The First : Dua Puluh Sembilan

1.3K 59 24
                                    

Lebah bakalan ngasih kesempatan kepada kupu-kupu untuk menyapa bunga

-Arfan Raffasya

***

Arfan kenapa lagi ini?😅
Budayakan vote dan komen, ya
Happy reading🙌

----------

"Kak, mau tanya dong". Zahra menghampiri kakaknya, Fajar yang sedang menonton kartun kesukaannya, spongebob squerpants.

"Gue ga ada duit". Balas cepat Fajar yang matanya fokus ke tv.

Yang diajak ngomong malah merengek. Sebenarnya ada apa dengan kakaknya satu ini, emang dia siapa sampai-sampai meminta uang sama kakaknya? Tabungan dia kan banyak.

"Gue punya banyak duit, ga harus mintak sama kakak kali!". Zahra mengerucutkan bibirnya, kesal.

Ia pun duduk di samping Fajar.

"Ngapain sih ikut-ikutan duduk disini! Hus, hus, sana aja! Nganggu gue nonton aja lo!".

"Jahat banget, sih!".

"Biarin!".

"Pelit!".

"Biarin!".

"Awas aja kalo ada perlu sama gue!".

"Terserah!".

"Aaaaahhh, gue mau nanya bentar kak! Pelit banget sih jadi kakak!".

"Palingan nanya yang unfaedah".

"Udah ah! Gue mau nanya sama Kak Dimas aja!". Zahra hendak berdiri dari meninggalkan Fajar yang masih stay cool di sofanya.

"Percuma, Kak Dimas lagi pergi sama temennya, haha". Fajar tertawa jahat.

Karena perkataan Fajar barusan, Zahra pun langkahnya terhenti. Bagaimana ini? Ini hendak menanyakan suatu hal kepada kakaknya, Fajar. Tetapi, kakaknya itu sama sekali seperti tidak mencerminkan seorang kakak, aneh.

"Udah nih, gue mau ngomong baik-baik". Zahra kembali duduk di samping Fajar dengan wajah memelas.

"Gitu kan enak". Fajar tersenyum kecil, enak sekali membuat adiknya ini menjadi kesal, sebuah kebahagiaan tersendiri baginya.

"Gini kak, gue--".

"IHH KOK ANEH SIH! DI BAWAH LAUT KOK API BISA HIDUP? HERAN!".

Sabar Zahra, sabar.

"Dasar boneka mampang!". Batin Zahra kesal.

"Gue ma--".

"NAH ITU, ITU! KENAPA SIH SQUIDWARD BAWAANNYA MARAH MULU?!".

Plak.

Habis sudah kesabaran Zahra.

"SAKITT WOY TITISAN MIMI PERI!". Kata Fajar dengan nada tinggi sambil mengusap-ngusap kepalanya karena dipukul cukup keras oleh Zahra.

The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang