Chapter 3

50 25 6
                                    

"Maaf kan hatiku,dia terlalu bermimpi untuk memilikimu lagi ."~Dhiva

Setiba dirumah Fara. Fara dan Rafa disuruh untuk menunggu tamu datang,karena sebentar lagi ibu nya Fara akan pergi,katanya akan ada acara.

Fara dan Rafa duduk diruang tamu, dengan candaan yang menurut Fara sangat garing. Tiba-tiba ada sesosok perempuan yang masuk ke ruang tamu dengan wajah cantiknya. Ya dia adalah Dhiva, sepupu dari Fara dan sekaligus mantan Rafa.

Fara mendengus kesal melihat Rafa yang tidak berhenti melihat Dhiva.

"Dhivaa, lo apa kabar? Udah lama gak mampir kesini." Lalu Fara pun memeluk Dhiva.

"Iyaa gue niatnya mau sekolah disini, nanti anterin gue ke apartemen yah." Ucap Dhiva sambil sesekali melirik Rafa.

Jujur saja Fara tidak suka melihat Rafa dan Dhiva yang saling mencuri pandang. Akhirnya Fara ijin kebelakang beralasan untuk mengambilkan minum.

Didapur Fara hanya melamun,ia takut kehilangan Rafa karena Dhiva. Jujur saja,Fara minder melihat Dhiva yang tampak lebih cantik darinya. Dhiva terlalu sempurna dimatanya. Dia baik,cantik,anggun.(foto Dhiva di mulmed). Lalu Fara,dia hanya gadis biasa yang beruntung bisa berpacaran dengan kapten sepak bola Yaitu Rafa.

"Non,ini saya bawakan apa nona yang mau membawa?" Ucapan pelayannya menyadarkan lamunan Fara.

"Saya saja bi, makasih udah bantuin Fara." Fara pun membawakan minuman dan beberapa cemilan untuk dibawa ke ruang tamu.

Pemandangan yang tidak enak dilihat Fara. Ia melihat Rafa yang menggenggam tangan Dhiva. Dan Dhiva yang bergelayut manja dilengan Rafa.

Cobaan apa lagi tuhan, Fara lelah.

Lalu Fara pun memberanikan diri mendekat dan meletakkan minuman dan cemilan dimeja, Rafa dan Dhiva langsung pura-pura sibuk masing-masing.

"Sayang,bukannya kamu sekarang harus pulang?" Ucap Fara. Namun ia tidak berani menatap Rafa,karena Fara takut jika Rafa melihat matanya yang mulai berair.

"Ngga jadi sayang, ngga enak ada tamu spesial gini masa mau ditinggal pulang." Ucap Rafa dan melihat Dhiva yang tampak tersenyum manis.

Dia dengan gampangnya nggagalin jalan,tapi malah kaya gini. Dia bertahan untuk Dhiva.

"Far,boleh pinjem pacarnya bentaran gak?gue mau minta temenin ke toko olahraga." Ucap Dhiva terang-terangan tanpa merasa tidak enak.

"Iya,boleh kok." Fara tersenyum terpaksa. Padahal ia sangat sangat tidak rela melihat Rafa dan Dhiva jalan berdua.

"Yaudah sekarang aja yuk Dhiv,,ini udah sore." Entah sengaja atau tidak Rafa menarik tangan Dhiva didepan Fara. Ya didepan pacar sah nya sendiri.

Fara hanya tersenyum kikuk.Melihat Rafa dan Dhiva yang mulai meninggalkan rumah Fara.

Tess..

Jujur saja Fara cemburu,walaupun Dhiva adalah sepupunya. Namun Rafa dan Dhiva pernah menjalin kasih.

Ya mungkin ini yang namanya karma. Aku rebut Rafa dari Dhiva dan sekarang Dhiva yang merebut Rafa darinya.

Tiba-tiba ada yang memasuki rumahnya. Fara langsung mengelap air matanya agar tidak kelihatan. Ternyata Lisa sahabatnya.

"Are you okay baby?" Lisa langsung memeluk Fara yang tampak sembab matanya.

"Yes, i'am fine." Ucap Fara serak.lalu Lisa memeluk Fara. Ia tau bahwa sahabatnya tidak sedang baik-baik saja sekarang.

"Ceritakan, apa alasan mengapa mata lo sembab." Ucap Lisa sambil mengelus punggung Fara untuk memberikan ketenangan.

"Dikamar ajaa." Ucap Fara dan ia langsung membawa Lisa ke kamarnya yang ada di lantai 2.

