Sesederhana aksa anantara dan cakrawala yang saling bercengkrama dalam rona jingga, maka Pada Nawasena ada Binar atma yang mendekap litani bersama renjana sebagai penenang jiwa. --NHN--
"Na ...," Melsa memanggil tepat saat ia menelan potongan puding matcha nya yang ia kunyah sesaat tadi. Dan Narsa cukup menoleh ke samping menunggu Melsa melanjutkan ucapannya. "Setelah kejadian itu Binar tidak pernah mengeluh sakit perut atau pinggang nya kan Na?"
Terdiam sesaat, Narsa butuh menelan salivahnya sebelum menjawab pertanyaan Melsa tadi. Kemudian ia menggeleng pelan lalu berujar, "Alhamdulillah tidak Sa, terakhir kontrol dan Dokter Reni mengatakan Binar sudah baik-baik saja." jelas Narsa seraya menatap Melsa serius.
Mendengar itu, Melsa spontan menghela napas lega. Tangannya lantas menepuk punggung tangan Narsa, Mengingat kejadian yang tak diinginkan lima bulan lalu dan Melsa tiba-tiba saja khawatir dengan kondisi perut dan pinggang Binar pasca keguguran.
Entah lah mungkin Melsa masih terdistrak dengan penuturan lugu yang keluar dari bibir Binar tadi. Tiba-tiba ia kepikiran kalau saja janin itu dapat bertahan maka usia kandungan Binar saat ini sudah memasuki enam bulan. Dan ia tengah membayangkan bagaimana akan lebih protective nya Narsa, Jagat, Saga serta Hasya kepada Binar.
Bukan apa-apa sebab di keluarga nya pun juga begitu jika ada dari sepupu nya yang mengandung maka semua anggota keluarga siap merezim dan merepotkan diri. Membuat sang Ibu hamil benar-benar tak berkutik. Melsa sampai spontan meringis sendiri karena tiba-tiba saja teselip bayangan dirinya yang akan menerima rezim tersebut cepat atau lambat dalam hitungan ketika ia dan Alex telah sah menjadi suami istri.
"Kenapa Sa?"
Melsa mengerjap. Lantas menggeleng dengan cepat lalu ia menyengir ke arah Narsa yang menatapnya dengan kening berkerut bingung. Melsa memilih tak menyampaikan isi kepalanya bukan apa-apa ia tak ingin membawa Narsa kembali mengenang kejadian nyaris enam bulan silam tersebut.
Ia tidak ingin ada airmata lagi setelah tadi ia benar-benar menangis dan juga Narsa turut meluruhkan airmatanya meski tidak sebanjir dirinya.
Seperti yang Narsa dan Jagat pernah katakan saat di rumah sakit. Mereka telah ikhlas dan menerima kehilangan itu sebagai takdir yang sudah di gariskan sang maha Pencipta. Janin itu semoga menjadi penolong untuk Binar dan Saga di akhirat kelak.
"Bagaimana kalau Binar isi lagi Na?" entah mengapa pertanyaan itu tiba-tiba meluncur dari bibirnya. Ia kemudian meringis dan menggaruk pangkal hidungnya saat melihat Narsa sontak menaikkan alisnya. "Maksudku Binar KB tidak sih Na dari kejadian itu?"
Wajar ia ingin mengetahui hal ini juga, Binar memiliki suami dan Melsa sadar ada di satu kondisi memang Binar dan Saga memiliki sikap ketika tidak sedang bersama dengan Narsa dan Jagat atau di depan Hasya. Mereka jauh dikatakan manis atau bahkan manja saat berada diluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena Hasya Narsa
ChickLitNote: Yang Baik diambil yang kurang baik dijadikan pelajaran (Mengandung Adegan Kekerasan) Hasya Narsa adalah dua Jiwa yang berbeda Dua ukiran wajah yang tak sama namun mereka sama Terpahat dalam kehalusan dan tersuguhkan dalam kelembutan Akan tet...