"Kalo yang itu namanya siapa om?" Tanya Jihan, keponakan perempuanku.
Aku baru saja ingin menidurkannya tapi Jihan masih saja susah untuk tertidur. Oleh karena itu kuusulkan untuk mengajaknya bermain. Bukan permainan yang sulit. Hanya permainan memberi nama ke semua boneka dan mainan yang dimilikinya supaya dia bisa tertidur.
Sayangnya, pertanyaan tadi membuat keningku sedikit mengerut. Bukan apa apa, masalahnya kami baru saja memberikan nama pada mainan terakhir yang dimilikinya. Dan dia bertanya lagi.
"Yang mana sayang? Kita kan udah namain semua mainan Jihan."
"Yang itu om!" Ucap Jihan sembari menunjuk ke arah sudut kamarnya yang kosong. "Cewek itu! Enaknya kita kasih nama siapa om?"
"Yang mana sayang? Om nggak lihat."
"Itu om yang bajunya warna putih terus rambutnya panjang. Ah gimana kalo kita namain melet?"
"Melet?"
"Iya, abisnya dia suka melet melet sih, terus lidahnya panjang banget sampe ke lehernya sendiri."
Aku makin mengerutkan kening. Aku tak tahu apakah itu hanya sekedar imajinasi Jihan dan dia berbohong padaku. Yang jelas perkataannya barusan selalu dia ulangi tiap kali aku menemaninya untuk tidur.
Dan tiap kali kutanya apakah gadia itu masih ada di sana, Jihan selalu menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Melet selalu temenin aku tidur tiap malem om."
KAMU SEDANG MEMBACA
monstax; creepy 2.0 ✅
Fanfiction[BOOK TWO] "berhati-hatilah... kau mungkin tidak seorang diri..."