Sudah lama bersahabat,namun Fara baru pernah membawa lisa ke kamarnya.

Lisa takjub dengan kamar Fara yang terlihat sangat luas. Dan bernuansa doraemon. Lalu Fara menarik tangan Lisa untuk masuk dan menutup pintu kamarnya.

Fara dan Lisa menuju balkon kamar Fara. Tempat yang paling menenangkan. Namun tidak untuk Fara sekarang ini.

"Lis,kalo pacar lo jalan sama mantannya gimana rasanya?". Ucap Fara sambil memandang kosong langit. Seakan ia melihat wajah bahagia Rafa dan Dhiva saat ini.

"Gue larang lah! Mantan itu berbahaya Far,cinta bisa tumbuh dengan seiringnya waktu. Apalagi mantan yang pastinya pernah satu perasaan. Eh btw kenapa lo bilang kek gitu?" Ucap Fara dan menggenggam tangan Fara.

"Rafa sama Dhiva lagi keluar sekarang." Ucap Fara dengan meneteskan air mata yang sedari tadi dia tahan. Perih rasanya jika harus mengingat kejadian tadi.

"Maksudnya?bukannya Dhiva ada di singapur yah?" Tanya Lisa mengintrogasi.

"Tadi dia pulang dan pergi bareng Rafa,gue sebenarnya kecewa Lis,sakit. Tapi gue bisa apa." Ucap Fara sambil sesekali menjatuhkan air mata berkali-kali.

Lisa sudah kenal Fara sejak kecil,bahkan ia menganggap Fara sebagai adik kecilnya. Semua yang Fara alami pasti Lisa tau. Tidak ada rahasia diantara mereka berdua.

"Kenapa lo pasrah banget si Far,ini nih yang gue gasuka dari lo,lo terlalu ngalahan. Payah! " Ucap Lisa dan ia langsung menatap ke arah lain dan melepaskan genggaman fara.

"Gue ngga mau dibilang ngekang Lis, tapi gue juga gak mau sakit kek gini. Dhiva bakal lama tinggal disini, dan gue harus gimana?" Ucap Fara emosi. Namun ia hanya melampiaskan dengan menangis.

"Sekarang kita ikuti Rafa sama Dhiva!" Tegas Lisa.Ia langsung menarik tangan Fara dan keluar dari kamar Fara. Lalu ia membawa mobilnya ketempat Rafa dan Dhiva berada.

Dari kejauhan Fara dan Lisa melihat Rafa dan Dhiva yang sepertinya sedang makan di rumah makan dekat dengan toko olahraga. Lalu Fara dan Lisa menghampiri dan duduk di belakang Rafa dan Dhiva,namun tetap memberi jarak.

"Raf,makasih banyak yah,udah beliin aku sebanyak ini." Rafa hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.

Fara dan Lisa melihat banyak sekali alat-alat olahraga di sebelah Dhiva. Yang ternyata dibelikan oleh Rafa.

"Raf,lo beneran?pacaran sama Fara?" Tanya Dhiva dan menatap intens mata Rafa.

"Iya,emangnya kenapa?" Tanya Rafa dan ia langsung melanjutkan makannya seperti biasa.

"Fara tipe lo?bukannya lo sukanya yang badannya berisi kaya gue gini yah?Fara mah kaya tusuk sate, lurus doang gak ada isinya." Yap Dhiva menyindir Fara kali ini,namun Fara menenangkan dirinya. Ia pun menarik tangan Lisa yang kepancing emosi. Fara tau ia pasti akan dibela Rafa,makannya sekarang ia hanya mendengarkan tanpa ingin berargumen.

"Haha,iya si lo bener,gue juga bingung. Tapi gue bener-bener nyaman sama dia." Ucap Rafa dengan tersenyum manis. Fara sedikit puas dengan jawaban Rafa.

"Lo gak malu?kalo ngajak Fara keluar?dikira bawa papan haha." Ucap Dhiva yang membuat Rafa tersenyum sinis.

"Gue ngga pernah malu punya pacar kaya Fara. Dia cewe baik-baik yang ngga pernah nunjukin badan yang harusnya gak diperlihatkan kaya lo." Ucap Rafa tersenyum sinis dan melirik Dhiva.

Ya sekarang Dhiva memakai dress yang memperlihatkan belahan dadanya dan paha mulusnya.

Ayayay😍kembali lagi, vote and comment gays😮

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang