"Kau tau, aku merindukanmu..
Merindukanmu yang sangat membenciku..
Aku rindu sikap jahilmu..
Tapi aku tak bisa berbuat banyak untuk dapat merasakan kejahilanmu lagi..
Kakakmu.. Menyukaiku, aku tau itu..
Semoga kau juga menyukaiku, agar aku punya alasan untuk bisa mendekatimu..
Lagi..""Roseanne!!" teriak Limario yang terbangun dari tidurnya. Napasnya tersengal-sengal, keringatnya membasahi rambut cepaknya yang ia seka dengan tangan kanannya. Bahunya yang patah sudah sembuh dan semakin membaik dalam 3 bulan ini. "Kenapa aku memimpikanmu?" gumamnya.
***
Limario berjalan ke arah balkon kamarnya, melihat kerajaan Elvertale yang di hiasi dengan lampu-lampu rumah penduduk dan beberapa api unggun dari pengembara yang berada di hutan. Jauh menyebrangi kota dan hutan, disana lah Raja Ryuga tinggal bersama istri dan kedua anak gadisnya.
"Falcon.." elusnya pada seekor elang yang tertidur lelap. "Maukah kau bangun dan mengantarkan suratku padanya?" Limario memohon pada seekor burung dengan suara mirip anak kecil.
Tapi burung itu terdiam dan tak mengiyakan permintaan Limario. "Burung bodoh!!" pukulnya pelan."Ggaaaaaaakkkk..!!!" suara nyaring dari elang itu bersamaan dengan gigitannya pada jari sang pangeran.
"Ahh sial.." ucapnya sambil menarik jarinya sendiri.
***
Perjanjian dengan Raja Theo mulai dirasakan oleh Limario, ia mengiyakan untuk tidak bertemu dengan Roseanne. Dan itu sangat menyiksa ketika ia merindukan teman masa kecilnya itu.
"Kau mau kemana?" tanya Raja Theo saat Limario melangkah dengan pakaian biasa dan tidak dengan baju zirahnya.
"Aku mau jalan-jalan, bisakah aku? Dan kali ini tolong jangan di kawal." semenjak kejadian yang menyebabkan Limario dan Rose tidak bisa bertemu, Limario selalu di kawal dengan ketat oleh 3 sampai 5 penjaga kemana pun dia pergi dari istana. Ia menolak dengan keras semua penjagaan itu, tapi Raja Theo enggan untuk mengiyakan permintaan Limario, ia tetap mengirim penjaga meskipun anak sulungnya menolak dengan keras.
"Pangeran.." sapa Thorin sambil membawakan Phillips padanya.
"Aku tidak akan pergi dengan kuda."
"Tidak bisa, Tuan. Anda harus naik kuda."
"Kuda saja yang naik aku, bagaimana?" Thorin menghela napasnya dan berusaha sabar.
"Anda membutuhkan Phillips."
"Tidak, kembalikan saja dia ke kandang." musim dingin menyelimuti kerajaan Elvertale, tapi seorang Limario tidak mau di jaga.
"Saya memaksa, Pangeran." ucap Thorin dengan nada tinggi.
"Beraninya kau.."
"Theodorin Limario Manoban." Raja Theo menatap Limario tajam dan ia pun menurut, menaiki Phillips dan pergi tanpa baju zirahnya.
***
Jisoo berjalan di sekeliling rumah pohon yang belum di perbaiki oleh sang kakak. Tampak jelas sisa kebakaran disana, entah apa yang Jisoo cari tapi ia mulai menyingkirkan salju-salju yang menutupi sesuatu.
"Ternyata kau disana." Jisoo mengambil sebuah lukisan dirinya yang sedikit terbakar di bagian sudutnya. Ia melihat tanda tangan Limario di pojok bawah lukisannya. "Aku akan membawa pulang ini." ucapnya sambil tersenyum.
Dari jauh Limario berhenti, ia menyimpan Phillips di balik pepohonan, sedangkan ia mengendap-endap mendekat pada Jisoo.
"Jisoo?" terlihat adiknya yang sedang memegang lukisan itu kemudian pergi dengan kudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love
Fantasy[MATURE CONTENT] [PRIVATE AVAILABLE] "Kau tau jika mereka tidak bisa bersatu?"