Aku sudah mengerti
Apa itu puisi
Yang kutulis untuk bidadari
Yang baru-baru ini
Menghampiri- Arfan Raffasya
***
Pagi ini, Arfan lebih pagi bangun dari biasanya. Mungkin ini adalah efek bergadangnya tadi malam, ia semalam nonton film action, yaitu genre film yang sangat disukainya hingga larut malam. Namun, walaupun begitu, Arfan tidak mengantuk.
Setelah bersiap-siap dengan baju seragamnya, rambutnya yang hitam disisir dengan rapi dan tak lupa menggunakan parfum, cukup membut Arfan lebih tampan walau hanya tampil seadanya. Ia pun bersiap-siap turun untuk sarapan pagi.
"Pagi, fan". Laudya mengelus puncak kepala Arfan.
"Hm". Balas singkat Arfan.
"Ada yang mau papa omongin sama kau, fan". David menatap Arfan.
"Ngomong aja". Arfan mengunyah rotinya.
"Jadi, untuk 2 minggu kedepan, Papa dan Mama bakalan ke Inggris, ada kerjaan yang mau papa selesaikan disana...".
"Arfan pergi dulu". Arfan langsung memotong pembicaraan David dan pergi ke sekolah.
Arfan sudah tahu pembicaraan David akan mengarah kemana, pasti tidak jauh dari pekerjaan.
"ARFAN, PAPA BELUM SELESAI BICARA!". David berdiri dan berteriak dari dalam rumah.
"Sudah, pa. Mama tau dia tidak menyukai kita". Laudya menenangkan David.
"Papa dan mama serius?". Tanya Kania.
"Iya, Kan. Kamu ga papa kan tinggal sama Kak Arfan dulu sebentar?". Tanya Laudya.
"Ga mau ah, Kania mau nginep di rumah temen Kania aja kalo gitu". Ketus Kania.
"Yaudah sih, terserah kamu".
***
"Zahra!". Panggil Pak Dodi.
"Mampus gue!". Batin Zahra.
"I-iya....pak". Ucap Zahra terbata-bata
"Kerjakan soal ini, Bapak yakin kamu pinter dan bisa mengerjakan soal ini". Suruh Pak Dodi dan menunjuk Zahra yang ketakutan.
Pak Dodi adalah salah satu guru SMA Nusa Bakti yang mengajar bidang studi Kimia.
Kimia? Adalah hal yang menakutkan bagi seluruh siswa SMA Nusa Bakti setelah Matematika dan Fisika tentunya, itu untuk anak IPA saja.
Kalau Zahra? Sebenarnya Zahra itu pintar dalam segala mata pelajaran, tetapi ia agak lemah dalam pelajaran kimia, walaupun ia agak mengerti dikit. Tetapi beda, kali ini yang dipelajari adalah tentang Titrasi Asam dan Basa. Sungguh demi lautan yang ada didalamnya, Zahra tidak mengerti sama sekali.
Beberapa kali ia mencari jawabannya sebelum dipanggil Pak Dodi kedepan, tetapi hasil yang ia dapatkan nihil. Sehingga ia hanya bisa mematung ditempat, ditambah tatapan para siswa yang ingin membunuh Zahra seketika.
"Gimana, lo bisa ga ra?". Tanya Rania yang melihat Zahra mematung.
"Kalo gue bisa, udah lama gue maju, bego!". Zahra kesal.
"Cepet, Zahra! Kedepan, kerjakan soal ini". Paksa Pak Dodi.
"Iya pak". Dengan pasrah Zahra kedepan dan mengerjakan soal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First
Teen FictionCinta. Hal itu adalah hal yang paling tidak dipahami dan tidak dimengerti oleh dua sosok yang hidupnya tidak pernah dihampiri dengan cinta, dua sosok yang anti namanya pacaran. Arfan dan Zahra adalah dua manusia sederhana yang belum pernah menyelam...