Rumah berpagar besi yang berdiri sekitar dua meter itu tidak bisa menyembunyikan keasrian dalam rumah. Rumah dengan cat perpaduan warna antara abu-abu gelap dan terang itu tampak tenang karena memang masih pagi. Di kompleks perumahan ini masih sedikit orang yang beraktivitas. Di depan pagar rumah abu-abu sudah berdiri seorang gadis berambut sepunggung yang nampaknya melongokkan kepalanya hanya untuk memastikan orang yang di nantikannya itu keluar dari balik pintu rumah.
Gadis itu adalah Lyra. Dan bisa di tebak rumah siapa yang dia tapaki itu. Ya, itu rumah Gilang. lima menit berlalu tapi tidak ada tanda-tanda seseorang akan keluar dari balik pintu rumah. Jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 06.25 yang artinya tiga puluh lima menit lagi bel masuk. Lama-lama tampaknya dia bosan menunggu salah satu pemilik rumah tersebut. Saat hendak berbalik dan melangkah, terdengar bunyi pintu di buka. Tak ingin berlama-lama kini dia sudah mengintip dan memposisikan kepalanya di antara sisi pagar yang berlubang. Tapi sayang, bukan orang yang dia tunggu yang keluar melainkan wanita paruh baya dan seorang anak lelaki tampan yang berumuran sekitar 14 tahun. Itu tante Ariana- Mama Gilang dan adiknya Genta. Tentu saja membuat gadis itu cemberut tapi dia tidak mau melewatkan untuk tidak menyapa calon mertua yang belum jadi itu."Pagi tante, pagi Genta.."
Yang di sapa pun terlihat berjengit kaget karena suara yang tiba-tiba menyapa mereka. Terlebih Genta, melihat ekspresinya yang menampilkan mimik jelek namun tampan, shock itu tentu saja Lyra tau bahwa Genta kaget setengah mati.
Oh lihat lah muka tampannya yang pucat itu."Loh, nak Lyra? Belum berangkat?"
Si tersangka yang membuat kaget itu hanya menyengir malu. Mungkin pikir calon mertua yang belum jadinya itu kalau Lyra tidak lebih rajin dengan anaknya, Gilang. Bahkan sekarang sudah menunjukkan pukul 06.30.
Tak mau membuat calon mertua yang belum jadi itu menunggu akhirnya Lyra menjawab dengan polosnya.
"Aku lagi nungguin Gilang tante, Gilangnya masih lama ya di dalem?"
Ariana-mama Gilang itu pun kaget mendengar jawaban dari Lyra.
"Loh, Gilang sudah berangkat dari sepuluh menit yang lalu. Duh Gilang nggak nungguin kamu? Kamu sudah memberi kabar Gilang kalau mau berangkat bareng?"
Sembur Ariana. Hal itu membuat Lyra tak enak hati dan segera menjawab dengan mimik menyesalnya yang membuat mukanya jelek tambah terlihat jelek.
Iya tante, Gilang nggak nungguin malah nolak buat berangkat bareng! Hiks.
"Eh? Nggak tante, aku cuma kebetulan baru berangkat tante. Cuma sekalian gitu bareng Gilang, Eh Gilangnya duluan. Nggak apa-apa kok tante, Lyra pamit dulu yaa.. Assalamu'alaikum" calon mertua belum jadi. Batin Lyra menambahi perkataannya. Dan terdengar jawaban dari lawan bicaranya itu.
"Wa'alaikumsalam nak Lyra. Hati-hati.."
Kini Lyra sudah berjalan menjauh dari rumah calon pujaan hatinya yang entah mungkin tidak pernah kesampaian. Lyra terlihat kuyu karena Gilang memang benar-benar dengan penolakannya semalam. Argh!
******
"Salyra Anna!"
Mendengar namanya di panggil. Lyra pun berhenti dan menoleh sedikit ke belakang guna memastikan siapa yang memanggilnya. Tapi dari suaranya Lyra merasa bukan teman sebayanya yang memanggilnya. Dan penasaran sehingga membuat Lyra sepenuhnya menoleh penuh kan kepalanya ke belakang. Benar saja, di belakang telah menunggu wanita paruh baya yang mengenakan seragam dinasnya yang makin memperlihatkan dirinya yang berwibawa. Lyra panik. Ada apa sebenarnya? Kenapa guru itu memanggilnya? Tak mau hanya menebak-nebak dengan pikirannya. Kini Lyra berjalan menuju guru itu -Ayu Lestari terlihat pada nametagnya. Yang menyandang status guru matematika yang mengajar di kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S a l y r a
أدب المراهقين(Revisi setelah tamat) Tentang Salyra Anna. Perempuan dengan rambut panjang berponi dan tubuh tinggi semampai dengan warna kulit yang putih. Memilik sifat jahil dan jutek tapi penyayang. Menyukai makanan pedas, es krim oreo, dan semua jenis makanan...