Part 14

30 5 16
                                    

Yuhuuu...
Typo bertebaran....
Abaikan aja ukeyy 😄😄
Revisian masih lama harhar

Selamat membaca 😊

Lyra membuka kedua matanya yang terasa berat akibat menangis semalaman. Tidak bisa tidur dan selalu menangis karena kepergian opa nya yang sangat mendadak itu.

Lyra kini berada di kamarnya yang berada di rumah opa, karena di rumah opa, Lyra mempunyai kamar sendiri yah karena Lyra cucu kesayangan opa.

Menghembuskan napas panjang, Lyra pun bangkit dari tempat tidurnya menuju sofa single yang ada di kamarnya, mengambil pigura foto yang bergambar dua orang sedang tersenyum lebar. Dua orang itu adalah Lyra dan opa nya.

Airmatanya menetes saat mengingat bahwa opa nya sudah tidak bersamanya lagi.

"Opa yang tenang ya disana, Yra bakalan kangen sama opa.." kemudian Lyra memeluk pigura itu sambil terisak lagi.

Menangis terus hingga matanya perih, namun Lyra tidak ingin tertidur lagi. Lyra ingin keluar berkumpul bersama keluarganya. Sebelumnya Lyra harus mencuci muka untuk menyegarkan diri.

Setelah semuanya selesai Lyra membuka pintu kamar dan turun ke bawah, namun saat langkahnya masih di undakan tangga yang terakhir. Lyra mematung dan pikirannya kosong.

Bukan karena Lyra melihat arwah opanya, bukan karena Lyra terkejut saat melihat banyak orang di rumahnya. Tapi yang membuat Lyra terkejut adalah seorang gadis yang sedang duduk di samping mamanya itu. Dan sialnya gadis itu sangat mirip dengan Lyra.

I-itu siapa? Yang meninggal opa kan? Terus gue masih disini. Apa jangan-jangan gue juga nyusul opa.

Lyra membekap mulutnya ,dia shock dan ingin kembali ke kamarnya namun saat baru berbalik, panggilan dari mamanya membuat Lyra berhenti.

"Lyra sayang, mau kemana? Kita ngumpul di bawah yuk. Kamu udah nggak papa kan?" Tanya mama dengan tangan yang mengelus lengan Lyra.

Lyra tercekat saat mamanya memanggil namanya, berarti dia masih hidup. Lalu matanya melihat lagi ke arah tadi dimana dia melihat gadis yang sama sepertinya. Dan lagi-lagi membuat Lyra mematung.

"Lyra, are you ok sayang?"

"Aku nggak papa kok ma, em siapa tadi yang duduk sama mama?" Lyra bertanya dengan hati-hati pada mamanya.

"Eh? Oh, dia kembaran mu Lyra namanya Lara.."jawab mama dengan tersenyum.

"Kembar? Lara? Ma, jadi Lyra selama ini punya kembaran? Dan semuanya termasuk opa nyembunyiin ini dari Lyra? Lyra kecewa sama mama..."

Mamanya menatap sayu Lyra, Lyra tidak pergi sebelum mendapat penjelasan dari semuanya termasuk mamanya, kemudian mamanya menggandeng tangan Lyra dan membawanya ke bawah bertemu dengan kembarannya, Lara.

Kini Lyra dan mamanya sudah di bawah dan berhadapan dengan kembarannya itu, Lara. sepenglihatan Lyra, Lara merupakan pribadi yang ramah dan gampang senyum serta feminim layaknya gadis idaman para laki-laki seumurannya.

"Ini pasti kak Lyra kan ma? Meskipun kita kembar, ternyata kak Lyra lebih cantik ya ma.." mamanya tersenyum mendengar penuturan Lara. Sedangkan Lyra hanya memandang datar ke arah Lara.

Iyalah lebih cantikan gue! Jangan mentang-mentang kembar gue ngalah ya soal kecantikan. Huuu..

"Lyra, Lara ada yang ingin mama sampaikan sama kalian. Ini amanat dari opa kalian.."

Kemudian Lyra dan Lara mengikuti kemana mama nya pergi. Ternyata mamanya pergi ke kamar Lyra yang sialnya masih berantakan.

Mamanya menggeleng-gelengkan kepalanya, Lara sedikit tertawa, sedangkan Lyra yang hanya menyengir.

[1] S a l y r a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang