsung kalo di kodein. Ck! Kesel gue, lama-lama gue teriak juga di telinga nya biar dia ngerti. Hih! Untung temen yeee untuuuuuunnng temen gueeeee. Argh!"

[1] S a l y r a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang