The First : Dua Puluh Lima

1.1K 40 14
                                    

Cinta itu bagaikan lo suka sama bunga
Lo bakalan ngerawat bunga itu dan selalu menyiraminya tiap hari.

- Azzahra Zanitha

***

Plak.

"DASAR PANTAT DUGONG! CURANG MULU, LO!". Teriak Azril memenuhi seisi kelas XI IPA 2.

"CURANG DARIMANA, BEGE! LO AJA TUH YANG GA BISA NERIMA KEKALAHAN, JADINYA IRI!". Azzam memukul meja yang tepat berada didepannya, ia tak terima jika dituduh bermain curang oleh Azril.

Azril yang kesal pun semakin kesal, "AH UDAHLAH! LO ITU SELALU NYEBUTIN NAMA KOTA YANG UDAH KITA SEBUT!".

"Iri tanda tak mampu". Kalimat itu keluar dari mulut Fino yang tentunya semakin membuat Azril panas demi tujuh samudera!.

"Gue udah nyebutin nama negara yang awalnya P, ya Perancis! Udah kan?". Azzam membela dirinya karena takut nanti malah disudutkan.

"Ya iya udah! Tapi itu tadi sudah disebutin sama Arfan!". Debat diantara Azzam dan Azril makin menjadi-jadi.

"Perasaan tadi Perancis belum disebutin deh, Zril. Lo salah kali". Fino hendak meredakan suasana.

"OH! LO MAU DUKUNG SI PANTAT DUGONG, IYA? DASAR! AWAS AJA LO SEMUA, GUE GA BAKALAN TRAKTIR LAGI KALO KE KANTIN!". Azril melipat kedua tangannya layaknya orang yang memang sangat marah disertai bibir yang ia monyongkan.

Beginilah suasana kelas XI IPA 2 jika tidak ada guru, alias free class. Mereka memanfaatkan waktu kosong bukan untuk belajar, melainkan untuk bermain. Seperti Arfan dan kawan-kawan yang sekarang sedang bermain "ABC Lima Dasar".

"Traktir? Helowwww lo aja ga pernah nraktir kita! Dompet aja rata! Gimana mau jalan sama cewek! Nraktir kita aja lo ga pernah". Kata-kata yang keluar dari mulut Azzam memang sedikt, tapi langsung tepat menancap di hati Azril.

"Rata? Ihhh lo ngeselin banget sih! Hana ga rata, tau!". Rafka malah membicarakan hal yang lain.

"Astagfirullahalazim!". Azzam mengelus dadanya.

"Kerja lembur bagai quda, sampai lupa orang tua, oh hati terasa durhaqa, mak--".

Plak.

"Ini lagi panas lo malah nyanyi ga jelas!". Sebuah pukulan dari tangan Fino tepat mengenai kepala Rafka.

"Tega sekali kau abang memukul kepalaku yang indah ini! Kita putus!". Rafka malah membuat keadaan semakin panas dengan dramanya yang dadakan itu.

"Bacot!". Arfan pun memutuskan kembali ke tempat duduknya dan menelungkupkan wajahnya dengan kedua tangannya, tanda-tanda ingin ke alam mimpi.

"Tau ih Azril, ini kan cuman main, kok lo nganggepinnya serius, sih?". Fino menyudutkan Azril.

"Kalo mau serius, itu tuh seriusin aja si Nasya!". Sambung Rafka yang malah membuat Azril diam seribu bahasa.

Akhir-akhir ini memang gosip sudah banyak beredar bahwa seorang Azril dikabarkan sedang dekat dengan salah satu siswi kelas XI IPA 4, yaitu Nasya, teman dekat Zahra. Gosip ini sedang hangat-hangatnya setelah sebuah kabar berhembus tentang kedekatan seorang manusia es, Arfan dan Zahra.

"Au ah gelap!". Azril memutuskan untuk keluar kelas dan meninggalkan keempat teman-temannya yang masih heran dengan sikap Azril.

"DASAR, CEWEK LAGI PMS!". Teriak Azzam dari dalam kelas.

The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang