Good at All

523 32 9
                                    


Jiyong p.o.v

Aku kembali menegapkan tubuhku. Ku tatap diriku sekali lagi di cermin. Aku menghela nafas pelan. Aku gugup. Ya, tentu saja aku gugup. Setelah semua yg kulalui untuk Chaerin. Klarifikasi yg ku lakukan pada media waktu itu, benar benar menjadi gebrakan besar bagi para dragons. Terutama Daragon. Karena setelah aku melamar Chaerin di depan media dengan cara mendadak. Bahkan Chaerin waktu itu menggunakan piyama, wks, kagak elit banget yak. But, i think it's oke. Aku gak peduli. Yg terpenting adalah, aku takkan melepaskan Chaerin. Dan hebatnya banyak tanggapan positif akan Chaerin. Banyak yg menganggap Chaerin a lucky girl karena telah mendapatkanku. Padahal yg beruntung disini itu adalah aku. Aku yg beruntung mendapatkan gadis seperti Chaerin. Gadis sederhana, yg cantik dan penuh kasih sayang.

"Jiyong.. Sudah siap?" aku mengangguk menatap eomma yg juga terlihat cantik dengan pakaian formalnya.

"Jangan deg degan.. Nglamar Chaerin heboh hebohan kayak kemarin kamu aja nggak senervous ini.." sindir eomma.

"Ya elah eomma.. Ini kan beda.. Kali ini depan ortunya eomma.. Ortunya.. Calon besan eomma lhoh ini.."

"Wks.. Iya dah iya.. Duh anak eomma udah gede ya.. Udah mau nglamar anak gadis orang.." Eomma mengusap rambutku sayang. Ku peluk eommaku yg tercinta ini.

"Duh.. Dulu dulu yg pengen nikahin Jiyong cepet cepet siapa ya.." sindirku balik pada eomma. Lalu eomma mencubit pinggangku.

"Duh eomma.. Sakit tau.."

"Udah ah.. Kasian Chaerin udah nunggu kita di rumah orang tuanya.. Yuk kita segera kesana.." aku mengangguk mantap.. Chaerin tunggu oppa,ne.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Chaerin p.o.v

Sungguh aku deg deg an.. Astaga.. Hari ini beneran terjadi.. Aku rasanya seperti sedang bermimpi. Ku tatap wajahku di cermin. Aku menggunakan dress berwarna  biru laut. Lalu kusisir rambutku untuk kesekian kali.

"Udah cantik kok Chaerin.." aku tersenyum melihat bayangan eomma yg sudah berdiri di belakangku melalui cermin.

"Eomma.. Aku gugup.."

"Duh.. Anak eomma gugup.. Padahal baru juga mau di lamar.. Nanti kalo pas nikah, jangan sampe pingsan lhoh ya.."

"Isshh eomma ini.." Eomma mengambil sisir di tanganku lalu menyisir rambutku.

"Semoga.. Lelaki pilihanmu ini adalah lelaki yg benar benar baik untukmu.. Eomma dan appa hanya bisa mendukungmu.. Semoga kamu dan emm"

"Jiyong eomma"

"Nah, semoga kamu dan Jiyong nanti bisa hidup bahagia."

"Amin.."

"Chaerin!! Honey!! Yg di tunggu udah datang tuh!" pekik appa. Eomma pun tersenyum, beliau menepuk pundakku pelan dan berjalan keluar dari kamarku lebih dulu.

Huuffttt... Tarik nafas.. Keluarkan.. Tarik nafas.. Keluarkan.. Aku sungguh gugup.. Tidak.. Tidak.. Aku tak boleh gugup.. Let's go out Chaerin.. Aku tersenyum menatap bayanganku di cermin. Lalu aku pun keluar dari kamar.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Author p.o.v

Jiyong terus mencuri pandang pada Chaerin. Baginya, Chaerin terlihat sepuluh kali lebih cantik dari biasanya. Dan itu membuatnya semakin nervous. Dan suasana di ruang tamu itu pun menjadi menegangkan bagi Jiyong juga Chaerin.

"Begini Mr. Lee.. Kami selaku Orang tua Jiyong, ingin meminta putri bapak yg cantik ini untuk kami jadikan menantu keluarga kami.. Sebagai istri dari anak saya Jiyong.." Jiyong menegapkan tubuhnya saat appanya telah memulai pembicaraan yg menegangkan itu. Chaerin tertunduk malu, di kulumnya senyum yg terus ingin mengembang dari bibirnya itu.

"Hmm.. Apa anda bisa menjamin kebahagiaan putri saya? Karena dia adalah putri saya satu satunya.. Putri kesayangan kami.." Sahut Mr. Lee sembari mengusap kepala Chaerin yg duduk di apit oleh kedua orang tuanya.

"Saya berjanji ah- ehm appa.. Saya akan menjaga Chaerin dengan segenap jiwa saya.. Saya akan melindungi juga mencintai Chaerin sampai akhir hidup saya" tegas Jiyong sembari menatap mata Mr. Lee dengan sungguh sungguh. Chaerin menatap Jiyong yg dengan lantang bicara seperti itu pada appanya. Chaerin tersenyum tipis. Ia yakin. Ia tidak salah pilih.

"Kamu yakin?" tanya Mr. Lee lagi.

"Saya yakin appa.. Jika saya membuat putri anda menangis dan menyakitinya, anda boleh memukul saya beribu kali dengan tangan anda sendiri" sahut Jiyong mantap. Padahal jantungnya sudah berdegup dengan sangat cepat sampai sampai ia merasa jantungnya sebentar lagi akan melompat keluar.

"Hmm.. Bagaimana Chaerin? Apa kamu mau menerima lamaran dari Kwon Jiyong?" tanya Mr. Lee pada Chaerin. Chaerin mengangkat wajahnya dan memandang semua wajah yg ada disana. Ia mengulum bibirnya dan kemudian ia menjawab.

"Tidak" Jiyong yg awalnya tersenyum pun langsung terkejut.

"Mwo?" tanya mereka semua bersamaan

"Aku Tidak bisa.. Aku tidak bisa menolak lamaran oppa.." Lanjut Chaerin yg membuat semua di ruangan itu bernafas lega, terutama Jiyong.

"Jadii kapan tanggal pertunangannya akan di gelar?" tanya Mrs. Kwon. Keluarga itu pun tersenyum senang.


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Jiyong melangkah dengan bebas dan tanpa beban. Ia bisa menggandeng tangan Chaerin sekarang tanpa perlu sembunyi dari apapun dan siapapun. Karena ia sudah menunjukkan pada dunia. Bahwa Chaerin miliknya. Dan dia adalah milik Chaerin. Bahkan Chaerin telah ia suruh berhenti bekerja, dan harus menemaninya kemanapun. Bahkan saat YGe menggelar tour dunia. Jiyong dengan senang hati membawa kekasihnya itu.

"Oppa.. Aku ingin kembali bekerja.." ucap Chaerin.

"Nope" Jiyong sibuk berkutat dengan kertas kertas pembukuan milik cafe peaceminusone kepunyaannya.

"Oppa.."

"Nope Hunh.."

"Tapi masa, aku nggak bekerja, dan malah mengikuti oppa kemana mana.. Bukankah itu seperti tugas seorang asisten?" Jiyong menaruh berkas berkas yg sudah selesai ia kerjakan.

"Arasseo.. Kau kan memang asisten oppa.."

"Eoh.. Bukannya oppa punya asisten sendiri? Kenapa jadi aku?"

"Ya.. Kau kan asisten pribadi yg hanya boleh untukku.. Asisten khusus yg harus menemani setiap langkahku.. Asisten khusus yg harus mencintaiku.. Dan harus terus bersamaku.."

"Aisshh jadi aku ini asistenmu atau kekasihmu?" tanya Chaerin setengah bingung. Jiyong tersenyum, di elusnya pipi Chaerin dengan lembut.

"Kau? Kau masa depanku.. Calon ibu dari anak anakku.." Chaerin tersenyum miring mendengar ucapan Jiyong.

"Dasar gembel.."

"Iya oppa gembel.. Makanya ngais ngais cinta mu.." Chaerin tertawa mendengar perkataan Jiyong. Jiyong pun memeluk Chaerin erat.

"I love you Hunh chae.."

"Love you too Jiyong oppa"


🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Next Chapter udah epilog yess guys.. Hope you all like this story..
And jangan lupa buat vote plus comment.. Thanks all

Salam kecup dari CL kawe 😚😚😚

Destiny (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang